[Teaser] My Sooyeon, My Yuri

Hello readers ku!!!

masih ada orang kah ? thor ga yakin masih ada yang mampir kesini haha

Anyway.. gak apa-apa kok kalau ga ada orang lagi, memang pantes karena dah lama ga pernah di update lagi *sadar diri*

tapi bagaimana pun thor masih punya keinginan buat nulis (maksudnya masih kepikiran ff). selama author menghilang banyak hal yang terjadi buat sone di tahun 2014 *udah ga usah di bahas, bikin sakit hati aja*

satu hal yang harus kalian tahu, bahwa thor ga akan berhenti menulis ff dan berkarya. walau thor tidak pernah nge-post tapi ada keinginan untuk post TT (harap di maklumi). Disamping kesibukan saat kuliah, author juga ada nulis ff cuma ga di post karena ceritanya pendek banget *sama aja kalo gitu*. author berharap akan menyelesaikan ff lainnya yang gantung, tp tggu dapat ide hahaha

sekarang thor cuma ngepost ide yang terlintas di otak thor. bukankah penulis harus menulis segala ide yang ada di otaknya dan setelah itu baru di edit hhaha…

Semoga para readers senang dengan kehadiran thor yang satu ini..
kagak berani buat janji2 lagi *ampun*

Note : segala sesuatu yang tidak pernah terkirakan akan terjadi dalam setiap kehidupan, namun percayalah “semuanya akan indah pada waktunya”

Cast : Yulsic

Length : Series

Genre : Yuri, Romance, Drama

Main cast :

Kwon Yuri,  Seorang gadis tanned yang bertalenta di bidang seni lukis. Bakat yang diwarisi oleh ayahnya.  Berasal dari keluarga yang sederhana, lahir di Korea namun tumbuh di Los Angles, US.  Tetangga Jessica Jung sejak sekolah dasar hingga SMA.

Jessica Jung, gadis berwajah dingin yang memiliki kelainan bawaan sejak lahir, Intellectual Development Disorder (IDD). IDD yaitu sejenis bentuk dari keterbelakangan mental, rata-rata penderita akan memiliki IQ dibawah 70 yang menyebabkannya lamban dalam hal kognitif dan memiliki kesulitan untuk beradaptasi dengan sekelilingnya. Lahir dan menetap di Los Angles bertentanggan dengan Yuri.  Berasal dari keluarga kaya, ayahnya seorang pengusaha .

Bagi keluarga Jessica, kehadiran seorang Kwon Yuri sebagai tetangga mereka adalah sebuah anugerah dari Tuhan. Bagaimana tidak, jika setelah mengenal Yuri selama beberapa tahun kedepannya dokter pribadi keluarga Jung mengatakan bahwa daya tangkap dan IQ Jessica mengalami kemajuan kecil. Walau hanya kemajuan “kecil” namun keluarga Jung merasa Yuri membawa hal positif untuk putri mereka satu-satunya. Awalnya, mereka tidak begitu mengizinkan putrinya berteman dengan Yuri, dikarenakan status social yang berbeda. Namun, ketika mereka melihat sisi lain Jessica ketika bersama Yuri, akhirnya mereka berubah pikiran dan berharap Yuri bisa membantu putrinya itu.

Yuri seumuran dengan Jessica, namun karena Jessica memiliki keterbelakangan mental ia harus ketinggalan dua tahun dibangku sekolah dari Yuri. Pada awalnya, Yuri dan Jessica berada di sekolah dasar yang berbeda, tentunya Yuri di sekolah dasar pada umumnya dan Jessica di SLB. Karena ada perkembangan positif dari IQ Jessica selama 6 tahun ia di SL dan IQ nya memenuhi criteria untuk masuk di SMP tempat Yuri bersekolah. Bisa dibilang Jessica begitu tergantung kepada Yuri. Satu hari tidak melihat Yuri saja membuat ia menangis semalaman. Oleh karena itu, orang tua nya meminta Yuri untuk tinggal serumah dengan mereka, satu kamar, bahkan satu ranjang. Oleh karena itu juga, Jessica bersikeras untuk satu sekolah dengan Yuri.  Ironisnya, kondisi mental Jessica tidak berkembang sebaik kemampuan IQ nya. Perkembangan mental yang begitu minim mengakibatkan Jessica sulit beradaptasi kepada orang-orang disekitarnya. Jessica masih takut dan sulit berhubungan dengan orang lain, terkecuali orang tuanya, orang tua Yuri, dan Yuri. Hal ini membuatnya tidak mempunyai teman di sekolah, selain ia dijauhi oleh kelainan yang ia miliki. Namun, ia tidak peduli asalkan ada Yuri disampingnya.

Semuanya berjalan dengan baik, sebelum Yuri pindah ke Korea untuk melanjutkan kuliahnya. Jessica dengan terpaksa harus belajar hidup tanpa Yuri selama dua tahun di Amerika. Ia melakukan semua itu bukan tanpa alasan, tetapi karena janji yang Yuri katakan kepadanya. Walau bukan perubahan yang besar tetapi setidaknya Jessica yang sekarang sudah memiliki keberanian untuk memberikan respond kepada orang lain. Tentunya bagi orang tua Jessica ini ada kemajuan yang sangat bagus. Mereka berharap Jessica-nya bisa hidup seperti gadis normal lainnya.

Janji seperti apakah yang menguatkan mental Jessica ? akankah Yuri dan Jessica bertemu lagi?

bagaimana teasernya ? suka? tidak suka? pasaran?

janji yang Yuri katakan kepadanya. Walau bukan perubahan yang besar tetapi setidaknya Jessica yang sekarang sudah memiliki keberanian untuk memberikan respond kepada orang lain. Tentunya bagi orang tua Jessica ini ada kemajuan yang sangat bagus. Mereka berharap Jessica-nya bisa hidup seperti gadis normal lainnya.

Janji seperti apakah yang menguatkan mental Jessica ? akankah Yuri dan Jessica bertemu lagi?

The Strength of Love [p.1]

Anyeong readers.. 🙂 *bagi permen*

kangen thor? #pastinyatidak
belakangan ini thor sibuk banget karena tugas2 dan ulangan.
jadi readers yg baik harap maklum ya… hehe
udah ah.. banyak  bacot..

 

Happy Reading !!

 

Genre : GenBen #sarandarireaders *makaci*
Cast: Yulsic

 

Sinar matahari menerobos menembusi gorden kamarku. Bukan  punyaku, tetapi kamar pinjaman untukku. Ahjumma berhati malaikat itu bersedia menampungku selama 2 tahun ini dan ia sudah menganggapku sebagai anak kandungnya sendiri. Setidaknya kehadirannya membuat hidupku lebih ramai.

Tok..tok.. “sooyeon-ah” aku tahu pemilik siapa itu. ku lirik jam dinding yang tergantung di kamar sederhana ini, omo! Jam 10. Haish.. aku sudah telat mengikuti 2 jam pertama. Aku tidak berniat  masuk kuliah hari ini. ku raih Iphone ku.

10 missed call

5 new messages

 

Fr : Stephanie Hwang

Jessie wake up!!

Jessie, hari ini ada 2 jam mata kuliah

Jangan bilang kau tidak mau kuliah lagi -____-

Reply me jessica!

Oh God!

 

Aku terkekeh membaca pesan dari sahabatku ini. Aku tidak mengerti kenapa dia begitu peduli padaku. Dia kaya, cantik, pintar, dan punya segalanya, tetapi malah ingin berteman denganku yang jelas-jelas tidak ada apa-apanya. Haish.. dan jujur aku sudah tidak niat untuk kuliah lagi semenjak appa tidak ada. Kalau bukan karena Tiffany mungkin aku sudah di DO karena hampir absen full dalam satu bulan.

Tok..tok.. “sudah jam 10 sooyeon, kau tidak  kuliah?” teriak ahjumma dari luar.

Beep..beep..

 

Fr : Stephanie Hwang

Keluar sekarang, aku di depan pintu kamar mu :/

 

Baiklah, sepertinya kau harus kuliah hari ini. klekk.. “hi..” sapa ku kepada yeoja yang berdiri tepat di depan kamarku ini. “santai sekali, cepat mandi sana” anak ini lebih parah dari ahjumma.

“yaa.. jessie, kenapa diam? Cepat mandi” perintahnya sekali lagi. “aku tidak mau kuliah hari ini” aku sengaja mengerjainya. “tidak boleh, kau harus kuliah hari ini . “ ia menarik tanganku.

“aku tidak akan membiarkanmu bolos lagi jessie-ah” nadanya menurun.

“baiklah, tapi lepaskan dulu tanganmu” ujarku dingin.

few minutes later

“ahjumma aku pergi dulu” ucapku datar. “ne.. jangan lupa sarapan”

                                                                                ___

 

 

Sementara Tiffany sedang menyetir aku memandang keluar jendela dengan tatapan kosong. Pikiranku kosong. Aku bingung dengan hidupku yang tidak memlilik arah ini. Dulu aku bisa hidup sebagai yeoja yang miskin harta, tapi sekarang aku tidak kuat untuk hidup sebagai yeoja yang miskin kasih sayang. Setiap saat aku merindukan mereka yang telah di surga.

“jessie, kita sudah sampai” ucapnya memecah lamunanku. Setelah memarkirkan  mobilnya, kami berjalan memasuki gerbang kampus yang bertuliskan SIMU.

Tiffany menggandengku menuju sebuah kursi dekat taman kampus. “tunggu sebentar yaa”perintahnya.”mau kema. . “ Seenaknya saja meninggalkanku sendiri.

Aku melirik jam tanganku, sudah setengah aku menunggu. Tiffany kemana sih?

“permisi noona” aku berbalik mencari tahu siapa yang memanggilku.

“permisi . . “  ternyata seorang ahjussi dengan pakaian yang bisa dikategorikan kotor. Tangannya menyeret sebuah kantong hitam besar.  “ne.. ada yang bisa saya bantu ahjussi?” tanyaku sopan.

“ne.. aku hanya ingin permisi untuk mengambil koran bekas yang berada dibawah tempat dudukmu itu noona” jelasnya. Dilihat dari pakaian dan penampilannya, dia seperti seorang pemulung?  

“oh baiklah.. biar aku ambilkan” aku menundukkan berusaha meraih koran yang dimaksud.

 

20 Mei 2010, senin

Salah Tembak, Polisi Muda dipecat

 

Aku membisu membaca headline salah satu artikel di koran itu. Tanggal itu, 1 hari setelah appa meninggalkanku. Ku segera bentangkan lembaran koran yang sudah ronyok itu tanpa memperdulikan ahjussi yang mungkin sedang bingung menatapk. Aku  mulai membaca isi artikel yang masih tersisa dengan seksama.

“jessie, maaf lama tadi. . “kehadiran Tiffany memecah keheningan diantara kami, aku dan ahjussi.

Aku mengangkat kepalaku dan memberinya tatapan ‘kemana saja kau huh?!’ sedangkan dia memberiku tatapan bingung ‘siapa dia?’

“maaf noona, bisa saya ambil korannya” ujar ahjussi sambil menunjuk koran yang ku genggam.

“ini? ambillah” Tiffany menyerahkan koran itu ke ahjussi.

“ne.. gamsahamnida noona” pamit nya . “Yaa!! Stephanie hwang aku belum selesai baca!” teriakku.

“what? Kau sedang membacanya?” pertanyaan konyolnya membuatku tambah kesal. “tentu pabo!” akhirnya aku mengucapkan kata itu. “why jessie? Itu hanya koran bekas, aku bisa membelikanmu yang baru” jawabnya dengan muka tak berdosa.

“itu koran penting Stephanie Hwang!” bentakku. “sepenting apa -___-“ dia membalas dengan tatapan tidak mengerti. “sampai-sampai  kau harus berebut koran bekas dengan ahjussi pemulung itu “ ia mengucapkannya dengan sangat enteng, seakan koran itu adalah sampah. Okay, itu memang sampah, tapi bagiku itu sangat berharga.

“lebih penting dibandingkan dirimu!” ketusku sebelum beranjak meninggalkannya.

‘Semoga ahjussi itu masih berada disekitar sini’batinku.

“Yaa! Jessie kau kenapa hari ini?” tak ku hiraukan teriakkan Tiffany.

                                                                                ____

 

“haish kemana aku harus mencari ahjussi itu. .” aku sudah lelah mencari ahjussi itu dengan mengelilingi kampus yang berukuran ± 100 hektar ini. “sudahlah jessie, ahjussi itu sudah pergi entah kemana” ujar Tiffany yang sedari tadi mengekor dibelakangku. “bukan ahjussi, tapi korannya” lirihku. Aku sudah kehilangan energi untuk membentaknya karena kesal. “ini makanlah, burgermu sudah dingin daritadi” ia menyodorkanku sebuah burger (tanpa ketimun).

“sebenarnya ada apa dengan koran itu jessie?” tanya disela makan.

“mahasiswa kedokteran harus disiplin Fany-ssi, kunyah dulu makananmu” aku tidak menjawab pertanyaanya. Aku malas membahasnya saat ini.  

“kau juga berbicara saat makan” protesnya. “aku kan memberitahumu” elakku. “sama saja.. :p”

“jessie..” nadanya mulai serius. “kalau koran itu memang sangat penting, mianhe” ia menunduk dan merasa bersalah padaku. Aku jadi tidak tega melihatnya, hmm.. rasa bersalahku mulai muncul mengingat ketika aku membentaknya tadi. #kokjadisalahmerasabersalahgini..haha

“baiklah.. aku memaafkanmu Fany-ah” aku berebahkan kepala di bahu Tiffany, setidaknya dapat menghilangkan rasa penat ku.

“mahasiswa kedokteran harus disiplin jessie, tidak boleh makan sambil tidur” aku terkekeh mendengar balasannya.

‘appa.. aku akan segera membalasnya, bersabarlah’

 

                                                                                ___

 

Tiffany PoV

Oh God!  aku bangun kesiangan pagi ini, bisa-bisa jessie memarahiku karena telat menjemputnya.

 

Fr : Lazy Jung

Sebagai gantinya kau menghilangkan koranku, kau harus mengantarkan ku ke kantor polisi besok jam 9. Ingat! Tidak ada kata telat. Mahasiswa kedokteran harus tepat waktu :p

 

Setelah membaca pesan yang dikirim jessie semalam aku segera membersihkan tubuhku dan beranjak pergi dengan mobilku.

Sesekali aku melirik jam tanganku. 08.50 am. “10 minutes more”ujarku dan segera menambah gaya pada pedal gas. Hehe.. aku terlihat seperti pembalap saja. aku berhasil menyalip 2 mobil didepanku, hal ini membuktikan bahwa skill driving ku tidak buruk.Asyik juga beradu  kecepatan dengan mobil lain

“AARRRGGGGHH!!!!!” teriakku dan refleks menginjak pedal rem sekuat mungkin. Ckiittt..

Suara gesekan ban mobil ku dengan lantai berbunyi nyaring. “hosh..hosh.. aku hampir mati jessie” ujarku mengelus dada. Kemudian aku segera keluar dan melihat keadaan seorang namja yang hampir ku tabrak tadi.

“chogi.. gwenchana?” tanyaku kepada namja yang sedang terduduk.

“gwechana..” uajrnya berusaha bangun. “akh..!” erangnya, ternyata lututnya terlukan. Menurut pengamatanku dia tidak apa-apa, tidak ada luka serius  dikepala, hanya ada beberapa luka fisik saja.

“jeongmal mianhe” bungkukku tulus.”ayo  aku antarkan kerumah sakit” aku membantunya berdiri dan membopongnya  ke mobil.

Sepertinya aku benar-benar harus telat menjemput jessie.

 

To: Lazy jung

Jessie, sorry aku agak telat. Ada urusan penting.

 

Send.

Tbc

bagaimana readers? hehe… masih permulaan, jadi mungkin masih datar #bukanmasihtapimemang  😀
mohon comment nya 🙂
bye.. update soon ( tapi mungkin 2 ato 3 minggu lagi karena sibuk buat persiapan ujian *mohon doanya readers*)
xan baca ff nya V thor dlu ya ehehe.. bye

 

[Teaser] The Strength of Love

Readers sayang~~ 
thor datang bawa oleh-oleh malming  :)))
walau cuma teaser, harap readers bisa senang:)
“kebahagiaan readers adalah kebahagiaan author” -L Thor-

Heehe.. Happy Reading
and GooD Morning 🙂 #baru sadar kalo udah jam 12 hehe Chu~

 

 

Cast : YulSic *always, because I’m Royal Shipper* 🙂

Subcast : Donghae, All SNSD members

Genre: Romance

Length : Series 

                                                                  

Prologue 

Bagaimana rasanya menjalani kehidupan yang hampa? Hidup sebatang kara, kesepian, dan tidak punya tujuan hidup. Tidak ada kasih sayang. Tidak ada pelukan hangat saat musim dingin di akhir tahun. Tuhan, kau tahu segalanya tentang ciptaanmu. Kau bahkan tahu tentang hal-hal fatal yang dapat menghancurkan hidupnya, tetapi kenapa kau tega membiarkan semua itu terjadi huh? Kau tahu Tuhan, semua kejadian telah  merubah hidupku dengan sempurna.

“Anak seorang pencuri” apakah sebutan itu pantas untuk seorang gadis cantik sepertiku? Memalukan.  Orang-orang mengatakan bahwa kecantikan seorang gadis akan terpancar ketika ia memberikan senyuman alaminya. Kalau begitu artinya aku tidak akan terlihat cantik sepanjang masaku, karena kejadian itu telah membuat kaku pipi ku. Aku tidak pernah melebarkan bibirku untuk tersenyum, tersenyum adalah hal tersulit bagiku.

                                                                                ___

 

Tidak bisa dipungkiri, dizaman serba canggih ini materi selalu menjadi tolok ukur manusia dalam menilai manusia lain. Seolah-olah pernyataan bahwa manusia memiliki derajat yang sama itu telah musnah tertindih oleh materi. Mereka sungguh telah buta.

Bulan Desember, tidak salah jika suhu di Seoul bisa mencapai -10oC . Dengan syal panjang yang kulilitkan dileher, baju tebal yang dapat menghangatkan suhu tubuhku. Menenteng beberapa buku tebal bercover anatomi tubuh yang beratnya bisa mencapai 1 kg. Aku memang gadis yang pede dan tidak peduli akan status sosialku. Aku berjalan memasuki gerbang kampusku, berusaha berjalan sefeminim seperti gadis lain. Sepanjang jalan dari gerbang menuju kelas ku, semua mata tertuju kepadaku, gadis-gadis pengunjing berbisik. Ingin sekali aku menatapnya dan berkata “lihat apa? Apa aku terlalu cantik?” setidaknya pujian itu yang pernah kudengar dari beberapa namja di kampus ini.

“jessie!” ah itu di temanku, satu-satunya teman yang ku miliki, karena hanya dia yang ingin berteman dengan gadis berkecukupan seperti ku.

“ah.. Fany-ah” aku memeluknya. “Lihat! Itu Stephanie Hwang, putri seorang pengusaha besar” bisik seorang mahasiswi pada temannya. “iya.. wahh aku suka senyumannya.. aku tidak mengerti kenapa ia ingin berteman dengan gadis miskin itu” ketusnya sambil mentapaku tajam. “menjijikkan” lanjutnya melalui kami. Hanya malaikat Tuhan yang tidak tersinggung ketika mendengar pernyataan seperti itu. “Fany-ah..” aku tertunduk, tidak ingin melibatkan orang lain dalam masalah hidupku. “jangan dengarkan mereka Jessie, ayo ke kantin” hibur Fany. “kau tidak pantas berteman denganku” sungguh aku tidak ingin merusak nama baiknya di kampus ini. “listen to me Jessie” ia menangkap kedua bahuku dan menatapku. “selama bukan aku yang berbicara seperti itu, semuanya akan berjalan seperti biasanya, we’re friend, best friend!” pernyataannya membuatku lega, setidaknya masih ada orang yang normal diantara orang buta. “ayo tersenyum seperti ini” Stephanie Hwang memperlihatkan senyuman yang membuat semua wanita iri padanya. “haha.. tidak ada yang bisa tersenyum seperti itu selain dirimu sendiri” senyumannya terlalu sempurna untuk ditiru. “let’s go” ku gandeng tangannya.

Aku tidak mengerti alasan mereka menjauhiku. Entah karena ke-geniusan ku atau status sosialku. Saat pertama kali berdiri dibawah tulisan “Seoul Internasional Medical University” aku berusai 19 tahun. Telat masuk sekolah 2 tahun karena keadaaan ekonomi yang mendesak tidak membuatku putus asa untuk menimba ilmu. Sehingga pada tahun kedua di bangku SMA, aku mengikuti seleksi beasiswa ke perguruan tinggi. Peluangnya sangat kecil, bisa dibilang hanya 1 dari 10.000 orang. Tetapi aku lolos seleksi itu, hehe.. kesenangan yang mendalam saat aku menerima surat pernyataan lolos ku. Disana tertulis pemerintah akan menanggung semua uang sekolahku hingga lulus. Haha.. Aku memang genius. Kenapa tidak? Aku bisa menyelesaikan 100 soal matematika dalam waktu 1 jam dengan nilai sempurna. Aku bisa mempelajari struktur anatomi tubuh dalam waktu 1 hari.  Walaupun aku tergolong murid genius tetap saja mereka merendahkanku. Hidup ini sungguh tidak adil.

                                                                                      

“appa , Soo Yeon pulang” aku memasuki rumah yang terbuat dari dedaunan, papan bekas, dan bercampur kardus , aku rasa kalian bisa bayangkan apa terjadi jika turun hujan. “appa..” kemana perginya appa? “appa.. aku pulang” ..”appa!” aku mencoba memanggilnya berkali-kali tetapi hasilnya nihil.

BRAKK.. “Soo Yeon!!” appa datang dengan raut tergesa-gesa. “Wae appa?” heranku. “ini ambilah, kita harus pergi sekarang.. Ayo! Bawa buku-buku mu”setelah memberi sebungkus kantong untukku appa menarik tanganku dan pergi dari rumah itu.

 

“Hey!! Maling berhenti!” teriak seorang Ahjussi yang berlari tepat dibelakang kami. “Appa mencuri?” tanyaku sambil tetap berlari.

“berhenti!” “ayo cepat soo yeon” appa tidak menjawab pertanyaanku.

Kami bersembunyi disebuah gudang. “appa.. benarkah appa mencuri?” aku masih penasaran dengan kata ahjussi itu. “tidak..” “lalu kenapa appa lari?” aku hanya ingin tahu apa appa melakukannya atau tidak. “Dia tidak mengizinkan appa mengutang, jadi terpaksa Appa …. men..”

“mencuri?”tebakku. “kenapa appa mencuri lagi..hiks” aku memeluk appa erat, meratapi kepahitan hidup yang harus kami jalani. “Appa terpaksa Soo Yeon-ah, appa dipecat dari pekerjaan appa tadi pagi” jelasnya.

Dor.. ‘itu pasti polisi’batinku. “Hey Pak tua keluarlah! kami tahu kau berada disini”

“appa.. “ “ssst.. tenanglah” aku merasakan tangan appa yang bergetar ketika ia menggenggam tanganku. “Keluarlah sebelum kami menggeleda tempat ini!! Dor..dorr” polisi memancing kami untuk keluar.” Sooyeon appa hitung sampai 3, lari yang kencang ya” bisik appa mengendap-endap melihat ada cela pintu terbuka dan disana tidak ada polisi. “1….” “2….” “3!”

Jarak tempat persembunyian kami ke pintu itu tidak dekat, ±20 m. “berhenti!!” gawat ada polisi yang menyadari keberadaan kami. Sekumpulan tim polisi mengajar kami.

“berhenti atau kami tembak!” ancamnya. Aku refleks berhenti begitu juga appa. Seumur hidupku aku belum pernah mengalami ketakutan yang lebih dari ini.

“Angkat tangan! Dan letakkan semua barang!” aku pun mengikuti perintah polisi dengan pasrah, begitu juga appa. Tapi tiba-tiba appa mengangkat drum dan melemparkannya kearah polisi, dengan tujuan untuk mengelabui mereka. “sooyeon lari!!” teriak appa. Setelah melempar drum itu ia langsung lari menyusulku.

Dorr!!. . . . . .”Akh..” suara itu. Aku berhenti dan menoleh kebelakang. “APPPPPPAAAAAAAA!!!”

Aku langsung berlari menghampiri tubuh appa yang terkulai lemas di lantai dengan darah segar mengalir dari bagian dadanya. Aku tidak bisa menahan airmataku. “appa.. hiks.. bertahanlah..hiks..”. “Appa sudah berjanji tidak akan meninggalkanku. APPA!!!”  ku guncang tubuh appa yang lemah. “Ssooo.. Ye..eon-ah, b..be..lajar..lah yang r..ra..jin”aku menggeleng “hiks.. appa!! Jangan tinggalkan aku sendiri”. “kkau ti..dak se..ndiri.. sa..yang, k..kau masih pu..nya. . ” ucap  appa menahan sakit dan akhirnya menutup matanya.aku memeriksa denyut nadinya. ‘berhenti’ “APPAAA!!!! ANDWAE!!”.  “cepat bawa dia kerumah sakit!” panik anggota polisi lainnya.  

“kenapa kau menembak dadanya huh?! “ ku dengar seorang polisi memarahi orang yang menembak appa. “apa kau tidak latihan militer huh? plakk!!” ia menampar orang itu. “yang ditembak itu kaki, bukan dada! Bodoh!” aku menatapnya tajam, menatap orang yang telah membunuh Appa ku.

“ANDWAE!! APPAAA!!”

                                                                       —

“ANDWAEE!!!!! “ aku tersontak dan dengan sigap terbangun dari tidurku. Tanpa ku sadari airmataku mengalir dengan sendirinya, bahkan mungkin sudah mengering. Kenapa? kenapa  kejadian 2 tahun silam itu harus terputar kembali huh??

“hiks… appa.. eomma.. hiks..” isak tangisku memecah keheningan dimalam diiringi suara hujan.

“hiks.. hiks.. “

 

 Sinopsis 

“Aku tak percaya bahwa dendam yang ku pendam selama ini menghilang begitu saja ketika hati ku bergetar dan jantung berdetak hebat. Impossible” –Jessica Jung-

“penyesalan selalu datang terlambat dan kau akan terkutuk dengan menyesali perbuatanmu seumur hidup, namun kau bisa saja bangkit dengan memandang positif segala hal bahwa, tidak ada manusia yang sempurna…. Maaf aku sungguh tidak sengaja melakukannya” –Kwon Yuri-

Jessica Jung seorang gadis miskin. Genius. cantik. tetapi selalu direndahkan teman-temannya. ia kehilangan segala. yah, segalanya yang berharga, ayah dan ibu yang melahirkannya. ibunya meninggal ketika ia berusia 5 tahun, dan ayahnya meninggal ketika ia dibangku kuliah. Ayahnya mati terbunuh, terbunuh dengan ketidaksengajaan. Ia mati karena tertembak oleh seorang polisi yang lalai ketika ia  berusaha mencuri makanan disebuah minimarket, karena ia kehilangan pekerjaannya. dan menurutnya makanan ia cukup untuk menghidupi putri tercintanya. 

Berawal dari kematian ayahnya, Jessica tumbuh menjadi gadis pendiam, dingin, dan pemurung. Hidupnya seakan-akan gelap tanpa tujuan. ia keluar dari Seoul International Medical University, Universitas yang ia dapat dengan susah payah. ia meninggalakan sekolahnya dengan alasan stress dengan kepergian orang yang berharga baginya. Namun, karena bujukan temannya, stephanie Hwang putri seorang pengusaha terkenal ia mau bersekolah kembali. Tetapi sayangnya, ia bukan kembali sebagai Jessica yang dulu, ia cenderung diam.

“Appa, aku janji akan membalasnya” gumamnya bersujud didepan nisan Appanya. 

Ia membalaskan dendamnya dengan memanfaatkan cinta. Karena menurutnya semua orang akan buta karena cinta yang mendalam. Tetapi akankah Jessica juga ikut terjerumus kedalam cinta yang menurutnya buta itu? Apakah ia akan dibutakan oleh cerita cinta yang disusunnya sendiri? Seiring berjalannya Waktu semuanya akan terjawab. . 

 

bagaimana reader teasernya? hhehe.. 
Bagaimana pertualangan jessica dalam membalaskan dendamnya? 
Apakah usahanya akan berhasil? 🙂 
temukan jawabanya di Part berikutnya 

How Great Is Your Love [Part 9]

hi readers.. thor nongol lagi hari ini ..hehe seneng? *ngarep*

kemunculan thor hari ini karena ada tagihan dari readers hhehe #gak tau namany , lupa *bow*

ff in thor buat dalam jangka waktu 4 jam :), ampe tangan, bahu, pinggul, leher,telunjuk, kelingking, ibu jari, jari manisnya thor, jari tengah,  semuanya pada pegel-pegel. Dengan satu tujuan, agar readers gak kecewa.. hehe #thor baik kan :)) 
tanpa banyak bacot!

Happy reading readers sayang ~ :* 

Happy Malming, buat yang jomblo :)) tenang, ada Kdi YulSic yang menemani kalian
please Read and Comment :)) #kasihani sepuluh jari thor 😉

Normal PoV

Ini adalah hari keempat Sooyeon tidak masuk sekolah tanpa kabar. Baik guru maupun teman dekatnya, Kwon Yuri tidak ada yang mengetahui kabar gadis berambut blonde itu. Begitu juga dengan dongsaengnya, Soojung. Sudah empat hari dua bersaudara itu absen di sekolah. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Jung sisters?

Dari hari pertama sooyeon absen sampai sekarang Yuri juga belum sempat menjenguk Sooyeon. Yah.. dengan berbagai halangan tentunya. Dari pamannya datang, neneknya datang, dan picnic bersama keluarga.

@sekolah

Seperti hari sebelumnya, Yuri duduk sendirian di kelas karena teman sebangkunya tidak hadir. Kali ini dia membaringkan kepalanya dimeja dan tidak memperdulikan apa yang diterangkan songsaenim. Sambil menatap selembar kertas yang berlukiskan dua orang yeoja  yang sedang bergandengan tangan. Tersenyum lebar hingga matanya berbentuk setengah lingkaran. Diantara kepala mereka ada balloon yang berisi gambar hati. Dan disekelilingnya dihiasi rumput-rumput kecil dan bunga. Gambar yang sangat simple. Hitam diatas putih. Tetapi bagi Yuri itu sangat berarti, gambar itu adalah gambar yang dibuatnya bersama Sooyeon.

Saat Yuri sedang asyik sendiri dengan kertas bergambar itu, pletakk… !“hey.. Kwon Yuri bangun” songsaenim melemparnya dengan marker yang tepat jatuh diatas kepalanya. “eh.. sooyeon..sooyeon” latah yuri. “ sakit songsaenim” Yuri terkejut dan langsung bangun sambil memegang kepalanya yang sakit. “dasar pemalas, sini kerjakan soal ini didepan” marah songsaenim #poor Yuri. “n..ne” jawab Yuri pasrah.

Yuri PoV

‘Songsaenim jahat sekali melemparku dengan marker. Tunggu saja, akan aku kaduin ke eomma, heh.. lihat saja nanti. Otakku yang bodoh ini bisa tambah bodoh kalau begini..huhu.’ gumamku sambil berjalan ke depan. Ku lihat semua anak menatapku. Lihat apa mereka? Apa aku terlalu cantik dan manis? Hehe… Sooyeon kan pernah bilang aku manis.

“Yuri hwaiting!!” seorang gadis bertubuh kecil berwajah “aneh” memberi ku semangat saat aku melewati mejanya. Aku hanya tersenyum. “Kwon… cap.. capp“  seorang gadis tinggi yang sedang menguyah permen karet mengepalkan tangannya. dan lagi aku hanya tersenyum.

Setelah sampai didepan dan berhadapan dengan papan tulis songsaenim memberiku marker. Ternyata markernya masih banyak.

500.000 N + 730 N = … N ?

Mampus.. bagaimana ini? aku paling tidak bisa matematika.  Aku menoleh kebelakang, berharap ada yang ingin membantuku, “Kwon Yuri !” oops.. songsaenim melarang ku menoleh dengan menggoyangkan jari telunjuknya. “ayo kerjakan sendiri Yuri, kau tidak memperhatikan penjelasanku, berarti kau sudah bisa” kata songsaenim. Haish..  eh, tunggu-tunggu tulisan ini sepertinya aku tahu..

Aku berpikir sejenak mencerna soal itu. “yaa!! Arasoo..” teriakku. “Srett..sret.. srett..  yap selesai songsaenim J ”  ucapku. “sini coba songsaenim lihat” ia pun mendekat dan melihat hasil kerja ku.

Normal PoV

Songsaenim terdiam melihat hasil kerja Yuri, bingung dengan apa yang Yuri tulis. Ia menatap tulisan aneh Yuri. Angka bercampur huruf. ‘anak aneh’ pikirnya.

“Yuri ??! apa ini?” tanya songsaenim. Kemudian ia berbalik sehingga semua murid bisa melihatnya.

“ini jawabannya songsaenim”  jawab Yuri polos. “jawaban dengan angka bercampur huruf?” tanyanya. “ini soal matematika Yuri, dan kita juga belum belajar aljabar yang jawabahnnya bisa berupa angka bercampur huruf” tambah songsaenim. Yuri yang ditanyai seperti itu oleh songsaenim juga bingung sendiri. Bingung dengan apa yang dia tulis. “SooYeon..” baca seorang anak bertubuh kecil tadi. “Sooyeon?” gumam songsaenim sambil mencerna tulisan Yuri. “a..anio songsaenim, bukan itu” kata Yuri. Ia tidak mau orang lain tahu kalau yang ada dikepalanya sekarang adalah Sooyeon.

“jadi apa?”

“oh.. ini adalah 500.730N hehe.. iah ini songsaenim, tadi yang ini *menunjuk huruf y* kepalanya kepanjangan hehe*yuri menghapus angka Y sehingga seperti 7*, dan ini tadi terbalik songsaenim maaf *menghapus angka E nya dan menggantikan angka 3 sesuai yang disoal*, dan ditengah-tengah sini, eh salah.. sini ada titiknya, yah jawabannya Lima ra..tus ri..bu tu..juh .. ra..tus..tiga..puluh en(N)” jelas Yuri sambil mengelap keringat. “haishh.. baiklah kau benar, silahkan duduk” kata songsaenim setelah mendengar penjelasan aneh Yuri.

“yeahh.. aku benar teriman kasih songsaenim “ girang yuri dan berlari ke tempat duduknya.

“baiklah, anak-anak mari kita lanjutkan pelajaran kita” songsaenim kembali menerangkan. Bla..bla..bla..

“cie.. kwon.. kenapa tadi kau tulis nama sooyeon?” tanya gadis yang mengunyah permen karet tadi, yang berlabel Choi SooYoung diseragam sekolahnya. “a..anhi.. aku tidak menulis nama sooyeon kok”elak Yuri. “alah.. kau bohong kwon” katanya. “iyah.. Yuri tadi jelas-jelas kau  menulis Sooyeon didepan” tambah gadis kecil, yang berlabel Kim Taeyeon dibajunya. “tidak, tadi tulisanku jelek.. jadi agak mirip sooyeon, sebenarnya bukan” jelas Yuri. “kau menyukai sooyeon yah?” goda sooyoung mencolek dagu Yuri. “tidak.. kata eomma aku masih kecil jadi tidak boleh suka-sukaan, harus tunggu dewasa” kata Yuri polos. “bohong” kata Taeyeon dan sooyoung kompak, “tidak” bantah Yuri dengan suara agak keras. “bohong!” “tidak” “bohong” “tidak” “kwon Yuri! “ teriak songsaenim dengan tatapan tajam. #kasihan lagi-lagi yul kena wkaka,padahal tae dan soo juga ribut. “ne songsaenim” kemudian yuri membisu dan juga dua orang itu cekikikan.

Setelah itu, mereka mengikuti pelajaran dengan tenang tetapi sesekali dua orang itu menggodanya lagi, sehingga terjadi adu mulut sambil bisik-bisik agar tidak ketahuan songsaenim.

                                                                                ___

@kediaman Kwon

“eomma “ Yuri kecil berlari kesamping Mrs.Kwon yang sedang menjahit. “eh.. Yuri sayang eomma lagi menjahit, jangan dekat-dekat” kata Mrs.Kwon memperingati. Mendengar itu, Yuri menggeser mundur  tiga langkah. Gemas melihat anak perempuannya Mrs. Kwon melepas jarum dan kainnya, dan menghampiri putri kecilnya. “ada apa sayang~?” tanya Mrs. Kwon menggendong Little Kwon.

“eomma,dari kemarin eomma janji kalau ingin mengantarkanku kerumah Sooyeon “ Yuri mengatakan keinginannya. “eh.. iyah eomma lupa” Mrs. Kwon mencium pipinya. “memang temanmu itu kenapa sayang?” sambungnya. “yuri juga tidak tahu eomma, sudah empat hari dengan hari ini, Sooyeon tidak masuk, adiknya juga “ jelas yuri. “jadi kau mau menjenguknya?” “hmmm” angguk Yuri. “ baiklah.. kajja” Mrs. Kwon menggendong Yuri menuju mobil mereka. “Yeah ! saranghae eomma mmuachh” Yuri sudah tidak sabar ingin melihat keadaan sahabat kecilnya.

                                                                ___

“dimana rumahnya Yuri ?” tanya Mrs.Kwon sambil menyetir.

“masuk gang ini eomma”tunjuk Yuri yang duduk disamping jok setir. “gang ini? mobil eomma tidak bisa masuk Yuri” kata Mrs.Kwon menginjal pedal rem ketika tiba di gang kecil yang dikelilingi rumput panjang. “apa masih jauh sayang?” tanyanya. “lumayan sih eomma” jawab yuri. “ bagaimana? Apa besok saja eomma suruh supir eomma mengantarmu pakai motor?” ucapnya khawatir. “tapi eomma kita sudah hampir sampai” tersirat raut kecewa diwajah Yuri. ‘apakah tidak jadi lagi’ batinnya.

“besok saja ya sayang~” bujuk Mrs.Kwon melihat kondisi yang tidak  mendukung. Jalanan kecil, penuh rumput, dan jauh. Orang tua mana yang mengizinkan anak perempuannya melewati  tempat itu sendirian. Yuri tidak menjawab. Diam membisu. Menunduk. Matanya memerah dan perlahan mengalir membasahi pipi imutnya.  “ta..ta..pi..hiks.. yu..ri.. hiks..in..ngin.. hiks pergi..eo..mma“ jawab Yuri terisak.  Mendengar suara isak tangis anaknya, Mrs. Kwon menjadi tidak tega. Ia mematikan mesin dan melepaskan safety beltnya, kemudian menggendong putri kecilnya. “sudah.. sudah.. jangan menangis sayang” Mrs. Kwon berusaha menenangkan Yuri. “Tapi ijinkan yuri pergi  kerumah Sooyeon eomma..hiks” jawab yuri disela tangisnya. Tidak tega melihat putrinya berlinang airmata, Mrs. Kwon pun mengijinkannya. “baiklah J tapi hati-hati ya sayang chu” ucap Mrs. Kwon mengelus lembut kepala yuri dan mengecupnya.  “jinja?! Pasti eomma” Yuri tersenyum senang. Ia mengelap ingusnya menggunakan tangan kemudian memegang wajah eommanya #oh..no!! dan menciumnya.

Setelah itu ia bergegas membuka pintu mobil dan berlari riang. “aishh.. jijik Yuri!” teriak eommanya.

“haish anak itu, mana bedak ku? Haduh .. blush on ku luntur” celoteh Mrs. Kwon sambil mencari-cari peralatan make upnya.. #wkakaka abaikan.

                                                                                                ___

Seorang yeoja sedang terbaring lemah diatas tempat tidur. Kepalanya berbalut perban. Ia baru saja mendapat lima jahitan disudut alisnya. Lutut, tangan, dan beberapa bagian tubuhnya mengalami luka ringan. Badannya sangat lemah, sehingga tidak bisa bergerak banyak. “unnie ayo makan” seorang gadis kecil menghampirinya dengan membawa sebuah mampan berisikan semangkuk obat,sepiring nasi berserta lauk  dan semangkuk air beserta handuk kecil. Gadis itu juga mendapat beberapa luka dibagian tubuhnya tetapi tidak separah unnienya. “hmm.. “ desahnya pelan sambil berusaha membuka matanya yang setengah terbuka. Yeoja mencelupkan handuk kecil kedalam air dan dengan perlahan ia membersihkan luka di bagian tubuh  unnienya, bekas darah yang sudah kering. “ishh.. pelan-pelan Soojung-ah” ringis yeoja yang ternyata adalah Jessica Jung Sooyeon.

“unnie.. mianhe, gara-gara aku—“  “sudahlah, unnie tidak apa-apa” sooyeon tidak ingin adiknya merasa bersalah terus. “hmm.. unnie ayo makan, sesudah itu kita minum obat” katanya. “aku tidak nafsu makan soojung-ah, pusing” jawabnya lemah.  “kau makan saja “

Tok..tok..tok..  Tok..tok..tok..

“eh? ada yang ketuk pintu unnie” heran soojung. “iah.. apa mungkin appa?” tebak sooyeon.

“anyeonghaseyo… “ terdengar suara dari luar. “sepertinya bukan appa unnie, biar aku buka” soojung bergegas.” Ne.. hati-hati”

Tok..tok..tok..  Tok..tok..tok..  “hallo.. apa ada orang?”. ‘seperti suara yeoja’ batin soojung.

“iya sabar..” cklek… “Yuri unnie!” kaget soojung. “yaa soojung aku merindukanmu” Yuri memeluk soojung. “mana unnie mu?” tanya Yuri tidak sabar ingin menemui sooyeon.

“unnie ada didalam, ayo masuk “ soojung menggandeng Yuri hingga kamar mereka.

“Sooyeon !!! “ histeris yuri melihat sooyeon berbaring lemah berbalut perban dikepalanya.ia mendekat ke tempat tidur sooyeon. “sooyeon-ah” sangking rindunya Yuri langsung memeluk Sooyeon.  “sooyeon aku merindukanmu” Yuri memeluknya erat. “aku juga Yul “

“Yul unnie, sooyeon unnie sedang sakit, jangan terlalu kuat” soojung mengingatkan yuri. “oh.. mianhe” “Sooyeon , kenapa ini? ini ..ini..ini..ini juga” tanyanya heran melihat luka di beberapa bagian tubuh sooyeon. “soojung juga” heran Yuri. ‘biasanya kulit mereka mulut, kenapa bisa lecet ya?’ pikirnya. “begini unnie…”

Flashback

Sepulang dari sekolah, Soojung dan Sooyeon berlari sambil bergandengan tangan hendak menyusul daddy nya di sawah. Tiba di bukit itu. “unnie lihat bunganya indah sekali” kagum soojung. “iah, kamu tunggu unnie akan mengambilkannya” sooyeon pun berjalan pelan menuju pertengah bukit yang lumayan curam itu, sedangkan adiknya berdiri di tangga yang dibuat khusus untuk menuruni bukit itu. khawatir dengan unnie, soojung pun menyusul. “soojung jangan kesini, berbahaya” teriak sooyeon. “aku ingin membantu unnie” soojung berjalan mendekati unnie. “jangan soojung-ah nanti kamu jatuh” larang sang unnie. “aahh !” karena kurang keseimbangan soojung terpleset. “soojung!!!” sooyeon menahan tangan soojung, dan karena tidak kuat, dua-duanya terjatuh.

Sooyeon tidak sadarkan diri karena kepalanya terbentur batu kecil. Soojung luka-luka. “daddy !!! “ teriaknya. “daddy, unnie … tolong! Dia pingsan” histeris soojung. “Ommo!! Sooyeon “ kemudian appanya membawa mereka ke klinik kecil.

Flashback End

Setelah menceritakan kejadian yang menimpaa jung sisters soojung menunduk. Rasa bersalah datang menghantuinya. “pantas saja.. kalian absen selama empat hari disekolah dan tidak ada yang tahu” kata Yuri. “sebenarnya aku bisa saja masuk sekolah, tetapi unnie tidak adaj yang jaga, sehingga appa menyuruhku menjaganya berhubungan aku juga ada sedikit luka” jelas soojung.

“yul.. pusing” ringis sooyeon memegang kepalanya dan satunya lagi menggenggam tanga yul #manjanya kumat . “bwo? Mana yang sakit? Soojung unnie mu kenapa?” panik Yuri. “kepala unnie sering pusing semenjak terbentur kemarin, kepalanya saja sampai dijahit unnie” jawabnya. “mana obatnya? Ini ayo minum” Yuri hendak menyuapinya obat, “eittss tunggu dulu unnie.. kata daddy harus makan nasi dulu baru boleh minum obat itu..” #yul kepo haha. “oh… kalau begitu sooyeon ayo makan dulu” yul menyuapi sooyeon. Sendok demi sendok dan akhirnya habis. #giliran yul yang suap mau wkwk..

Setelah menyuapinya yul memberikan obat. Yuri mengobati luka sooyeon dan soojung sekaligus.

                                                ___

“yup.. Morning honey, ada apa menelpon sepagi ini?” sahut Mr. Jung 

“aku dengar dari krystal sooyeon jatuh dan sangat parah yah?” jawab istrinya to the point.

“. .. . “ Mr. Jung memang menyembunyikan ini dari istrinya, ia takut istrinya marah.

“jawab.. daddy” terdengar suara dari seberang.

“i..iya maaf , I’m so sorry” hanya itu yang bisa diucapkannya.

“hmm.. sudah kuduga” ia menghela  berat

“duga apa?” Mr. Jung tidak mengerti dengan kata-kata istrinya.

“sudah kuduga kau tidak bisa menjaga mereka sepenuhnya. Kau harus mengurus  sawahmu dari pagi sampai sore, menjaga krystal, jessica , memasak makan malam, membersihkan rumah. kurasa itu terlalu berat untuk seorang ayah. Benarkan?” kata Mrs, jung

“tidak. Aku bisa” lirihnya. “bisa? Kalau bisa jessica dan krystal tidak akan seperti itu!” marahnya.

“itu kecelakaan” bantahnya. “yaah! Kecelakaan karena kelalaian” jawab  Mrs. Jung.

“kenapa kau selalu menolak untuk membiarkan satu dari mereka hidup bersamaku? Aku ibunya.. ibu yang melahirkan mereka. Tidak bolehkah aku membesarkannya?” katanya terisak.

“bu..bukan begitu sayang” Mr. Jung tidak tahu harus menjawab apa. “ aku mohon..hiks” terdengar suara tangis dari seberang. “aku juga seorang ibu yang merindukan anaknya, please let she lives with me” pintanya serak.

Mr. Jung terdiam. Ia menatap kedua putrinya yang terlelap. ‘hmm.. soojung sooyeon, mungkin sudah saat nya kalian harus berpisah. Appa tidak mau dibilang seorang appa yang egois yang ingin membesarkan anaknya sendiri. Appa rasa eomma mu juga punya  hak untuk membesarkanmu’ gumamnya. “baiklah.. kau bisa menjemputnya minggu depan”

 Tbc. .

huhu.. readers.. maaf.. hiks.. YulSic dan Jung sisters terpaksa thor pisahin minggu depan hiks..yg tabah ya.. YulSic akan segera kembali lagi . .

[onsehoot]YulSic’s Valentine

readers!

nih thor datang bawa oleh valentine *bagi2 coklat* #telat and sama FF baru!!
mian kalo masih banyak FF thor yang masih gantung, tapi pasti akan di ulpoad kok *boW*

tanpa basa-basi

Happy reading readers !!

Happy Valentine Day ❤

 

Cast : Kwon Yuri, Tiffany Hwang, Victoria, Taeyeon kim, jessica Jung, Daniel henney, Choi Sooyoung

Genre : romance, sad

 

–  – –

Tok..tok..tok

“yul…hiks..hiks buka pintunya Yul” isak seorang yeoja sambil mengentuk pintu rumah Yuri yang terletak di pinggir pantai. Sayang tidak ada reaksi dari pemilik rumah. Dengan semangat pantang menyerahnya ia kembali megetuk pintunya dengan ketukan yang lebih keras dari sebelumnya.

Tokk..tok..tokk

“Yul.. aku mohon bukalah! Hiks..hikss” namun tetap saja nihil. Tetap saja tidak ada reaksi sedikit pun.

‘hiks..hiks kau tega yul’ gumam yeoja itu dan menyeret kopernya dan duduk di bibir pantai.

Yeoja itu duduk dengan memeluk kedua  lututnya, kemudian memandang kosong ke laut luas didepan matanya. Malam yang sangat dingin disertai hujan gerimis, sepertinya tidak ada orang yang ingin berdiam diri di pantai bahkan keluar rumah di malam yang begitu dingin. Ia memejamkan matanya merasakan sejuknya angin malam yang menyapu rambut blondenya#tau kan yeoja itu siapa? yang tergurai panjang

Perlahan tanpa ia merasakan sesuatu perih dibagian wajahnya. Ia menyentuhnya dan kemudian tersadar akan goresan luka itu.

“!!” darah! Ia terkejut menemukan cairan merah kental yang mengalir bebas dari sudut bibirnya, pipinya, dan beberapa bagian wajahnya. “hiks..hiks.. kau tega yul!!” gumamnya seraya membenamkan wajahnya kedalam lutut.

 

 

“Aku Kwon Yuri berjanji, tidak akan membiarkan SicaBabyku terluka sedikit pun dan akan selalu menjaganya walau harus mengorbankan jiwa dan ragaku ;D “  yapp, yeoja itu tidak lain tidak bukan adalah jessica jung, kekasihnya kwon Yuri. Kata-kata itu kembali berputar dikepalanya. “Yul kenapa kau tega meninggalkanku tanpa mendengar penjelasan dariku?! Kau jahat Yul!! I HATE YUL” gerutunya sambil mencengkram dadanya. “KENAPA KAU TEGA MENGINGKARI JANJIMU YUL!!” teriak Jessica sekuat tenaga seakan-akan ia seperti curhat dengan laut luas dan suaru gemuruh ombak.

Kemudian ia membenamkan kepalanya diantarra lututnya. Valentine, kata itu tidak cocok denganku. Tidak akan ada valentine lagi.

 

Flashback

 

Jessica PoV

“jessica!” aku mendengar sebuah suara yang memanggil namaku. “ah.. oppa” jawabku. Laki-laki itu berlari kecil mendekatiku “ada apa oppa?”tanyaku ramah. “oh tidak .. mm..” ia tidak melanjutkan kata-katanya.

“oppa itu apa?” aku menunjuk benda berbentuk hati berbungkus kertas kado yang digenggamnya sejak tadi. “i..ini..ini kado valentine untukmu,aku mohon terimalah”ia menyodorkannya kepadaku.

Valentine, aku baru ingat hari ini hari valentine. Hari kasih sayang. Apakah hari ini tanggal 14 Februari? Kenapa Yuri tidak mengucapkan selamat valentine kepadaku tadi pagi..hmm.

“sica, terimalah,please”pintanya sambil mengenggam benda itu.

Aku pikir tidak ada salahnya menerima niat baik seseorang di hari valentine ini, “baiklah, gomawo oppa” aku mengambilnya dan tersenyum. “gomawo” omo.. daniel oppa memelukku. Ini tidak boleh, kami sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Aku berusaha melepas pelukannya, tapi nihil kekuatannya memang jauh lebih kuat dariku. “oppa lepas”lirihku pelan. “biarkan aku memelukmu sebentar saja sica.. jujur aku masih mencintaimu, bahkan sangat. 5 menit saja sica” bisiknya.

“tapi oppa..” “sebentar saja “pintanya kembali. Yah,terpaksa aku menurutinya. Seketika ia melepas pelukannya, akhirnya aku dapat bernafas lega.

“oppa, aku harus pulang sekarang, gomawo” perasaanku mulai tidak enak, jadi ku putuskan untuk pulang. Saat aku berbalik dan hendak melangkah, ia menarik tanganku dan chuu~

Aku sangat terkejut dan berusaha melepaskan ciumannya. “hmmmm…” aku berusaha menutup mulutku sambil mendorong tubuhnya.

“sica!!!”

“Yu..Yul” aku berlari mengejar yuri yang pergi meninggalkanku dan membuang kado yang diberi Daniel oppa, “semua ini gara-gara kau!”

“Yul dengarkan penjalasanku dulu!” aku berteriak berharap ia akan berhenti dan mendengarkanku. Tetapi ia malah semakin mempercepat langkahnya menuju ke rumah kami.

 

Di rumah . .

PLAKK! PLAK!! “KELUAR KAU WANITA MURAHAN!!” Yuri menamparku keras, sangat keras. PLAK!
“yul hiks.. dengarkan aku” aku berusaha menyentuhnya tapi ia menepis tanganku. “apa?” ketusnya. “aku dan Daniel oppa tidak ada hubungan apa-apa, yang tadi itu tidak seperti yang kau pikirkan yul” aku berusaha menjelaskan. “dia yang berusaha menciumku, aku sudah menolaknya tetapi ia sangat kuat, sehingga aku tidak cukup kuat untuk melawan” airmataku mulai mengalir. “trust me Yul” lirihku. Yuri mengabaikan aku yang sedang menjelaskannya, ia berjalan ke kamar dan keluar dengan sebuah koper.

“INI! semua barangmu sudah disini! Sekarang kau bisa pergi. aku sudah muak denganmu, PERGI!”bentaknya. Jujur, ini memang bukan pertama kalinya Yuri membentakku, tetapi ini pertama kalinya ia memukulku. “Kau ingin aku yang mengeluarkanmu?” ujarnya dengan tatapan sinis.

“aku tidak akan keluar! Ini juga rumahku” aku melawan. “rumahmu? Cih dasar tidak tahu diri”

“seharusnya kau bersyukur karena aku sudah menghidupimu selama ini, kau tidak berkerja, hany duduk dan berselingkuh selama ini! dan sekarang kau bilang ini rumahmu?” lanjutnya.

“kau yang tidak mengizinkanku bekerja!” jawabku.

“Yah! Seharusnya kau juga bersyukur karena ada yang ingin menampung wanita berpenyakitan seperti mu!” bentaknya. ‘wanita berpenyakitan’ itu kata-kata yang sangat menyakitkan Yul…hiks..

Aku terdiam mendengar kata-kata nya. “keluar !!” ia menyeretku hingga ke teras rumah dan BRAMMM! Ia menutup pintu rumah…kami.

 

Flashback end

 

Yuri PoV

“KENAPA KAU TEGA MENGINGKARI JANJIMU YUL!!” terdengar gema yang berdentang kuat disertai suara ombak.

“cihh lagi-lagi suara wanita murahan itu” aku tidak peduli.  Sampai kapan pun aku tidak akan memaafkan anak itu. Mana mungkin aku bisa memaafkan seseorang yang tertangkap basah selingkuh didepanku, seseorang yang berciuman mesra dengan orang lain. Ku rasa tidak ada yang perlu dijelaskan lagi. Semuanya telah terlihat jelas dan aku yang menyaksikannya sendiri dengan mata kepala ku, wanita murahan itu berciuman dengan mantan pacarnya. Aku tidak mengerti dengannya. Apa yang kurang dariku? Aku rela banting tulang, bekerja lembur setiap malam hanya untuk membahagiakan dia, tapi apa balasannya.

“AKU MEMBENCIMU JESSICA JUNG!!!! SELAMANYA” 

 

                                                                                                —

Normal PoV

“Biar aku hajar dia!” geram Tiffany. “sudahlah Fany-ah, ini memang salahku” kata Jessica lemah.

“kau itu bodoh Jessie, sudah ku bilang berapa kali untuk tidak berhubungan dengan Yuri” Tiffany meluapkan amarahnya, “cinta..cinta, hanya orang bodoh seperti mu yang mencintai gadis itu” lanjutnya. “aku yakin Yuri masih mencintaiku, dia hanya emosi saja” jessica berusaha menenangkan suasana. “yah, dengan membentakmu dan memukulmu seperti ini, kau bilang dia mencintaimu? Aku bersyukur memiliki taeyeon” katanya lagi. “aku tidak akan tinggal diam jika sahabatku di sakiti seperti ini” , “sudahlah, aku tidak apa-apa Fany”. “kau itu bodoh jessica!” marah Tiffany dan meninggalkannya sendiri di bangku taman.

“huh.. “ jessica menghela nafas berat.

 

                                                                —

Malam ini, jessica kembali ke rumah ia dan yuri yang terletak di tepi pantai itu. ia berharap Yuri akan mendengarkannya malam ini .

Tok..tok..tok

“yul buka pintunya”tidak ada respon. Jessica berusaha mengetuknya sekali lagi.

Tok..tok.. “Yuri-ah..” ucap jessica lembut.

Klekk..

“yul” jessica terlihat bahagia melihat yuri yang berdiri didepannya. Seakan-akan rasa sakitnya sudah hilang. Ia tidak peduli akan apa yang yuri lakukan, dalam pikirannya hanya satu, dia mencintai Yuri.

Sedangkan Yuri, hanya menatap sinis gadis didepannya. “aku mencintaimu yul, aku ingin kau mendengarkan penjelasanku” ujar jessica to the point. “Siapa sayang?” ujar seorang wanita yang berjalan menghampiri Yuri dari dalam rumah. “entahlah,tidak penting” itu kata-kata yang keluar dari mulut Yuri. Brammn! Lagi-lagi pintu rumah itu tertutup untuknya.

Jessica hanya berdiri mematung mendengar ucapan yuri. ‘Victoria Song, apakah dia kekasih baru Yuri? Segampang itukah Yuri mendapatkan pengganti ku? Segampang itukah yuri melupakanku?’ banyak pertanyaan dibenak jessica setelah mendapat perlakuan yuri tadi.

Sekarang ia sedang menangis, terduduk di depan pintu sambil menggenggam kalung yang tergantung di dadanya.

someday someone gonna take your..place..

“yeoboseo”

“helo, jessie, kau dimana?” terdengar suara Tiffany di seberang.

“aku dirumah” jawabnya menahan tangis.

“dirumah? Rumah siapa?” tanyanya.

“rumah.. Rumah Yuri” jawabnya.

“buat apa kau disana? Untuk apa kau menemuinya jessie?” marah Fany.

“a..ani hiks..hiks” tangis jessica mulai terdengar

“aku akan menjemputmu” tutt..tutt..tutt.. “Fany-ah”

 

 

                                                                                —

Jessica PoV

Sudah hampir satu minggu aku tidak berhubungan dengan Yuri setelah terakhir kali  melihat Yuri bersama victoria. Sudah satu minggu juga aku berdiam diri di rumah taeny.

“Fa.. Fany..” nafas ku mulai tidak teratur. Memang sudah satu Minggu lebih aku tidak meminum obat asma ku. Aku tidak mempunyai obatnya, biasanya Yuri akan memberikanku obatnya 2-3 hari sekali,tetapi tidak ada Yuri lagi disampingku.

“Fany-ah…” aku berusaha memanggil. Tapi tidak ada respon dari pemilik nama. “Tae.. yeon” dadaku mulai nyeri dan aku semakin berat untuk bernafas.”Fa….”

 

Sesaat kemudian.

Normal PoV

“Oh God, jessie!! Jessie bangun!” Fany  menggoyang-goyang tubuh jessica yang tergeletak lemas di ruang tamu. “Fany, sica pingsan ayo kita bawa dia ke rumah sakit” panik taeyeon.

 

Tiba di rumah sakit, suster langsung mendorong sica ke ruang UGD.

“yeoboseo Yul” ujar tae. “yeoboseo” jawab Yuri santai. “Yul cepat kesini, jessica pingsan dan sekarang dirumah sakit”

“oh ya? Get well soon” balasnya. “mwo? Yuri apa maksudmu? Kau tidak khawatir dengan sica?” tanya taeyeon terkejut dengan sikap sahabatnya.

“bukannya aku sudah bilang get well soon?” jawabnya enteng.

“Yuri aku serius!”bentak Taeyeon. “sini!” Fany mengambil handphone Taeyeon.

“Hey! Kwon Yuri, kau dengar ya! Jika terjadi sesuatu dengan Jessie, aku tidak akan memaafkanmu!” klikk.. emosi Fany. Dalam benaknya, mana mungkin Yuri sama sekali tidak peduli dengan keadaan jessica yang sedang sekarat dirumah sakit,keterlaluan.

“taetae.. aku takut terjadi sesuatu dengan jessie” isaknya dalam pelukan taeyeon.

“tenang ppany-ah, sica akan baik-baik saja” taeng mengelus punggung fany.

Taeyeon mengambil handphonenya dan mengetik

 

Yuri, aku mohon kau kesini sekarang, jessica pasti sangat membutuhkanmu.

Aku tidak ingin kau menyesal nantinya.

 

Send. ‘yuri aku harap kau datang’ batin Tae.

 

Yuri PoV

Piipp..piip

 

Yuri, aku mohon kau kesini sekarang, jessica pasti sangat membutuhkanmu.

Aku tidak ingin kau menyesal nantinya.

 

Aku membaca sms dari Taeng. Aku termenung sejenak mencerna isi pesan darinya. “jessica sekarat dirumah sakit” kata itu terus bergeming dibenakku. Aku menatap victoria yang tertidur dipelukanku.

Entah kenapa aku malah membayangkan victoria adalah jessica. Aku terbayang saat Jessica dengan gampang tertidur dipelukanku. aku menatap sekeliling benda yang berada diruangan ini. aku mengambil hp dan mencoba membuka beberapa pesan dari sica yang ku abaikan belakangan ini.

[jessica] Yul, kamu sedang apa? Sudah makan?

[jessica] Yuri-ah, aku ingin bicara denganmu..

[jessica] aku mohon dengarkan aku Yul, aku yakin kau masih mencintaiku, miss you yul

[jessica] Yul… apa kau serius  dengannya, victoria song?

[jessica] Yul aku mohon, dengarkan aku sebentar saja. .

[jessica] Yuri-ah, aku tidak ada hubungan apapun dengan daniel oppa, aku sungguh yul. kejadian kemarin itu bukan keinginanku, oppa yang memaksanya. Yuri aku hanya mencintaimu, pleasa trust me yul.

[jessica] Yul, sekarang aku di taman hiburan bersama Fany dan taeng, aku teringat kita. Love You.

 

hatiku mulai bergetar, apakah selama ini aku salah? Aku juga tidak mengerti dengan diriku. Sesaat aku merindukannya, tapi lain sisi aku sangat membencinya.

Tapi  sekarang aku sudah yakin, bahwa aku mencintanya, mencintai jessica Jung.

Aku mengambil kunci motor dan bergegas ke rumah sakit.

‘Aku tidak ingin kau menyesal nantinya’ terima kasih taeng.

 

@rumah sakit

Tiffany sedang bersandar di bahu taeyeon. Seketika dokter yang menangani sica keluar dari ruangan.

“bagaimana keadaan jessie dr. Choi ?” Fany langsung menghampiri dr. Choi

“maaf, apakah ada yang bernama Yul disini?”tanya dr. Choi mengabaikan pertanyaan fany

“ada!” jawab yuri mantap, ia mengatur nafasnya. Tiffany memberi tatapan tajam kepada Yuri.

“dok.. bagaimana keadaan jessie? Jawab!” bentak Fany histeris sambil mencengkram lengan dr. Choi .   “pernafasannya baik-baik saja, tapi. . “ dr. Choi menggantungkan kata-katanya.

“tapi apa?” Yuri mulai membuka suara. Ia juga penasaran dengan keadaan jessica.

“tapi.. ia mengalami gagal jantung,  detak jantungnya sangat lemah.. kemungkinan untuk hidup ada, tetapi ia tidak bisa melakukan aktivitas berlebihan.. jika tidak nyawanya terancam” jelas dr. Choi bijak.

“si..sica..” gumam yuri tidak percaya. “baiklah, aku permisi dulu, kalian bisa menjenguknya” pamit dr. Choi.

“semua ini gara-gara kau!! “ Fany menghampiri Yuri. Yuri  pasrah dengan apa yang akan dilakukan Fany, Yuri tahu ia salah.

“ppany tahan emosimu” taeyeon memeluknya. “Dengar kwon Yuri, setelah ini aku tidak akan mengizinkanmu bersama jessica lagi, tidak akan!!” teriaknyaa sambil mengeluarkan airmata.

Taeyeon memeluknya erat, “yang sabar sayang~” kata taeng lembut. “taetae… hiks” tiffany menangis dipelukan taeng. Melihat fany sudah agak tenang taeng mengisyaratkan Yuri untuk masuk ke ruangan jessica. Yuri mengangguk.

 

Yuri pov

Saat masuk ke ruangannya, aku menemukan sica yang tertidur pulas. Wajahnya tetap polos.

“sica” aku menggenggam tangannya erat. “sica…”  airmataku mulai mengalir.

“mianhe sica, ayo bangun.. aku merindukanmu” aku menangis . menangis mengingat apa yang aku lakukan kepadanya. “sicabay bangun” ucapku.

“yul..” akhirnya sica bangun, tetapi keadaannya masih lemah. “sica mianhe.. jeongmal mianhe karena aku tidak merawatmu ..” aku memeluknya erat. Aku merasakan tangannya juga memelukku, mengelus punggungku. “saranghaeyo seobang~” bisiknya pelan, tapi terdengar jelas di telingaku.

“nado saranghae sicababy, aku janji tidak akan meninggalkanmu lagi” janjiku. “yul ..sesak” aku segera melepas pelukan ku. “kau tidak apa-apa kan sica?” ku elus pipinya.

“sica.. apa ini masih sakit?” aku menyentuh bekas luka di sudut bibirnya. Ia menggeleng dan tersenyum. “yuri-ah, kau dan victoria…” “ssstt.. sica jangan bahas itu lagi, aku sama sekali tidak menciintainya,dia hanya pelampiasan ku saja”jelas ku.

 

Normal pov

“hmm.. syukurlah, aku takut kau tidak mencintaiku lagi yul” kata sica. “baby, Happy Valentine day Chuu~” Yuri  mencium bibir sica. “hmm.. “ sica melepas ciuman yuri. “aku tidak suka valentine day lagi” kata sica dengan aegyonya. “waeyo sica?” heran Yuri, bukannya sica juga sering menunggu-nunggu hari valentine. “aku suka hari ini, kau ingat? Hari jadian kita, yang aku namai YulSic’s Valentine day, seobang~ chu” sica menarik dagu yuri dan menciumnya. Mereka berciuman dengan lembut.

“ehem… “ suara Fany memecah moment mesra yulsic. “seenakmu saja Yuri, setelah kau meninggalkannya sekarang kau menciumnya” sinis fany. “bukan aku yang menciumnya” jawab yuri santai.

“jessica –ssi anda sudah bisa pulang besok siang” kata dr. Choi yang tiba-tiba masuk.

“baiklah, terima kasih dok” jessica tersenyum. Melihat jessica tersenyum manis dengan dr. Choi yuri langsung memeluk kekasihnya itu.

Sedangkan Tiffany terus memperhatikan dr. Choi tanpa berkedip. “ok, aku pamit dulu” pamit dr. Choi.

Kedua mata Tiffany mengikuti dr. Choi hingga ia keluar dari ruangan. “lihat apa sih ppany?” cemburu tae.

Yulsic hanya tertawa melihat tingkah taeng. “lihat orang tinggi “ katanya dengan eyesmile. “maksud loe?” balas taeng. “habis aku jarang liat orang tinggi “ ejeknya.   “apa sih ppany kamu ngejek aku?” tantang tae. “iya, napa? “ taeng hanya diam.

“sudahlah aku mau pulang, jessie jaga dirimu baik-baik ya, jangan mau di permainkan sama DIA..” katanya sambil mengarahkan bola matanya ke Yuri. “ kalau ada apa-apa hubungi aku yaa bye” setelah cipika-cipiki dengan sica ia keluar tanpa memperdulikan taeng.

“yaa tunggu ppany-ah, Yul.. sica.. aku pamit ya bye” taeyeon langsung berlari menyusul Fany.

“sica pelukk, aku kangen~” aegyo yuri. “iuwhh.. aegyomu menjijikkan seobang~, tapi gak apa-apa untuk kali ini, sini!” sica melebarkan lengannya..

 

TaeNy

“taetae, gendong~ aku capek” manja Fany. “haishh.. apa-apaan sih, manjanyaa kumat deh. Gak mau ah!” tolak taeng. “kau nolak? Baiklah aku akan menyuruh orang lain untuk menggendongku” jahil Fany.

“mwo??” heran taeng. “aku akan menyuruh dr. Choi menggendongku” ujar Fany sambil tersenyum.

“dr. Choi? Dokter yang merawat sica itu?” tebak taeng. “tepat sekali!”

“jangan bilang kau. . .”

“tepat sekali” “jika kau tidak mau menuruti permintaanku,aku akan memanggil dr. Choi , bagaimana? Gendong atau tidak?” ancam Fany sambil menggoyangkan handphonenya.

“haishh.. baiklah, cepat!”kesalnya

“gomawo Taetae, chu~”

                                                                   The end

 

 

 

 

How Great Is Your Love [part 8]

tadaaa!!! hi readers

auhtor datang lagi dengan ff sendiri, habis dari kemaren karya temen thor mulu, kan gak adil. betul ga?

ff ini dah lama menghilang, saat thor temukan dah berdebu wkakka
jadi thor sambung lagi 🙂

okay, tanpa basa-basi

Happy Reading!! Kid YulSic Jjang!!

 

“morning honey~” sapa Mr.Jung kepada dua buah hatinya yang sedang bermain di ladang pertaniannya.

“ah daddy “ dua gadis kecil itu langsung berhambur kepelukan appanya.

“Soojung minggir , aku juga ingin di gendong L “cemburu Sooyeon melihat dongsaengnya yang berada dalam pangkuan appanya.

“blekk :p “ Soojung hanya menjulurkan lidah dengan raut wajah yang sangat imut.

“Dad =.=” Sooyeon memancarkan aura dinginnya.

“heheh baiklah … sini!” appanya menggendong kedua anak kesayangannya. #kuat ya wkaka

“Unnie kakimu yang terkilir itu sudah sembuh?” tanya SooJung yang teringat dengan kejadian kemarin. Appanya hanya menatap bingung.

“hampir..” jawabnya kesal.

“hampir apa unnie?” sambung Soojung

“ya hampir patah lah” jawabnya dengan nada kesal.

“memang kaki mu kenapa sayang?” tanya appa nya khawatir.

“itu Dad, kemarin pas mau mengantar makanan untuk Daddy, unnie terpeleset dan jatuh hehe” jawab Soojung menahan tawanya. “dan yang lucunya, unnie mendarat dengan baik ahahaha” sambungnya dengar tawanya.

“yaa! Diam kau Jung SooJung, ini semua juga gara-gara kau dan si jelek itu” ketusnya.

“tapi apa kaki nya sudah sembuh? Coba appa liat” khawatir appanya.

“ah nevermind Dad, sudah lebih baik kok” tolak Sooyeon.

“oh yasudahah, ayo kesana!” ajak appanya.

Hanya di hari libur seperti ini, ia bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengan kedua putrinya itu.

Mr. Jung membawa dua putri kesayangannya ke bukit, tempat biasa mereka bermain. Di bukit itu, terdapat pemandagan yang sangat bagus begitu juga dengan suasananya. Sangat nyaman. 

Sekarang Mr. Jung sedang duduk bersandar dibawah pohon menyaksikan kedua putrinya yang asyik bercanda ria, berlari-larian, dan kejar-kejaran.

“Daddy !! help me!” SooJung berlari dan bersembunyi di belakang pohon tempat Mr.Jung bersandaran.

“yaa!! Awas kau SooJung! Sini Kau!” teriak Sooyeon disertai dengan ice glarenya.

Sekarang mereka kejar-kejaran mengelilingi appanya. Mr.Jung hanya bisa tersenyum menyaksikan kekonyolan dua putrinya itu.

‘huh… appa pasti akan merindukan saat-saat bersama kalian seperti ini “  gumam appanya sambil melihat keceriaan putrinya.

 

                                                                                                —-

 

Normal pov

 

Biasanya , walaupun telat setiap harinya sooyeon tetap hadir di sekolah. Namun hari ini berbeda, sooyeon tidak masuk sekolah. Hal ini membuat seorang Kwon Yuri harus duduk sendirian di kelas. Ia harus mengikuti semua pelajaran yang sangat membosankan sendirian.

 

YuRi PoV

“hmmm. .  Sooyeon mana ya? Kenapa hari ini tidak masuk” pikir Yuri sambil meletakkan kedua tangannya di dagu. “yah nggak seru deh jadinya nggak ada Sooyeon” gumamnya. Selama jam pelajaran pertama Yuri tidak fokus dengan apa yang dikatakan oleh songsaenimnya. ia mencoret-coret bukunya, entah apa yang di gambarnya.

TRINGG!! Bel istirahat berbunyi panjang

“Yes! Akhirnya isitirahat juga” sahutnya tiba-tiba sambil mengangkat kedua tangannya. hal ini mengundang semua mata yang ada di dalam kelas tertuju padanya.

“ehehe” YuRi hanya membalas tatapan mereka dengan nyengir gak jelasnya.

‘aku harus segera menemui Soojung!’ seru Yuri (kecil) dalam hati dan segera bergegas keluar tanpa merapikan bukunya yang ada di meja.

 

Normal PoV

Tiba di kelas 2A, Yuri segera mencari sosok dongsaengnya sooyeon, Krystal yang ia kenal sebagai Soojung. Ia sempat celinggak-celingguk beberapa menit di depan pintu kelas mencari Soojung tetapi hasilnya nihil.

“Maaf, unnie mencari siapa?” tanya salah seorang anak.

“ump.. apa Soojung masuk hari ini?” tanya Yuri harap-harap cemas kalau Soojung juga ikut tidak masuk.

“oh, Soojung tidak masuk unnie dan dia juga tidak ada kabar” jawabnya pelan dan kelihatan sedikit murung.

“ohh begitu ya” lemas Yuri. ‘huh kemana ya mereka, kenapa tidak ada kabar’ batin Yuri

“kalau sudah ada kabar, tolong kabari aku ya^^, Kwon Yuri imnida” kata Yuri sambil mengancungkan tangannya.

“Ne, baiklah unnie^^, Im YooNa imnida” sambut YooNa dengan senyuman yang sangat manis #wawh.

 

Yuri PoV

Yah, jam istirahat seperti ini biasanya aku dan Sooyeon memakan bekal bersama. Kadang tukaran bekal. Aku jadi tidak nafsu makan. Ku masukkan kembali kotak bekal yang masuk penuh itu ke dalam tas. Kalau ada Sooyeon pasti  tidak membosankan seperti hari ini. Hmm.. rasanya ingin cepat-cepat pulang.

 

 

Flashback

 

“Yaa! Yul jangan melamun terus, nanti kamu bisa dimarahin songsaenim” ujar jessica memukul pelan lengan  yuri dan yuri pun terkejut.

“huh? Habis bosan sooyeon-ah, aku tidak bisa” jelas Yuri. “kau kan tahu sendiri kalau aku tidak bisa pelajaran bahasa  inggris” sambungnya dengan muka cemberut.

“hahaha.. jadi daritadi kau tidak mendengarkan kata-kata songsaenim?” tanya jessica polos.

Dan Yuri hanya mengangguk sebagai jawaban ‘iya’

“Omo Yul, kau tidak boleh seperti itu” nasehatnya#sica unnie sok suci. “dulu aku juga pernah tertidur di kelas karena tidak suka dengan salah satu pelajaran di sekolah, namun semenjak guru ku mengadukannya ke Mommy ku, aku jadi tidak berani tidur lagi, karena Mommy bilang anak pemalas adalah anak yang gagal J” ceritanya polos.

“begitukah?” tanya Yuri. “hmm” angguk jessica.

“kalau begitu kamu ajarin dong, supaya aku tidak bosan dengan pelajaran ini hehe 😉 “ pinta Yuri dengan winknya. “Okay ! Come here” Jessica menarik buku Yuri dan mulai membacakan satu persatu kata-kata tersebut dengan aksen inggrisnya.

“kau baca yang mana Sooyeon-ah?” bingung Yuri, karena daritadi Jessica membacanya dengan sangat lancar.

“yang ini” jawab Jessica. “yang mana? Yang ini?” tebak Yuri.

“Haishh yang ini Yul” Jessica mengambil telunjuk Yuri dan mengarahkan ke kalimat yang sedang dibacanya. ‘wahh, Sooyeon baik sekali, tangannya lebih lembut dari biasanya’ batin Yuri, ia tersenyum. “yaa! Yul ikutin aku baca, jangan melamun lagi” Jessica mencubit tanga Yul.

“awhh.. Ne.. ne”

 

Flashback End

 

Huh, kalau ada Sooyeon aku pasti tidak akan bosan sekarang. Apa yang harus aku lakukan dalam satu jam ini ya? Ah eomma tolong. Aku tidak mengerti dengan apa yang diterangkan oleh songsaenim. Aku lihat anak-anak lainnya sedang asyik berdiskusi dengan teman sebangkunya, sedangkan aku? Duduk dengan kursi hari ini. Coba saja Sooyeon kemarin bilang kalau hari ini tidak masuk, aku pasti tidak masuk juga.

‘Setelah pulang dari sekolah aku akan segera ke rumah Sooyeon, mungkin saja dia sakit’

 

Normal PoV

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Yuri bergegas keluar dari gerbang sekolah. Ia berniat untuk langsung ke rumah Jessica. Biipp.. biippp terdengar suara klakson mobil. “Yuri~” panggil seorang wanita yang ternyata adalah eommanya. “ah eomma” sapa Yuri lemas, karena sebenarnya ia ingin segera ke rumah Sooyeon tanpa sepengetahuan eommannya.

“ayo pulang sayang” eommanya menghampiri Yuri dan menggandeng tangan putrinya.

“ta..tapi eomma” sanggah Yuri. “Wae chagi ?” tanyanya cemas.

“aku ingin menjenguk Sooyeon, ia hari ini tidak masuk eomma” jelas Yuri dengan wajah memelas.

“ah mianhe sayang , hari ini kita ada acara keluarga, paman dan bibi datang dari Jepang mereka mengajak kita makan malam nanti” jelas eommanya. Melihat putrinya diam tidak merespon, “maaf ya sayang,besok saja ya? Eomma janji” kata eommanya sambil mengacungkan jari kelingking.

“baiklah, janji ya ^^” akhirnya Yuri kecil kembali bersemangat lagi.

Namun, sesungguhnya ia ingin sekali menemui Sooyeon hari ini. tetapi dengan berat hati ia harus mengurungkan niatnya itu. ‘Sooyeon semoga kau baik-baik saja’ batin Yuri #ciee..

To Be Continue 😉

Jung Sisters nya gak hadir tapi Yul cuma khawatirnya sama Sooyeon aja #cuitt..cuitt
Ayo tebak, apa yang terjadi sama Jung Sisters? hehhe

 

Thanks [Part 3]

selamaatt siang menjelang sore readers.. Author dtg lagi dengan FF temen thor  :D….. #No comment, ga tw mau bilang ap gy

Happy Readingg!! Happy sunday ;D

” everybody can stand, but they can’t stand alone” -author- 😀

 

Jessica Pov

Aigoo, mereka berdua sangat lucu. Rasanya aku ingin foto ekspresi mereka sekarang. Dan aku jadikan wallpaper ku. Hahaha!
“Hahaha, chagi lihatlah, fany sudah sadar” kata ku sambil tertawa

“Bukannya daritadi dia sadar?”

Fany semakin bingung, hahaha, lucu sekali mukanya.

“Dia tidak sadar chagi” kataku yang membuat yul semakin bingung

Mereka berdua semakin bingung dengan tingkah ku

“Kita tes” kata ku

“Fany-ah, apa daritadi kau sadar?” tanyaku seperti mengintrogasi fany

“Tentu saja” jawab fany yakin
“kau tau?” Tanya ku yang membuat kebingungan mereka tidak hilang sedikitpun

“Bwo?” Tanyanya sambil mengangkat alisnya

“Tadi aku Mencium mu” kata ku sambil menahan tawa

1, 2, 3 hitung ku

“Bwoooo??!!” ia tersentak dan tentu saja suaranya sangat tinggi dan keras

“HAHAHAHAHAHA” aku tertawa dan yul pun tertawa terbahak-bahak bersamaku.

Fany masih dalam kebingungannya. Tawa kami semakin menjadi-jadi saat kami melihat ekspresi fany.

 

Taeyeon Pov

“Bwoooo??!!” suara teriakan fany sampai keluar, apa yang terjadi? Kenapa fany teriak begitu kencang dan YulSic malah tertawa terbahak-bahak?. Kami semua penasaran dan Terkejut.

Akhirnya hyo memutuskan untuk melihatnya dan mengajak kami. Sebenarnya, aku ragu-ragu tetapi karena penasaran akhirnya aku memutuskan untuk ikut juga.

“YAA!! Waegeurae?” kata hyo begitu sampai di kamar SooSic

Sambil tertawa Sica berkata “Fany..Fany” ia langsung tidak bisa menyelesaikan kata-katanya ketika melihat fany dengan wajah yang bingung. Lucu sekali wajah fany.

“Unnie.. Wae?” Tanya maknae polos

“fany..” Yul sama saja dengan chaginya itu tertawa saja. Aku kan penasaran apa yang terjadi.

“Ah?! Wae?” Fany tiba-tiba mengeluarkan suara

Tawa yuri sedikit berkurang, ia mengatur nafas dan mulai bercerita, kami semua begitu serius menunggu apa yang akan di katakannya.

“Uri mushroom, sica bilang padaku kalau dia tidak sadar daritadi, awalnya aku gak percaya sama chagi-ku. Tetapi ketika di tes, aku baru percaya, Hahaha” kata yul dan menyambung tawanya

“apa yang kalian lakukan?” Kata ku mengangkat alis ku

“Sica bilang, dia mencium fany, dan fany langsung terkejut dan pastinya suaranya terdengar sangat jelas, makanya kalian ke sini, keuchi? Hahahaha” katanya dan tertawa lagi

Yoona dan hyoyeon pun ikut mereka tertawa sedangkan seo hyun dan aku hanya diam saja. Kalau maknae tentu saja dia tidak tertawa, dia sangat polos. Sedangkan aku.. tentu saja aku cemburu. Apa yang kalian lakukan?! Apa itu benar?! HUH?! Aku sangat kesal dengan kedua couple itu. Pikirku.

“Lalu? Apa itu benar?” tanyaku sinis

Suasana hening seketika “Manjayo” kata sica dingin

Bwo??!! Sabar tae, sabar..

“Unnie , Waeyo?” Yoona yang berdiri di sampingku heran melihat sikapku
“Calm down tae, sica hanya bercanda” kata yul

Aku lega mendengarnya

“Geundae tae, wae? Kenapa kau tiba-tiba begitu sensitive? Kau cemburu?” sambung yul

Ne! Tentu saja! She is mine! Rasanya ingin sekali aku berkata begitu. Tapi sudahlah, aku tidak ingin memperpanjang masalah.

“Anio, tidak ada apa-apa” jawabku dingin dan langsung keluar dari ruangan itu.

 

Tiffany Pov

Aku sedang duduk di ruang tamu sambil memikirkan kejadian tadi. Yulsic benar-benar menjengkelkan tapi apa yang di katakan sica tadi benar? Hmm..

 

Flashback

Normal Pov

“Anio, tidak ada apa-apa” kata taeyeon dingin dan berlalu pergi

Yoona, Seohyun dan Hyoyeon juga meninggalkan ruangan itu karena merasa telah mendapati jawaban dari pertanyaan mereka sebelumnya.

“See?” kata sica
“What?” Tanya fany bingung

Yuri hanya diam, walau dia tau apa yang sedang mereka bicarakan

“She is jealous”

“Who?”

“You can’t tell it?”

“Serious sica, Who?”

“Of course tae”

“What?? How do you know?”

“Because I am your genie, hahahaha” Ledek sica dan tertawa kecil

“Sica-ah?! Tell me”

“Fany, jelas-jelas dia mencintaimu, selama ini dialah orang yang paling perhatian dan peduili terhadapmu. Dia melakukan apa saja untuk mu. Apa kau masih tidak menyadarinya?” Jelas sica dan menyambung “Arayo fany-ah, aku tau kau juga mencintainya, aku tau kau juga cemburu saat dia memutuskan untuk merawat sunny, aku tau itu menjadi beban pikiranmu , bahkan saat kita perform, kau banyak sekali salah, itu karena kau memikirkannya, keuchi? Begitu pulang, pikiran mu langsung penuh dengan pertanyaan-pertanyaan dan tatapanmu kosong fany, ara?!” Jelas sica panjang lebar

“Are you kidding me? Hahaha” tawa fany yang jelas sekali di buat-buat dan keluar meninggalkan Yulsic. Sedangkan Yulsic hanya saling bertatapan sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah fany, yang sudah mereka anggap seperti keluarga mereka sendiri.

 

Flashback end

 

 

Taeyeon Pov

“Hana, dul, se! Baaa!” Ku lihat  Yoonhyun mengejutkan fany yang sedang duduk terbengong di ruang tamu. Wajahnya sangat menggemaskan.

“Bwo aa?! YA! Apa yang kalian lakukan?! Mengejutkan unnie mu ini?!” cemberut fany
“Mianhe, Mianhe, Hahaha” kata Yoona di ikuti tawa buayanya

“Tidak, aku tidak akan memaafkan kalian berdua”

“Ah?! Unnie” Polos maknae

“Hyunie, Ayo kita pakai cara andalan kita” kata Yoona seperti memberi kode-kode rahasia kepada seohyun

“Apa yang akan kalian lakukan?! Jangan macam-macam yaa?!”

“Hana.. dul, se! Serangg!!” Yoonhyun menggelitiki fany, mereka terlihat sangat bahagia.

Aku senang sekali bisa melihat fany tersenyum seperti itu.

“YAA!! Hentikan! Jinja, hentikan!” kata fany sambil tertawa karena geli di gelitiki Yoonhyun

Ku lihat fany sangat kecapekan dan akhirnya aku memutuskan untuk menghampiri mereka.

“Aigoo.. aigoo.. apa yang kalian lakukan terhadap unnie kalian?! Lihatlah dia” kataku saat menghampiri mereka, Yoonhyunpun menghentikan aksi mereka. Dan aku berdiri di didepan tiffany yang sedang duduk, ku betulkan rambutnya yang sedikit berantakan, dia sedikit mendongak ke atas agar dapat melihat wajahku karena aku sedang berdiri. Kini, dia bisa melihatku dan mata kami bertemu.

1..2..3..4..5

“kekekeke”

“aduh..aduh..”

“ckk..ckk”

Kami berduapun terkejut dengan suara-suara aneh itu dan mengalihkan pandangan kami keseluruh ruangan. Tanpa di sadari, ternyata semua member kecuali sooyoung dan sunny yang lagi tidur, sedang memperhatikan kami berdua. Aku jadi tersipu dan mukaku sedikit memerah. Ternyata suara ‘kekekeke’ berasal dari orang disamping kami yaitu yoona, sedangkan seohyun hanya menatap yoona yang terkekeh-kekeh melihat kami berdua. Sedangkan  suara ‘aduh..aduh’ berasal dari pasangan yulsic, tetapi hanya yuri saja, sedangkan Jessica hanya menatap kami dengan senyum kemenanannya seperti baru menerima award saja. Dasar aneh, pikirku. Sedangkan ‘ckk..ckk’ , siapa lagi kalau bukan hyo yeon?! Mengganggu saja kalian semua, pikirku lagi.

“YAA!! Pendek! Kau mau ngapain? Menciumnya? Menyaingi sicababy ku? kekekeke” ejek yul

Dasar Hitam! Ingin sekali aku mengomelnya tapi aku memilih untuk diam dan hanya menatapnya sinis.

“YA! Seobang-ah, lihat tuh, byuntae mengerikan, tatapannya mengalahkan ice-glare ku. Hahaha” sica malah ikut meledekku. Dasar yulsic! Ku jahit juga mulut kalian!

Aku tidak mempedulikan kata-kata mereka dan pergi dari ruangan itu juga sebelum mereka semakin ngelantur.

“Tae..”

 

Tiffany Pov

“Tae..” panggilku

Tetapi sepertinya tae sudah tidak mendengarnya lagi dan sudah masuk ke kamarrnya.

“kalian sih.. tae kan jadi ngambek” omel ku pada mereka

“Yahh..mian mian, maaf sudah mengganggu kalian, yaudah deh, kami gak mau ganggu. Yuk, sicababy kita ke kamar”

Dasar yulsic! Bikin kesel saja! Aku ingin menyusul tae, tapi kulihat dia masuk kekamarnya dan akupun mengurungkan niatku dan memutuskan untuk masuk ke kamarku saja.

Tok..tok..tok..

“masuk”

Aku terkejut melihat sosok yang muncul di balik pintu, ku kira itu yoonhyun atau hyoyeon ternyata… Dia.

“Fany-ah” suaranya membuyarkan lamunan ku

“huh?”

Dia menghampiriku yang sedang duduk diatas ranjang sambil membaca dan menyandarkan kepalanya di pundakku

“wae taeyeon-ah? Apakah kau mengkhawatirkan sunny?” pertanyaan yang aku sendiri tidak tau mengapa aku mempertanyakannya

“Ne..anio..ne..anio”

“taeyeon-ah, wae? tanyaku menutup buku yang sedari tadi ku baca dan melihatnya

“ani..gwenchana” katanya tanpa sedikitpun bergerak dari posisinya tapi malah menutup matanya

“biarkan aku menikmatinya”

“huh?”

“ani” dia melihatku dan tersenyum kemudian kembali ke aktivitasnya

“tae-ah?”

“huh?” katanya masih dengan mata tertutup
aku melihatnya “ani..tidurlah”

Taetae, saranghae….

 
To be continued..
bagaimana Readers??
“your comment, my inspiration”

 

{2shoot} Call Me sicababy Once More 1/2

anyeong reader #ngendap2 takut di tabok mha readers

author mengucapkan ribuan bahkan jutaan, miliaran, trilliunan maaph, karena dah menghilang setelah sekain lama.

awal2ny thor hilang karena kmrn masih sibuk ujian, udah ujian liburan 2 minggu sibuk d vihara, nah tinggal 1 minggu liburan thor pake buat jalan-jalan. so ga da waktu luang buat lanjutin FF

sekali lagii bener2 maaph ya readers, bungkuk 360 derrajat #gimana thu?

tapi tenang aja thor bakal ganti kok dengan satu FF baru hehe

awal nya pengen oneshoot tp kepanjangan jadi yaudah 2 shoot aja deh hehehe

 

Happy reading!!

Cast : Yulsic, Taeny

Gender : Romance, Yuri

Kategori : [2Shoot]

 

“cinta itu tidak harus memiliki dan butuh pengorbanan”

 

Jessica PoV

 

“morning seobang ~ ” tidak seperti biasanya, hari ini aku bangun lebih awal. Kemudian aku membangunkan seobangku atau  kekasih ku yang amat sangat aku cintai, kwon Yuri. Padahal aku dan Yuri adalah Yeoja, tapi perasaan itu entah datang dari mana hingga kami bisa menjalani hubungan terlarang ini. Awalnya aku dan Yuri hanya bersahabat tapi lama kelamaaan, perasaan itu muncul dan melebihi cinta dalam arti sahabat.

 

Flashback

Aku baru saja tiba di Korea selama 3 hari. Sebelumnya aku tinggal di San Fransico, Amerika. Orang tua ku mulai membangun usahanya di sana semenjak aku kecil sehingga, aku tidak tahu banyak tentang negara kelahiranku sendiri. Sejak kecil aku sudah tinggal di Amerika, jadi tidak salah jika tingkah lakuku agak berbeda dengan penduduk disini dan aku kurang bisa bahasa Korea.

 

“Haaahhh” aku menghela lega. ‘akhirnya, sekian lama pergi aku bisa juga kembali ke negara asal ku’ batinku sambil menghirup udara segar di taman. Aku tinggal sendirian di apartemen dan nganggur disini. Padahal aku sarjana di bidang bisnis. Sesungguhnya aku tidak mau kuliah bidang itu, karena orangtua ku memaksa, jadi apa boleh buat. Karena bosan di apartement aku memutuskan untuk berjalan-jalan sambil menghirup udara segar di taman terdekat. Dan ternyata disini ramai juga, oh ya hari ini kan hari minggu pantas saja ramai. Aku berjalan menulusuri satu per satu tempat di taman itu. karena lelah aku duduk di kursi panjang dekat sebuah danau. “Nyaman” ku pejamkan mata dan  mendongak ke langit biru pagi yang cerah disertai burung-burung menghiasi langit beserta terpaan angin sepoi.

“unnie! Tendang bola itu kesini” aku mendengar suara anak kecil yang sedang  meminta tolong. Apakah ia meminta tolong kepadaku? Karena suaranya sangat dekat. Aku membuka mata dan melihat-lihat sekitar. Ternyata bukan aku, tapi ia memanggil perempuan yang duduk di kursi roda itu. aku kembali memejamkan mata.

“hah?! Duduk di kursi roda?” seketika aku tersadar dan langsung menghampiri mereka. Kulihat yeoja itu sepertinya sedih. Kasihan. Aku berhenti sejenak menyaksikan keduanya.

“unnie! Tolong tendang  bola kuning itu, itu!” teriak salah satu anak itu dari jauh sambil menunjuk bola kuning yang tepat disamping kursi rodanya. “. . . “ yeoja itu tidak menjawab, ku lihat matanya berkaca-kaca. Ia hanya diam dan menatap anak kecil itu seakan-akan berkata “maaf aku tidak bisa mengambilnya”

“unnie! Ayo tendang! ” anak kecil itu kembali berteriak lebih keras lagi, ‘sepertinya ia belum mengerti apa-apa’ gumamku melihat anak kecil  itu. “!” yeoja itu membungkuk dan berusaha meraih  bola itu . .

 

Brukkk!! #anggap aja suara nendang bola Jv

Mata ku juga ikut berkaca-kaca melihatnya, kasihan sekali yeoja itu, perasaannya pasti sakit sekali. Melihatnya membungkuk dan berusaha meraihnya, aku berlari sekuat tenaga dan menedangnya kearah anak-anak kecil itu. Yeoja itu terkejut dan langsung menatapku.

“gamsa hamnida, aku memang tidak berguna” ujarnya memandang kosong kedepan dan  …. menangis.

“tidak kau sudah berusaha, Jessica Jung imnida” aku menjulurkan tangan sambil tersenyum kearahnya.

“Kwon Yuri” ia menyalami tanganku dan menjawab dengan lemah.

“nghh.. ka..kalo boleh tahu kamu kenapa bisa seperti ini” tanya ku gugup bercampur perasaan tidak enak.

“Mmmm..” “maaf, kalo kau keberatan tidak usah di jawab saja dan anggap aku tidak pernah menanyakan  .  . . “

“Anio, gwechana” Yuri memotong kata-kataku. “a.. Aku “ ia menangis. Rasa bersalah kembali muncul, sebaiknya tadi kau tidak menanyakannya. Haishh.

“Mianhe Yul” kataku menunduk. “gwechana. Aku kecelakaan bersamanya” ia mulai bercerita dengan tatapan lurus kosong. “siapa?” “Minho oppa, kekasihku” airmatanya mulai mengalir lagi. “hari itu, saat kami ingin pergi ke suatu tempat merayakan hari jadian kami yang pertama, tepatnya hari … Minggu” lanjutnya. ‘minggu?berarti hari ini’ batinku. “gara-gara aku” kata-katanya tertahan, ia menangis sejadi-jadinya. Padahal aku masih belum tahu sepenuhnya. “di dalam mobil kami bercanda gurau, aku terus menggelitiknya dan menjahilinya yang sedang fokus menyetir hingga akhirnya ia melanggar lampu merah dan menabrak mobil yang melaju dari samping” ia bercerita dalam isak tangisnya. “hiks..hiks” sediih sekali, aku ikut menangis. “hingga akhirnya begini, ia luka berat dan dilarikan kerumah sakit Jepang.. hiks..hiks” ia memeluk lenganku dan menangis hingga bajuku basah. “dan aku tidak tahu kabarnya hingga sekarang, saat aku bangun dari tidurku yang panjang ia telah pergi ke Jepang” aku mengelus-elus punggungnya, berusaha menenangkannya. ‘benar-benar mengharukan’ . “sudahlah itu masa lalu Yul , yang penting kau harus sembuh, aku yakin dia akan kembali suatu saat nanti, hwaiting!!” aku berusaha menyemangatinya. “gomawo sica.”

Semanjak hari itu, hubungan aku dan yul semakin dekat. Karena ia tinggal sendiri aku memutuskan untuk tinggal bersamanya dan merawatnnya.

 

Flashback  end

 

Hingga sekarang, Yul sudah bisa berjalan lagi, senang sekali rasanya melihat ia bisa tertawwa lepas. Aku tidak peduli penilaian orang tentang kami, yang penting kami saling mencintai. Toh, hubungan kami sudah berlalu 2 tahun, itu cukup lama bukan.  Tapi, ada sesuatu yang ku takutkan walau yul selalu bilang ia mencintai ku, namun aku takut jika masa lalunya kembali dan yul lebih memilihnya daripada aku.

 

“seobang bangun!”aku mengguncang tubuhnya. “nghhhh hoamhh”ia hanya meranggangkan otot-ototnya dan tidak menyapa ku balik. Kesal sekali. Aku mengembungkan pipiku. “morning Sicababy chu~ “ mengetahuiku seperti itu ia langsung mengecup bibirku kilat. Mukaku spontan bersemu merah. “Yaa kenapa menciumku, kau bau tahu!” ketusku. “karena jika tidak begitu, bibirmu akan mengerucut lebih panjang lagi ahaha” haaiashh ia menggodaku lagi.kau sungguh menyebalkan yul.  “sudahlah, mandi sana! Aku akan menyiapkan makanan”aku beranjak dari tempat tidurku. Tapi Yul segera memelukku dari belakang dari menarikku kembali ke tempat tidur. “aaahh Yul lepaskan!” kesalku. “sejak kapan kau bisa masak baby?” ia berusaha mengalihkan perhatianku. “Yul lepaskan!” aku berusaha lepas darinya. Tapi nihil, Yul lebih kuat dariku dan lebih lagi dia menambah erat pelukannya. “sudahlah sicababy, aku tahu jika kau suka ini” bisiknya di telingaku. “ayo tidur lagi, masih jam 8 baby”

 

Yuri PoV

Aku membuka mataku. Ku lihat my sicababy masih tidur dengan pulasnya dalam pelukanku yang hangat. “aigoo.. neomu neomu yeoppo” sica ku memang cantik. Apalagi saat ia merawatku dulu sangat sabar dan perhatian. Dari makanan, gerak-gerikku, jam tidurku, jam makan ku, semuanya.  Ia memang bidadari yang diberikan Tuhan untukku. Sempurna.

“morning seobang ~” jam berapa ini? kulihat jarum jam masih menunjukkan angka delapan. Tidak biasanya ia bangun sepagi ini. kemudian aku pura-pura tidur dengan memejamkan mata. “seobang bangun!”ia mengguncang tubuhku. Aku ingin mengerjainya hari ini. “nghhhh hoamhh” aku pura-pura mengabaikannya dengan merenggangkan otot-otot ku. Ku intip dia sedang kesal dengan pipinya yang kembung, hahha lucu sekali. Kau sungguh menggemaskan baby, karena tidak tahan aku langsung mengecup bibrnnya “Morning  Sicababy Chu~ “ hahha mukanya langsung berubah seperti tomat yang matang. Dari wajahnya terlihat kalau dia kesal. Setelah menciumnya aku kembali tidur. “Yaa kenapa menciumku, kau bau tahu!” ketusnya beserta tatapan es nya.  “karena jika tidak begitu, bibirmu akan mengerucut lebih panjang lagi ahaha” ujarku berusaha menggodanya. Dasar ice princess, sudah ketahuan jika kau suka bibirku ini, tetapi tetap saja gengsi. “sudahlah, mandi sana! Aku akan menyiapkan makanan” katanya dan beranjak dari tempat tidur. “huppp” aku memeluknya dari belakang dan menariknya hingga kami terbaring ditempat tidur dengan posisi sica berada di atasku. Tapi muka kami tidak berhadapan. Aku masih ingin bersamanya. “aaahh Yul lepaskan!” teriaknya. Kulihatnya wajahnya kembali memerah lagi. “sejak kapan kau bisa masak baby?” aku tidak menggubris katanya. Sesekali aku memergokinya tersenyum. Ahaha, akhhirnya kena kau. “Yul lepaskan!” ia meronta-ronta ingin lepas dariku. Tidak akan ku lepaskan, aku menambah erat pelukannya.

“sudahlah sicababy, aku tahu jika kau suka ini” bisikku mesra di telinganya. “ayo tidur lagi, masih jam 8 baby” aku menarikknya kedalam selimut. Dan kelihatannya ia setuju. Kwon Yuri Kau memang hebat bisa mencairkan sang  ice princes.

 

Normal PoV

“tae-tae ayahmu pencuri ya?” Tiffany menyaksikan Taeyeon sedang asyik memotong sayur di dapur. Karena taeyeon tidak mengizinkannya memasak #tahu kenapa kan? Tahu apa yang dimaksud tiffany tanpa ragu taeyeon langsung menjawab “iya” dan senyum-senyum sendiri menunggu kata-kata tiffany selanjutnya. “memang kenapa fany-ah?” lanjutnya tae tidak sabaran.

“hehe.. karena kau telah berhasil mencuri hatiku” jawab fany malu-malu dan langsung memeluk tae dari belakang. “saranghae tae-tae” bisiknya lembut dan mesra. Taeyeon yang sedang sibuk dengan sayurnya itu langsung berpaling ke Fany “nado saranghae chaggi “ balas tae disertai pelukan erat.

“Tae bagaimana jika kita out nanti sore?” fany masih berada dalam dekapan tae. “everything for you chaggi” jawab tae penuh percaya diri. “Siip, bagaimana jika kita ajak jessie dan Yuri” tae terdiam. ‘haishh, padahal aku hanya ingin berdua’ tae bergumam dalam hati. “aayolah tae-tae, kita kan sudah lama gak double date dengan mereka. Ya? Ya?” bujuk Fany dengan eye smile-killer nya. Hal itu tentu saja membuat taeyeon nurut dengan kekasihnya. Siapa yang akan menolak jika fany sudah mengeluarkan jurus andalannya itu #wkaka.. auhtor juga ga tahan.

“baiklah kalo begitu” angguk Tae pasrah. “yess!!” seru fany sambil mengepalkan tangannya. Ia langsung merogoh sakunya dan mengeluarkan i-phone nya.

Jessica Pov

Kruikkkk.. kruiikkk

Aku terbangun ketika cacing-cacing diperutku mulai konser. Hoammmss. Laper banget. Saat ku lihat jam dinding, ternyata sudah jam dua belas. Haisshh, semua ini gara-gara kwon seobang yang mengajak ku tidur lagi #bukannya sica unnie suka tidur?

Ketika aku menoleh ke sebelahku ternyata Yul sudah bangun, ‘pasti dia sedang memasak untukku’ aku tersenyum. Aku duduk bersandar di tempat tidur dengan  mata yang setengah terbuka. Sebenarnya aku masih ngantuk, ‘huh! Dasar cacing sialan’ gerutuku kepada diri sendiri.

 

Mr.taxi..taxii..taxii.. taxii

Aku mendengar suara dari handphoneku, dengan segera aku meraihnya.

 

From : Mushroom Hwang

 

Jessie, nanti sore kita double date yuk!!!

 

Double date? Kebetulan sekali aku juga lagi bosan. Baiklah nanti aku akan ajak Yul. ‘Yes!! Aku akan kencan dengan my kwon seobang’ girang sica. Dengan cepat aku menekan tombol reply dan mengetik:

 

To: Mushroom Hwang

Ok Fany! Jam 4 ya 😀

See you

 

Send. Aku langsung mengirimnya ke Fany. Tetapi aku akan belum menanyakannya kepada Yul apakah dia bisa atau tidak. Hmm biarlah Yul pasti akan nurut jika aku yang ajak, lagian sudah lama kami tidak nge-date sejak Yul sibuk dengan restaurantnya. Aku melihat kalender dan “YES!!” teriakku. Hari ini minggu. Aku segera beranjak dari tempat tidur dan ke kamar mandi.

 

 

Normal PoV

“wahh, Sica hari ini kau cantik sekali, mau kemana?” tanya Yul penasaran. “kencan!” jawabnya mantap dan langsung menempel dilengan Yul. “seobang-ah, cepat ganti baju sebentar lagi kita akan double date dengan pasangan taeny ;)” lanjut sica penuh semangat. “hah? Kencan? Hari ini?” Yul terkejut karena kencannya mendadak seperti ini. “tapi..” “Yul, ayolah. Sudah lama kita tidak kencan” sica memelas dengan puppy eyes nya. Kemudian sica mendorong Yul kekamar dan memilihkannya baju. “ini! pakai ini ya” sica menyerahkan selembar T-shirt dan jeans pendek. “ayo cepat ganti bajunya yul, nanti kita telat” sica masih kelihatan bersemangat. Berbeda dengan Yul yang kelihatannya lemah dan sangat tidak ada niat kencan.

 

Yuri PoV

Sica mengajakku kencan? Haduh padahal rencananya aku ingin istirahat. Lagipula ini kan hari minggu. Hari yang ku tunggu-tunggu untuk istirahat setelah jadwalku yang padat dalam mengurusi restaurant appa dari senin sampai sabtu nonstop. Tapi aku tidak bisa menolak. Sica kelihatannya sangat senang dan bersemangat. Jika aku tolak dia pasti akan sedih dan . . menangis. Yah, itulah kebiasaanya, menangis. Kadang aku sangat kesal dengannya yang bertingkah seenaknya tanpa meminta keputusan dariku, seperti ini. haisshh tapi bangaimana pun aku tidak tega melihatnya menangis nantinya. Sudahlah, aku turuti saja. Lagian benar kata sica, kami sudah jarang sekali kencan.

“Yul, sudah siap? Cepat nanti kita telat” teriak sica dari luar kamar mandi. Aku pun mengganti baju dengan malas. “iah, sebentar” teriakku lemah.

Setelah ku keluar dari kamar mandi, sica langsung memeluk lenganku dan mengajakku turun.

 

Jessica PoV

Haha.. aku senang sekali, karena bisa kencan dengan Yul. hal yang sudah lama ku tunggu. Tapi, Yul daritadi diam saja. Dia kenapa ya? Apa dia sakit? Tidak biasanya dia begini jika kami akan kencan. Malahan biasanya dia yang paling bersemangat. Tapi itu sudah lama. Semenjak appanya memberikannya restaurant, Yul berubah jadi agak pendiam. Aku menaruh tanganku di kepalanya, aku takut jika dia sakit. “ Yul kau sakit ya? “ tanyaku khawatir. “tidak kok” jawabnya lemah dan . . berusaha tersenyum. Itu bukan senyum Yul yang biasanya. Aku tahu betul senyum  Yul seperti apa. Apa dia ada masalah? “kalau begitu kau kenapa Yul?” aku kembali bertanya. Kali ini dia hanya menggeleng dan tidak menjawab sama sekali. Setelah itu, suasana dalam elevator menjedi hening seketika.

 

Normal PoV

Yulsic, Yuri dan jessica kini sedang bergelut dalam pikirannya masing-masing. ‘apa Yul tidak mau kencan hari ini?’ sica berbicara dalam hati. Namun, tanpa disadari wajah Yul memang agak pucat, mungkin karena kecapean. Sica terus memperhatikan Yul tanpa berkedip sedikit pun. Dia mulai menyelidiki kekasihnya satu per satu, dari atas hingga bawah. Hingga akhirnya ia sadar bahwa wajah kekasihnya itu memang agak pucat. “Yul, kau sakitkan?” sica kembali memeriksa suhu tubuh Yul dengan meletakkan tangan di atas dahi Yul. ‘tapi badannya tidak panas’batin sica. “an.. anio. Aku tidak apa-apa” jawab Yul melepaskan tangan sica yang menempel didahinya.  Dia tidak enak jika harus membatalkan kencan yang mungkin sudah ditunggu-tunggu sica. Namun, sebenarnya ia sedikit malas untuk keluar hari ini. “sudahlah Yul, kita batalkan saja kencan kali ini” ucap sica sambil merogoh tasnya dan segera mengeluarkan i-phonenya. Saat sedang mengetik sms, tiba-tiba Yuri menahannya “jangan sica, aku tidak mau kencan kita batal” kata yuri lemah. “ani! Kau sedang sakit yul” tersirat raut khawatir di wajah sica. “tidak, aku tidak mau kencan jika harus mengorbankan Yul” lanjut sica. Dia adalah sosok yang sangat sensitif dengan yul. sedikit saja sesuatu yang tidak beres dengan Yul, sica akan sangat panik. Mungkin karena dia begitu mencintainya. “sudah ku katakan aku tidak apa-apa” kata yul sedikit membentak. Sica menatap yul dan terdiam, tidak biasanya yul membentaknya hanya gara-gara masalah seperti ini. Seketika pintu elevator pun terbuka, yul langsung menarik tangan sica dan keluar.

“Yul . . “ lirih sica. Yul mengabaikannya, dan berjalan kearah parkiran dengan tetap menarik tangan sica. “Yul . . sakit” lirih sica pelan tapi terdengar ditelinga Yul. mendengar itu, yul langsung berhenti dan melepaskannya. Ia lihat pergelangan tangan sica merah karena cengkramannya yang lumayan kuat. “mian sica, aku tidak bermaksud menyakitimu” yul langsung menarik sica kedalam pelukannya. “hiks.. hiks” sica mulai menangis. “maaf yul jika aku berlebihan” katanya disela isak tangisnya. “aku hanya tidak mau kau mengorbankan dirimu demi ku” lanjutnya lagi. Tersentuh dengan perkataan sica yul semakin mempererat pelukannya. Terlintas sedikit rasa bersalah dihatinya. “sstt.. sudahlah kau tidak salah sica” yul melepas pelukannya dan mengusap airmata sica. “sudah jangan nangis lagi, ayo kencan!” seru Yul menggengam tangan sica dan membimbingnya ke tempat parkiran.

***

Akhirnya pasangan Yulsic Taeny jadi kencan pada hari itu, walau pada awalnya ada sedikit masalah di pasangan Yulsic namun sekarang kelihatannya mereka sudah baik-baik saja.

 

TaeNy

“hahaha.. tae-tae lihat monyet itu, lucu sekali!” pasangan taeny berjalan mendahului pasangan Yulsic.

“iah, tapi chaggi-ku lebih lucu CHUP~” melihat kekasih sedang bergelut mesa dilengannya tae langsung mengecup kilat bibir kening kekasihnya. “saranghae Fany-ah” “nado saranghae tae-tae”

“by the way tae-tae, bagaimana dengan Yulsic ya?” tanyanya sambil melangkah. “mereka pasti tidak kalah mesranya dengan kita wkakaka. Tapi bagaimana pun kita pasti lebih mesra ketimbang mereka” jawab Tae sambil memegang bokong fany . “bukan itu tae” fany mencubit lengan tae. “auwwhh!” “makanya jangan byun trus. Dasar BYUNTAE!” fany tertawa. Kemudian wajahnya kembali serius “tadi waktu kita makan bersama, aku liat yulsic tidak seperti biasanya, entahlah mungkin perasaanku saja” kata Fany. “Aigoo Fany-ah, tidak ada yang beda kok, mungkin itu perasaan kamu saja. Mereka masih mesra seperti biasanya, buktinya tadi saja sica masih suap-suap Yuri” jawab tae tanpa ragu. “sudahlah, mereka baik-baik saja” Tae berusaha menenangkan pikiran kekasihnya yang mulai berpikir yang negatif.

Lalu mereka berjalan mesra menelusuri kebun binatang dengan jemari yang saling terkait.

YulSic

Yulsic sedang melihat kuda. “Yul ayo kesana!! “sica menarik tangan yul langsung tanpa bertanya. Itulah kebiasaan sica, berbuat seenaknya terhadap seobangnya. “tap..tapi sica” belum  sempat bicara, Yul sudah di tarik sica sampai ke tempat kelinci. Hal itu membuat yul cemberut. Ia sangat tidak suka dengan sikap sica yang seperti itu. hal ini juga sering menjadi penyebab pertengkaran mereka, walau akhirnya sica yang mengaku salah. “Yul liihat!! Lucu sekali ya” seru sica sambil memberi makan beberapa kelinci itu.

“Yul Sini!!”

“Yul Ayo kesana!!”

“Yul Lihat itu!”

“Yul cepat kemari!”

“Yul…” “yul….” “yul…”

Seru Sica sambil menarik tangan Yul kemana-mana, sesuai dengan keinginannya. Sedang Yul, dia kelihatannya sangat kesal, sica menariknya seenaknya. “Yul lihat monyet itu!!” teriak sica segirangnya seperti anak kecil yang pergi ke taman bermain#padahal hanya liat monyet wakak. Namun, sepertinya kali ini yul menahan langkahnya. “Stop!! Aku capek sica!!” bentak yul kesal. “hentikan!! Aku bukan bonekamu!” murka yul, tersirat amarah yang besar dari muka Yul. “Yu…Yul” akhirnya sica menoleh dan menatap yul.

 

Jessica PoV

“Stop!! Aku capek sica!!”

“hentikan!! Aku bukan bonekamu!”

Saat aku ingin mengajak yul melihat monyet, tiba-tiba ia membentakku keras.

“Yu…Yul” langkahku terhenti, kemudian berbalik menatapnya. Yul kenapa? Kenapa dia membentakku seperti itu? apa aku berbuat salah?

Aku masih menatapnya heran. “Yu-Yul kau kenapa?” tanya ku pelan dan menyentuh pipinya. “!!” dia menepis tanganku? Apa ini?

“hentikan sica! Aku sudah sangat lelah dengan sikapmu yang kekanak-kanakan itu” tegas yul. kulihat alisnya bersatu tajam, ‘sepertinya yuri sangat marah’ batinku. “Yul apa maksudmu?” aku masih tidak mengerti dengan kata-katanya barusan. “sudahlah, aku mau pulang. Aku lelah, mau istirahat, besok aku mau kerja” setelah menyampaikan itu yul langsung berbalik dan meninggalkanku sendiri begitu saja. Tanpa disadari airmataku perlahan mengalir membasahi pipiku.sakit sekali. “hiks..hiks”aku menangis.  Aku memang pacar yang payah! Aku tidak tahu kalau yul sangat lelah dan butuh istirahat. Sekarang di hari libur seperti ini aku malah mengajaknya kencan tanpa memperhatikan kondisi nya yang lemah, sica paboya!! Hiks..hikss Yul sepertinya marah besar. ‘aku harus meminta maaf dan merawatnya nantinya’

Kemudian aku mengeluarkan i-phoneku dan memberitahu Fany.

 

To : Mushroom Hwang

Fany-ah, mianhe aku harus pulang, Sepertinya yul kecapaen.

Jeongmal mianhe. Bye J.

 

Send! Setelah mengirim sms itu, aku menghapus airmataku dan berlari secepat mungkin, dengan harapan yul masih ada disekitar sini. Aku tidak ingin membuat yul kecewa mempunyai pacar sepertiku.

 

Yuri PoV

Aku kesal! Sangat kesal dengan yeoja itu. Dia selalu bertingkah seenaknya tanpa memikirkan keadaan dan perasaanku. Dia anggap aku apa? Tidak pernah sekali pun ia meminta keputusan kepadaku dan mengerti aku. Huh lama-lama aku juga bosan dengan sikapnya yang egois dan kekanak-kanakan seperti itu. dan juga dia Yeoja manja! Jujur aku tidak suka kepada orang yang manja.

“Yul !!” suara ini, sepertinya tidak asing sekali seperti suara, sica. “Yul tunggu!! Ayo pulang bersama” aku menghentikan langkahku dan benar. Suara itu memang milik ….sica. “hoshh.. hoshh syukurlah kau belum pulang yul” ia berlari kemari dengan nafas yang tersengal-sengal. “:D ayo kita pulang seobang!” serunya sambil memeluk lenganku mesra. Aku terheran dan mematung disitu. Sungguh, aku tidak mengerti dengan sikap anak ini. “seobang wae??” ia mengadah melihatku yang mematung sedari tadi. Aku tersentuh saat ia menatapku dan tersenyum dengan wajah polosnya. Kulihat matanya sembab, ‘apa dia menangis tadi?’ batinku. Dan yang membuatku terkejut adalah wajahnya yang mulus itu ada goresan dan … berdarah?!

Seketika rasa bersalah muncul dari batinku yang terdalam. Sesungguhnya aku tidak harus membentaknya seperti tadi. Toh, dia kan tidak tahu apa-apa. Huh, sekarang aku malah menyakitinya. Ini salahku karena terlalu memaksakan diri.

“seobang-ah wae?” ia mengguncang tubuhku hingga aku tersadar ldari lamunanku tadi. “ini kenapa sica?” tanyaku sambil menyentuh goresan luka diwajahnya. “oh.. tadi saat aku berlari, aku tersandung batu dan tersungkur hahaha, tapi tidak apa-apa kok, Cuma luka kecil. Kau capek akan yul? ayo pulang dan istirahat” jelasnya dengan menebarkan senyuman yang sangat manis.  Aku memeluknya erat. Aku tidak tahan melihat senyuman polosnya.

“mian sica, tadi aku telah membentak dan meninggalkanmu” sesalku pelan tepat disamping telinganya. “sudahlah, ayo!” ia melepaskan pelukanku dan menggengam jemariku erat. “tapi bagaimana dengan teang fany?” aku baru teringat kalau kami tidak sendirian kesini. “aku sudah menghubung fany kalau kita akan pulang duluan karena kau kecapaen, ayo!” “hmm. Baiklah kajja!” kali ini aku yang merangkulnya.

 

TaeNy

Mereka sedang duduk di kursi panjang yang berada di sekitar kebun binatang.

Drrrrtt.. drrrrrtt

“ada sms masuk”gumam fany.

 

From : Ice princess

Fany-ah, mianhe aku harus pulang, Sepertinya yul kecapaen.

Jeongmal mianhe. Bye J.

 

“tae-tae, Yulsic pulang” kata fany dengan mata tetap tertuju pada layar hp.

karena di ada respon dari pemilik nama ia menoleh ke sebelahnya “tae-tae . .” kata-katanya terhenti saat ia menemukan sampingya itu kosong. “tae-tae !” terika fany.  Lalu Fany mencar-cari nya disekitar tempat. ‘haishh kemana sih anak itu’ kesalnya.

Tiba-tiba seorang yeoja menyentuh bahu Fany dengan tangan membawa ice cream “Kau cari apa Fany-ah?” tanyanya bingung melihat Fany mondar-mandir. Mendengar suara yang tak asing lagi Fany spontan membalikkan badanya, dan Yap, yeoja itu tidak lain adalah kekasihnya sendiri. “Hahahahahahahah”  melihat muka tae, Fany yang tadinya kesal menjadi tertawa terbahak-bahak. “wa..waeyo chaggi-ah?” taeyeon masih tidak mengerti dengan kelakuan kekasihnya yang dinilai…aneh. kemudian Fany mengeluarkan kaca dari tasnya, “tae lihatlah mukamu hahha” ia tertawa hingga pupilnya tidak kelihatan. Tae yang bingung pun mengikuti perintah Fany. Ia meraih kaca itu dan “Yaaa!! Fany-ah, apa yang lucu? Kau menertawaiku ya?” kesal tae cemberut. “ahahah, mian mian. Habis mukamu lucu tae-tae. Lagian siapa suruh kau makan ice creamnya belepotan seperti anak kecil gitu hahaha” ejeknya sambil tertawa.

“yaaa!!” cemberut tae sambil mengelap sisa ice cream disekitar bibirnya dengan tissue. “itu akibat dari orang pelit yang hanya makan ice cream sendiri” sindir Fany dengan senyum kemenangannya. ‘huft.. itu bagian dari rencanaku Fany-ah’ batin tae. “i..itu” gugup tae. “apa?” ledek Fany. “ini,kalau kau mau ambillah” tae menyodorkan ice cream sisanya kepada Fany. “cihh, dasar pelit, bisanya hanya memberikan sisa makananmu. Aku bukan anjingmu!” sinis Fany. “ bu..bukan gitu Fany-ah” tae mulai menjelaskan. “lalu apa?” tanyanya dengan nada mengejek.

 

-Flashback-

Aku lihat Fany sedang asyik sendiri dengan Hp nya. Aku jadi bosan, hmmm. “aha!!” tiba-tiba aku terpikir sesuatu. Diam-diam aku meninggalkannya sendiri yang sedang asyik sendiri. “My Mushroom aku tinggal bentar ya” batinku dan pergi. sesuai rencana, aku pergi membeli ice cream di sebrang sana.

“Ahjussi, aku beli ice cream rasa coklat satu ya” pintaku kepada penjual ice cream. “maaf noona, yang coklat habis. Yang ada hanya Vanilla dan strawberry” jelas penjual itu. Haishh. “baiklah kalau begitu yang strawberry saja” pintaku kembali. Strawberry aja deh, lagian itu kan kesukaan Fany. Fany? Haishh aku sampai melupakannya. Lebih baik aku belikan satu untuknya.

“ini noona ice creamnya” ahjussi itu memberiku ice creamnya, dan aku mengambilnya dan tidak lupa untuk membayarnya. “kamsahamnida” ucap ahjussi itu. “oh ya, ah—-“ aku menahan kata-kataku, kemudian aku menemukan sesuatu hoho. ‘sebaiknya aku beli satu saja, agar aku bisa lebih mesra dengan My Mushroom dengan satu ice cream berdua, karena akan terjadi ciuman tidak langsung wkakaka’ batinku.#byuntae mood on*

“iya?” “errr.. tidak, aku permisi” aku membungkuk dan berjalan ketempat Fany sambil senyam-senyum.

-Flashback End-

 

“karena.. “ tae masiih ragu untuk mengatakan alasannya. Tiffany masih setia menunggu dengan tatapan mengejeknya. “karena hmm.. Yaa! Karena ice creamnya tinggal satu, Yaa!! Hanya tinggal satu hehe” akhirnya Tae berhasil menjawab dengan senyum innocentnya. Walaupun kebenarannya sangat menyimpang dengan rencananya. Sayangnya ia masih belum punya nyali untuk mengatakan yang sebenarnya karena ia takut Fany akan mengejeknya.

“oh!” jawab Fany cuek dan berlalu begitu saja. Tampaknya ada sedikit rasa kecewa dari wajahnya. ‘huhh.. dasar byunTae Danshin, kau memang menyebalkan’ kesalnya dalam hati. ‘aku kira ia akan menjawab dengan sesuatu yang romantis, ternyata . . konyol’ gerutunya lagi. “yaa!! Fany-ah! Kalau kau mau ice creamnya ambilah” teriak taeng dan berlari mengejar fany. “huuuaaa kenapa kau meninggalkanku Fany-ah!!” taeng kembali berteriak tapi tidak di gubris sama sekali oleh kekasihnya itu. “chaggi-ah jangan tinggalkan aku sendiri hiks hiks” taeng beraegyo sendiri dibelakang sambil berjalan mengejar Fany.”Fany-ah sebenarnya aku sengaja membeli satu ice cream agar kita memakannya bersama!” kini taeng berteriak dengan segenap jiwa dan raganya dengan memegang ice cream strawberry nya yang mulai mencair. Diam –diam fany tersenyum mendengar kata-kata Tae. “Wait me Fany!!” teriak taeng sekuat tenaga hingga suaranya hampir habis, tapi Tiffany malah mempercepat langkah kakinya. Tiba-tiba Fany berhenti. Senyum lebar terlihat diwajah taeng.  “siapa suruh jalannya lambat, Dasar Danshin!” ucap fany dengan memperlihatkan wajah dingin, tapi gak dingin-dingin amat#ga bisa nandingin MySica unnie* dan kembali berjalan. “yaa!! Kau bilang aku apa?” kesal taeng. ‘tapi tidak apa-apa, yang penting sekarang my mushroom, yeah!’ gumam taeng dan langsung menyusul Fany dengan kecepatan kudanya.

 

 

Normal PoV

Di pagi hari yang cerah, angin sepoi yang bertiup dan sinar matahari yang begitu bersahabat menelusuri tirai jendela menembus hingga kebalik selimut seorang yeoja yang masih terlelap.

 

Jessica PoV

Hoamssh. Ngantuk sekali. Aku membuka selimut tebal yang menyelubungi seluruh tubuhku sepanjang malam. Aku duduk bersandar diatas tempat tidur dan perlahan mencoba memantapkan penglihatanku. “huhhh.. Yul sudah pergi” gumamku saat menyadari bahwa disampingku sudah kosong, apalagi saat aku lihat jam dinding yang menunjukkan angka 11. Sudah pasti kalau yul sudah pergi kerja.

Aku beranjak dari kasur dan menyeret kakiku ke kamar mandi setelah itu ke dapur.

“Morning sicababy #mmuaaach!!, aku kerja dulu yang sayang. Mm.. kalau kau lapar aku sudah siapkan makanan didalam kulkas. Bye! Aku akan pulang secepatnya sayang  -Your Seobang-“ aku menemukan selembar kertas yang menempel di kulkas. Aku tersenyum membaca pesan darinya.Yul memang yang paling bisa meluluhkanku, ‘aaargghh!! I really really love you Yul seobang’ batinku berbunga-bunga.  Bisa dibilang setiap hari dia akan menulis pesan untukku. Setiap pagiku akan diawali kata-kata manis Yul, senangnya.

Hmm.. Yul pulang masih lama. Bosan sendirian dirumah.

Aku mencoba menghibur diri dengan menonton acara di TV. Tapi hasilnya sama saja, juga bosan. Tidak ada acara yang enak di tonton. Lebih baik aku keluar sebentar mencari udara segar sekalian menghibur diriku.

 

@taman

“hi Sica!!” aku mencari suara yang memanggil namaku. Tidak ada? Apa aku salah dengar. “sica disini!” seru suara itu. aku berusaha mencari sumber suara. “ahh!! Oppa” aku berlari menghampirinya. “anyeong haeseyo oppa” sapaku membungkuk. “hahha tidak usah seformal itu sooyeon ah” jawabnya sambil memanggil nama kecilku. Dia adalah donghae oppa, aku biasa memanggillnya hae oppa. Aku dan oppa adalah teman sejak kecil. Dari aku SD sampai SMA di Amerika sana. Dulu aku dan oppa sangat akrab, bahkan oppa pernah menyatakan perasaannya padaku, tapi itu dulu saat kami masih SMA.

 

“apa kabar sooyeon?” tanya oppa sambil duduk di kursi panjang taman. “hmm.. seperti biasa, baik” senyumku. “kapan kau pulang ke korea?” “umpp.. sudah lama oppa” sahutku. “oh” seketika suasana menjadi hening. “sooyeon..” lirihnya sambil menatap lurus. “iya?” aku merasakan sesuatu yang tidak biasa. “apa kau sudah mempunyai pacar?” tanyanya dengan nada sedikit serius. “su..sudah oppa” jawabku gugup. Entah lah, aku juga tidak mengerti dengan perasaanku saat ini, yang pastinya sekarang aku merasa takut. Aku takut jika oppa kembali menginginkanku, sedangkan aku udah punya Yul. “oh, selamat ya” senyumnya seperti dipaksakan.

“Nghh oppa, sepertinya hari sudah mulai gelap aku pulang dulu ya” ucapku kemudian berdiri. “baiklah, ayo aku antar” seru oppa sambil menggandeng tanganku. Karena aku tinggal disekitar sini jadi kami jalan kaki pulang. Oppa masih seperti dulu, tidak ada perubahan. Oppa memang orang yang baik, aku sudah menganggapnya seperti oppaku sendiri, jadi tidak heran kalau kami bergandengan tangan seperti ini. Karena waktu kecil dulu jangankan gandengan tangan, pelukan pun sering kami lakukan. Cuma semenjak oppa mengutarakan perasaannya kepadaku kami mulai jaga jarak. Tapi sekarang sudah kembali seperti biasa, oppa juga bisa menerima saat aku menolaknya, dan ia bilang hubungan kami akan kembali seperti dulu, antara dongsaeng dan oppa. Sesungguhnya tidak ada yang perlu di takutkan lagi terhadap oppa, karena dia sudah tau kalau aku sudah punya Yul yang sangat mencintaiku.

Sepanjang jalan menuju rumah kami berbincang banyak sekali, aku bercerita dari awal saat aku bertemu Yul, sampai kehidupan kami saat ini. sejauh ini ku lihat oppa juga mendengarkannya dengan biasa-biasa saja, tidak ada raut cemburu ataupun kecewa. Ku rasa aku tidak perlu takut terhadap perasaan oppa lagi. Kami juga sempat bercanda kecil.

 

“terima kasih oppa, annyeong” akhirnya sampai juga dirumahku. Aku membungkuk berterimakasih kepada oppa. “dasar! Sudah ku bilang jangan seformal itu hahha” katanya sambil mengacak poniku. “Yaa oppa!! Poni ku berantakan jadinya” cemberut ku. “hahahha.. “ oppa malah menertawaiku. “yaa!!” “auwwhh!!” karena kesal aku mencubit pelan pinggangnya. “sakit sooyeon-ah” rintihnya sambil mengusap-usap pinggangnya yang tadi ku cubit. “siapa suruh!” ketusku dengan wajah dinginku. “ahahha mian,mian kau tetap saja kekanak-kanakan seperti  dulu sooyeon” ujar oppa sambil merapikan poniku.

 

Yuri PoV

“SicaBaby aku pulang!” seruku saat membuka pintu rumah. “loh? Tumben gak ada orang”gumamku. ‘pasti lagi tidur’ aku bergegas ke kamar. Tapi tidak ada orang. Sica kemana ya? Ku lirik jam menunjukkan pukul tujuh malam. Sica kemana sih? Tidak biasanya dia tidak ada dirumah jam segini. Aku berjalan keruang tamu. ‘apa mungkin dia keluar?’

Saat ingin memeriksa sandalnya kulihat gorden jendela masih terbuka, aiggoo sica kau memang ceroboh. Tidak pernah menutup gorden jendela saat mau keluar.  Sepertinya aku melihat yeoja dan namja di teras rumah.  DEG!! seorang yeoja dan .. namja? Siapa itu? aku memicingkan mataku untuk memperjelas penglihatan. ITU! Sica?? Iya benar Sica!!

Aku muliu mengawasi gerak-gerik mereka. Sialan! Apa itu? kenapa mereka begitu mesra? Jangan-jangan itu selingkuhan Sica. “Sica, aku tidak sangka kau berani mengkhianatiku” geramku.  Cihh! Lebih baik aku pura-pura tidak tahu saja. Untuk kepastian aku akan mengawasinya mulai hari ini.

Awas saja jika kau terbukti selingkuh Sica!

TBc~

bagaimana kisah cinta yulsic selanjutnya?

apakah hubungan mereka akan baik2 saja?

nantikan di part selanjutnya 😀

 

How Great Is Your Love [Part 7]

anyeong readers ku yang setia, baik hati dan tidak sombong
jeongmal mianhe jika auhtor udah lama ga kelihatan, karean jadal author yang serba pada ini.
puji syukur kita panjatjan kepada TYME karena auhtor masih diberi kesempatan untuk mengupdate FF ini #kyk mw pidato aja ahahha

iya.. sebenarnya author pengen banget post next partnya yang TIL, but ga sempat hehe maff ya mog besok, kalo ga tunggu ada waktu thor pasti update..

baiklah, thhor tahu pst readers dah pada ga sabar buat baca kelanjutannya# GR+sok tahu

happy reading!! :*

 

“bhuaahahahaha” sontak dua yeoja dibelakangannya ngakak selebar-lebarnya melihat teman dan unnienya terduduk manis diatas tanah. #tahu kan siapa yang jatuh?. Yap, yeoja malang itu adalah sooyeon. Sedari tadi ia tidak fokus terhadap jalan sehingga ia tidak melihat ada air didepannya, dan terjatuh.

“Yaa! Kwon Yul ! soojung! “ kesalnya. “kalian tidak membantuku malah tertawa! Soojung-ah kau dongsaengku atau Yul huh?” lanjutnya dengan emosi yang membara-bara. Mengapa tidak ? sejauh ini dongsaengnya itu hanya menertawakannya jika ia tertimpa sial. Memang harus diakui jika nasibnya sedang sial hari ini. “aku ku kadukan sama umma !” sambilnya setengah berteriak dengan posisi yang masih terduduk manis.

“ Hahaah.. Ampun unnie, habis unnie jatuhnya lucu sekali” katanya bermaksud mengejek sooyeon. “iya kan unnie, so elegant~” lanjutnya, dan disambut dengan anggukan dan sedikit cekikikan oleh Yuri. Kemudian yul dan soojung mendekati sooyeon yang masih terduduk. Muka cemberut tergambar diraut wajah sooyeon, bagaikan api yang disirami minyak tanah karena diejek oleh kedua yeoja itu.

Menyadari unnienya yang terdiam dan memasang wajah cemberut soojung ddapat merasakan hawa dingin yang terpancar disekitar unnienya itu. “ehehe.. unnie ayo bangun” ucapnya was-was, karena dia tahu apa yang akan terjadi nanti jika unnienya marah. Soojung berusaha membantu unnienya berdiri kemudian disusul yul dari belakang.

“tidak …….auch!” belum selesai bicara sooyeon sudah menjerit kesakitan. Dan ternyata kakinya terkilir.

“sooyeon~ah kamu kenapa?!” tanya Yul khawatir#chieee.

“unnie kenapa?!” tanya soojung tak kalah khawatirnya.

“kaki.. auwh!”ucapnya sambil merintih kesakitan. Yap, kakinya terkilir karena jatuh tadi#really poor sooyeon.

“huh? Jadi bagaimana ini?” panik soojung. Dan matanya terpandang pada bekal yang ia genggam.

‘appa pasti sudah menunggu lama’batinnya.

“tenang soojung-ah aku akan mengobati unniemu :D” ujarnya percaya diri sambil menepuk dadanya.

“jinja unnie?” sahutnya tidak percaya. Karena menurutnya muka Yuri itu mencurigakan. Masa iya senyam-senyum saat mengatakan itu tadi.

“dae! Percayalah. Yul unnie ini kan dokter kecil :D” ucap yul penuh kebanggaan.

“baiklah kalau begitu. Unnie aku mengantar bekal ini untuk appa dulu ya?! Kasihan appa sudah menunggu lama daritadi” ia menatap unnienya dengan penuh kekhawatiran. Sebenarnya ia jug tidak tega meninggalkan unnienya dalam keadaan seperti ini. Tetapi karena ada yul jadi ia bisa tenang untuk sementara waktu.

“Nghh.. soojung~ah sakit” rintihnya lemah sambil menggenggam kuat tangan dongsaengnya. “unnie tenanglah, aku akan segera kembali” ujarnya sedikit panik.

“Dae~ tenanglah soojung! Aku akan menjaga unniemu” kata Yul tersenyum selebar mungkin.

“aku tidak mau Yul ! aku mau mau soojung!” ketusnya yang masih kesal dengan Yuri.

“sudahlah unnie, aku tinggal ya! Sebentar saja” soojung langsung berlari menuju ke sawah appanya.

 

Sooyeon PoV

“aku tidak mau Yul ! aku mau mau soojung!” ketusku yang masih kesal dengan Yuri. Si jelek hitam itu terus menertawaiku daritadi.

“sudahlah unnie, aku tinggal ya! Sebentar saja” soojung langsung berlari menuju ke sawah appa.

“soojung!” aku berteriak memanggilnya tapi ia sudah tidak menggubrisnya. ‘haish’

“sooyeon~ah sini kulihat kakimu” kata Yul lembut. ‘tumben lembut, kenapa tidak tertawa saja’batinku. Namun, aku tetap menjulurkan kakiku.

***

 

KREKK..KREKK #kek lagi patahin barang aja..wkwkw

Yuri meraih kaki sooyeon dan melihatnya dengan seksama. Diputar-putarnya kaki sooyeon tidak tentu arah.

Yuri PoV

Saat sooyeon menjulurkan kakinya, aku segera meraih dan melihat-lihat kakinya dengan sangat serius.

KREKK..KREKK

Aku berusaha mengutak-atik kakinya. Ku putar-putar pergelangan kakinya tidak tentu arah seraya mengingat-ingat apa yang pernah umma praktekkan untukku . Ahahah sebenarnya aku tidak bisa memijit kaki orang. ‘mampus aku’ batinku, karena ku lihat sooyeon menatapku dengan aneh dan..

“Awhhh!! “ pekiknya. Haish aku benci sekali dengan teriakkannya yang membuat gendang telingaku hampr pecah ini. “Yul~ kau ingin membunuh ku ya?! Awhh!” ia merintih kesakitan.

‘ckckck’ aku malah cekikikan dalam hati. oleh karena tadi aku sok-sok bisa mengobati kaki sooyeon di depan soojung, padahal aku sama sekali tidak bisa, tetapi umma pernah mengajariku . Kan kasihan appanya sooyeon lama menunggu jika aku tidak bilang begitu.

“Yul lepaskan!” bentak sooyeon dingin. Brbrbrrr.. aku hampir saja membeku dibuatnya. Aku berusaha memcari ide agar ia tidak marah.

“hei sooyeon tenanglah! Aku ini pernah ikut dokter kecil tahu” aku menarik kakinya dan memutar-mutarnya lagi, tapi kali ini lebih lembut dibandingkan yang sebelumnya. Entah kenapa aku ingin sekali memijit , mengobati, atau apa sajalah agar dapat membuatnya sedikit tenang, sekalian menjahilinya sedikit. Hehehe. Habis sooyeon itu asyik dijahilin 😀

“awhh!! Sakit pabo!” rintihnya lagi.

“buuuhh.. buhhh #suara meniup” ku tiup pelan pergelangan kaki sooyeon yang terkilir itu.

“umma bilang jika kaki terkilir itu harus dipijit seperti ini” aku berkata seperti apa yang pernah umma katakan kepadaku #bayangin yul bicaranya sperti anak kecil ya. “ umma bilang, juga harus ditarik-tarik seperti ini” aku berusaha mempraktekkan apa yang umma ajarkan padaku.

“dan umma bilang harus ditarik dengan kuat agar uratnya kembali normal” aku terus komat-kamit sambil mempraktekkan segala perlakuan umma kepadaku dulu. “umma jua bilang harus diputar-putar seperti ini”

“Yul! hentikan, kaki sudah mau patah! “ sooyeon kelihatan sedang kesakitan dan memukul-mukul ku # ya iya lah yul, org kmu pijitnya sembarangan#

“tapi  ini sudah bener kok sooyeon, umma bilang begitu. Nah selesai dipijit nanti direndam dengan air panas yang baru saja mendidih” lanjutku dengan mantra dari umma. #aigoo.. air baru mendidih?! Hangus deh# dan terus melanjutkan memutar-mutar kakinya.

“Awhh. Yul~ hiks sakit” sepertinya sooyeon tidak marah lagi. Aku mengangkat kepalaku dan “mwo? “

***

Di tengah jalan, tempat dimana sooyeon terpleset dengan anggunnya seperti kata soojung. Terdapat pemandangan sore hari yang indah dengan udara yang adem disertai dengan angin sepoi-sepoi yang menggoyangkan dedaunan disekitar, dan suara burung yang berkicau di angkasa. Tempat itu bisa disebut bukit karena memiliki bentuk yang agak curam. Langit biru yang dihiasi dengan awan kumulus,stratus  dan cirrus memberikan keindahan alam yang begitu sempurna. Dan disana jugalah tempat dua yeoja itu berada, yang satu duduk dan yang satu lagi berjongkok.

Yuri sedang memijat kaki sooyeon dengan seriu tetapi sembarangan sambil komat-kamit. Sedangkan sooyeon daritadi hanya merintih kesakitan karena ulah temannya ini, bukan megobati malah menyakiti.

“awhh! Yul sakit hiks..hiks” mendengar nada sooyeon yang tidak tegas dan penuh dengan emosi yuri mengira bahwa sooyeon sudah merasa lebih baik. “hiks..hiks “setelah mendenagr isakan tangisan dari sooyeon dan “mwo? Sooyeon kau kenapa? #pake tanya lagi. “ heran yuri. ‘sooyeon kenapa menangis ya? Padahal aku kan sudah memijit kakinya dengan benar” gumamnya innocent. Sepertinya yuri belum sadar akan kelakuannya. Memang anak kecil.

“huwaaaaa!! sakit Yul~” sooyeon terus merengek kesakitan. Yuri yang mulai panik semakin bingung dengan apa yang ia lakukan. ‘aduh apa sebaiknya aku bawa ke appanya saja?’ batinnya. ia kebingungan. Tidak ada pilihan lain, akhirnya Yuri memutuskan untuk membawa sooyeoon ke appanya, ia juga takut jika sooyeon kenapa-napa.

“sooyeon ayo berdirilah, kita menyusul soojung saja” ujar Yuri sambil membantu sooyeon berdiri.

Sooyeon pun berdiri dengan susah payah dengan kaki kirinya yang semakin parah keadaannya #hayo Yul tanggung jawab udah buat kaki unnie ku kyk gto#

Brukk ..brukk..brukk

Yuri memukul pelan bokong sooyeon yang kelihatan kotor sekali, dan kemudian mendapat tatapan mengerikan darinya “yaa! Yul kau masih sempatnya memegang bokongku!” bentak sooyeon.

“ahahha.. aku kan hanya member…..” “cukup!” belum selesai bicara sooyeon sudah memotongnya.

“ayo kita pergi” yul mengandeng tangan sooyeon dan langsung berjalan tanpa menyadari keadaan kaki sooyeon yang sepertinya tidak bisa .. berjalan. #aigoo yul.

“awhh.. !” sooyeon merintih kesakitan ketika tubuhnya diatrik yul. “tunggu pabo!” kesalnya.

“aigoo aku lupa” yul kemudian menghentikan langkahnya dan berbalik ke sooyeon.

Mereka terdiam sejenak. Sepertinya yul sedang memikirkan sesuatu.

 

“yaa! Ayo naik!” yul membalikkan punggungnya kehadapan sooyeon. “huh?” sooyeon terheran tidak mengerti. “ayo naik!” yul menundukkan badannya. Hal ini membuat sooyeon mengerti dengan apa yang akan yul lakukan. “ta..tapi “ “ah.. sudahlah cepat naik” ujar yul bersemangat sambil menepuk punggungnya. Dengan wajah innocentnya akhirnya sooyeon pun naik ke punggung yul, karena memang tidak ada pilihan lain. Kakinya sakit, dan semakin parah saat ini.

‘ternyata sooyeon berat sekali,padahal kelihatannya kurus’ batin yul setelah sooyeon naik ke punggungnya. Yuri mulai melangkah selangkah demi selangkah.

“yul~ gomawo” ucap sooyeon pelan.

Yuri hanya tersenyum dan terus melanjutkan langkahnya. Mereka berjalan menelusuri jalanan di sore hari dengan perpaduan langti dalam bumi yang begitu indah.

to be conti . . . #sisanya sambung sendiri ya
gimana?
apa yang akan terjadi kepada yulsic selanjutnya? dan apakah benar tebakan readers bahwa sooyoen akan pergi ke USA untuk tinggal bersama ummanya?
temukan jawabannya di next part HGIYL !! #ala sinetron

oke readers met menunggu ya, nd mumpung ini malming thot cuma pengen ngucapin met malmiing
yg punya pcr selamat pacaran, yang ga punya selamat baca FF aahahha #gaje

next part update soon readers!