The Psychiatrist : Love is crazy, but i’m not

hii readers !! btw Happy mother’s Day
love you all mothers in the world especially my mom ❤

ini, akhirnya thor dtg bawa ff baru hehehee *baru lagi :(*
mian yang lain belum disambung, tapi ntar pasti disambung
ff ini udah ditulis lama dan baru di post sekarang, untung tadi ditemuin kalo ga dah berjamur hahah

Happy Reading Readers :))

Cast : Stephanie Hwang, Jessica Jung, Kim Taeyeon, and the other members
Genre : Yuri (mian kalo ada yang ga suka)

Tiffany PoV

Tidur seharian dikamar.. ‘Jessie sepertinya aku melebihi kemampuan tidurmu kali ini’ batinku.
Klekk..
Ah akhirnya pintu itu terbuka juga. Seorang ahjussi yang setau ku dia adalah paman Lee. Salah satu orang terpercaya dikeluarga ku. “paman Lee..” lirihku. Ia membawakan makanan untukku. “noona Hwang, makanlah” ia memberikan semampan makanan. Yah.. semuanya makanan kesukaanku. “aku tidak lapar” ujarku membuang muka. “makanlah Noona Hwang, anda bisa sakit” pintanya lagi. “bukannya kalian memang menganggapku sakit?” ketusku. “maaf Noona, kami hanya mengikuti perintah” ujar paman Lee menunduk. “makanlah, sebentar lagi Nyonya dan Tuan hwang akan pulang” katanya sebelum pergi dan tidak lupa mengunci kamar ku.
“ahhhh!! “ teriakku frustrasi. “aku tidak butuh ini!!” ku lempar semua makanan yang diberi paman Lee tadi. Aku menghempaskan tubuhku di lantai. Lemas. Tubuhku sangat lemas. Ku benamkan kepalaku diantara dua lutut dan mulai mengalir. Hiks.. hiks..
Klekk.. suara pintu terbuka lagi.. aku tidak peduli. Tanpa melihat aku tahu siapa yang datang.

“Oh my god. Stephanie… !” itu umma ku. Suara langkah kakinya semakin mendekat. “kau kenapa sayang?” umma memelukku. “mom.. hiks..” kupeluk erat umma. Rasanya aku sudah menyerah dengan keadaan ini. “makanlah sayang, umma akan suruh pelayan membawa makanan baru untukmu” aku tidak menghiraukan perkataan umma dan juga bunyi cacing-cacing diperutku ini.
“aku tidak mau makan!! Aku tidak butuh semua makanan mewah ini!!” bentakku marah. “ aku hanya ingin kebebasan… “ ujarku melemah.
“Tiffany, apa kau sadar akan apa yang terjadi dengan dirimu?” akhirnya Daddy yang dari tadi diam, mengeluarkan suaranya juga. “aku sadar sepenuhnya Daddy” jawabku percaya diri, bukan percaya diri tetapi itu kenyataan. Aku sadar akan segala hal yang ‘menimpa’ku. “kau tidak sadar Fany-ah, kau.. sedang sakit”

Normal PoV

“kau tidak sadar Fany-ah, kau.. sedang sakit” jelas Mr. Hwang jelas dan menatap iba putri tunggalnya.
“whatt??!” Tiffany memicingkan matanya, berharap bahwa ia salah mendengar.
“aku SADAR sepenuhnya Daddy!” bentaknya dengan emosi yang meluap. Melihat putri kesayangannya semakin labil, Mrs. Hwang memeluk Tiffany erat, takut bahwa dirinya akan bertindak yang macam-macam. “umma, lepaskan!”
“hiks.. biarkan aku pergi” Tiffany semakin meronta berusaha untuk lari.
“Fany-ah tenanglah, jangan memperburuk kondisimu” Mr. Hwang mulai khawatir melihat kelakuan putrinya. “sadarlah, ini Daddy sayang” lanjutnya.
“sudah ku bilang aku sadar sepenuhnya!!” teriaknya murka.
“aku sadar kalian telah mengisolasiku dikamar ini selama 20 hari! Aku tahu kalian selalu memberiku obat penenang didalam makanan ku karena kalian menganggapku sudah SAKIT JIWA !!” mengeluarkan apa yang ada dibenaknya. Bentakan, rontaan, dan kelakuan histeris dari Tiffany , Tuan dan Nyonya Hwang hanya dapat menghela nafas berat. Seperti apa yang dikatakan Tiffany, mereka menganggap keadaan Tiffany sudah melebihi batas manusia normal. Nyonya Hwang hanya bisa menangis dan memeluk plus mengelus punggung putrinya, dengan tujuan dapat menenangkan kelabilan putrinya. Sedangkan Tuang Hwang hanya bisa mengelus dada meratapi nasib putrinya yang menurutnya malang ini.
“believe me mom, dad” Tiffany memelas, berharap kedua orang tuanya dapat mempercayai bahwa rohaninya masih sehat. Bisa dilhat airmata Tiffany sudah mengering di kedua pipinya mulusnya.
“Mom, lebih baik kita biarkan dia istirahat, sepertinya dia kelelahan” ujar Tuan Hwang sebelum pergi dari kamar Tiffany .
“hear me dad!!”
“daddy dengarkan aku!!” aku tidak gila!! Hiks ” tangisnya mulai meledak melihat perlakuan Daddy nya. Bagaimana mungkin orangtua nya menganggapnya sudah GILA, batinnya.
“I’m not crazy mom, I’m still your normal daughter” ujar Tiffany lemah kepada ummanya.
“iya.. sayang, sebaiknya kau istirahat” Nyonya Hwang menuntunnya ke tempat tidur. “tidurlah sayang”ia mengecup kening Tiffany dan BLAMM, ia keluar meninggalkan Tiffany sendiri. Klingg..klingg Tiffany mendengar suara besi yang sedang beradu, itu artinya ia dikunci lagi.

Tiffany PoV

Kalian lihat apa yang terjadi tadi? Sungguh aku lelah L thor dengan kedua orangtuaku yang tidak berhenti menganggap anak perempuannya mengalami gangguan jiwa. Percayalah padaku readers, bahwa aku tidak gila. Aku hanya mencintainya mom,dad. Hanya lima huruf itu, CINTA.
Aku bangkit dari tempar tidurku dan mengambil buku bercover pink dari laci pribadiku. Perlahan-lahan ku buka halaman demi halaman. Setiap halaman berisi tulisan tentang keseharianku. Sampai pada suatu halaman dimana diantara halaman itu terselip selembar foto. Foto diriku dan seorang gadis yang sedang terlelap dibahuku. Gadis itu adalah sahabat kecil ku. Aku tersenyum mengingat moment saat aku mengambil foto ini. Jessie~ bagaimana kabarmu? I miss you, batinku.

Flashback

Semangat Stephanie Hwang, hari ini adalah hari pertama kencanmu  . Aku akan berkencan dengan seseorang yang sangat ku cintai bertahun-tahun, dia sahabatku. Aku segera beranjak dari tempat tidur dan mandi.
‘hujan deras’ batinku setelah melihat keadaan cuaca dari kaca jendelaku. Hmm.. jika hujan berarti datingnya tidak akan seru, Jessie kan tidak suka berpergian saat hujan.

To : Jessie ❤
Jessie sayang~ diluar hujan, apa first date-nya kita undur besok saja?
Send.
Beep..beep
From : jessie ❤
No! Tidak ada kata besok. Aku menunggumu di tempat biasa. RIGHT NOW! :* 😉

Aku tersenyum membaca pesan darinya. Aku hampir saja teriak sekeras-kerasnya jika tidak berpikir bahwa aku sedang di rumah. Kau tahu apa yang ku rasakan sekrang ? Bingo. Jatuh cinta. Tubuh ku terasa di kelilingi berjuta-juta kunang-kunang, indah bukan?
Baiklah stephanie, saatnya siap-siap untuk first-date. Kyaaaa!! I’m so excited.

To: jessie<3
Ok baby. Love you :*
Hari itu benar-benar menyenangkan dan tentu merupakan hari pertama kali aku berkencan. Kami berkencan layaknya sepasang kekasih yang saling mencintai. Walau hanya duduk di bawah pohon dan ditemani sebatang ice cream, semuanya terasa indah saat perasaan cinta itu hadir.
Lesbian? I don’t care. Masa bodoh, aku tidak peduli dengan kata yang keluar dari mulut manusia-manusia asing yang menatap kami.

Flashback End

Hanya memejamkan mata beberapa menit saja aku bisa kembali ke dunia itu. Dunia dimana semuanya terasa indah. Aku mengusap pelan airmata yang mulai jatuh membanjiri pipi mulusku.
“jessie, aku melewati hari-hari yang berat tanpa mu. Bagaimana kabarmu disana? Aku sungguh merindukanmu” aku berusaha melepaskan segala bebanku. Berbicara sendiri? Itu sudah menjadi keseharianku.

‘Aku tidak tahu apa yang akan dilakukan mereka kepada ku selanjuntya, tapi hanya satu pintaku, jangan membawaku ke kehidupan yang lebih sulit lagi. Semua ini terlalu sulit untuk ku lewati sendirian Tuhan.’

ottoekhe readers ? lanjut ? or not? :)v

12 thoughts on “The Psychiatrist : Love is crazy, but i’m not

  1. Lanjut thor fany sakit apa sih sampe di isolasi di kamar nya author lanjut ff nya thor same ff love in toilet lanjut thor 🙂

Leave a comment