[Teaser] My Sooyeon, My Yuri

Hello readers ku!!!

masih ada orang kah ? thor ga yakin masih ada yang mampir kesini haha

Anyway.. gak apa-apa kok kalau ga ada orang lagi, memang pantes karena dah lama ga pernah di update lagi *sadar diri*

tapi bagaimana pun thor masih punya keinginan buat nulis (maksudnya masih kepikiran ff). selama author menghilang banyak hal yang terjadi buat sone di tahun 2014 *udah ga usah di bahas, bikin sakit hati aja*

satu hal yang harus kalian tahu, bahwa thor ga akan berhenti menulis ff dan berkarya. walau thor tidak pernah nge-post tapi ada keinginan untuk post TT (harap di maklumi). Disamping kesibukan saat kuliah, author juga ada nulis ff cuma ga di post karena ceritanya pendek banget *sama aja kalo gitu*. author berharap akan menyelesaikan ff lainnya yang gantung, tp tggu dapat ide hahaha

sekarang thor cuma ngepost ide yang terlintas di otak thor. bukankah penulis harus menulis segala ide yang ada di otaknya dan setelah itu baru di edit hhaha…

Semoga para readers senang dengan kehadiran thor yang satu ini..
kagak berani buat janji2 lagi *ampun*

Note : segala sesuatu yang tidak pernah terkirakan akan terjadi dalam setiap kehidupan, namun percayalah “semuanya akan indah pada waktunya”

Cast : Yulsic

Length : Series

Genre : Yuri, Romance, Drama

Main cast :

Kwon Yuri,  Seorang gadis tanned yang bertalenta di bidang seni lukis. Bakat yang diwarisi oleh ayahnya.  Berasal dari keluarga yang sederhana, lahir di Korea namun tumbuh di Los Angles, US.  Tetangga Jessica Jung sejak sekolah dasar hingga SMA.

Jessica Jung, gadis berwajah dingin yang memiliki kelainan bawaan sejak lahir, Intellectual Development Disorder (IDD). IDD yaitu sejenis bentuk dari keterbelakangan mental, rata-rata penderita akan memiliki IQ dibawah 70 yang menyebabkannya lamban dalam hal kognitif dan memiliki kesulitan untuk beradaptasi dengan sekelilingnya. Lahir dan menetap di Los Angles bertentanggan dengan Yuri.  Berasal dari keluarga kaya, ayahnya seorang pengusaha .

Bagi keluarga Jessica, kehadiran seorang Kwon Yuri sebagai tetangga mereka adalah sebuah anugerah dari Tuhan. Bagaimana tidak, jika setelah mengenal Yuri selama beberapa tahun kedepannya dokter pribadi keluarga Jung mengatakan bahwa daya tangkap dan IQ Jessica mengalami kemajuan kecil. Walau hanya kemajuan “kecil” namun keluarga Jung merasa Yuri membawa hal positif untuk putri mereka satu-satunya. Awalnya, mereka tidak begitu mengizinkan putrinya berteman dengan Yuri, dikarenakan status social yang berbeda. Namun, ketika mereka melihat sisi lain Jessica ketika bersama Yuri, akhirnya mereka berubah pikiran dan berharap Yuri bisa membantu putrinya itu.

Yuri seumuran dengan Jessica, namun karena Jessica memiliki keterbelakangan mental ia harus ketinggalan dua tahun dibangku sekolah dari Yuri. Pada awalnya, Yuri dan Jessica berada di sekolah dasar yang berbeda, tentunya Yuri di sekolah dasar pada umumnya dan Jessica di SLB. Karena ada perkembangan positif dari IQ Jessica selama 6 tahun ia di SL dan IQ nya memenuhi criteria untuk masuk di SMP tempat Yuri bersekolah. Bisa dibilang Jessica begitu tergantung kepada Yuri. Satu hari tidak melihat Yuri saja membuat ia menangis semalaman. Oleh karena itu, orang tua nya meminta Yuri untuk tinggal serumah dengan mereka, satu kamar, bahkan satu ranjang. Oleh karena itu juga, Jessica bersikeras untuk satu sekolah dengan Yuri.  Ironisnya, kondisi mental Jessica tidak berkembang sebaik kemampuan IQ nya. Perkembangan mental yang begitu minim mengakibatkan Jessica sulit beradaptasi kepada orang-orang disekitarnya. Jessica masih takut dan sulit berhubungan dengan orang lain, terkecuali orang tuanya, orang tua Yuri, dan Yuri. Hal ini membuatnya tidak mempunyai teman di sekolah, selain ia dijauhi oleh kelainan yang ia miliki. Namun, ia tidak peduli asalkan ada Yuri disampingnya.

Semuanya berjalan dengan baik, sebelum Yuri pindah ke Korea untuk melanjutkan kuliahnya. Jessica dengan terpaksa harus belajar hidup tanpa Yuri selama dua tahun di Amerika. Ia melakukan semua itu bukan tanpa alasan, tetapi karena janji yang Yuri katakan kepadanya. Walau bukan perubahan yang besar tetapi setidaknya Jessica yang sekarang sudah memiliki keberanian untuk memberikan respond kepada orang lain. Tentunya bagi orang tua Jessica ini ada kemajuan yang sangat bagus. Mereka berharap Jessica-nya bisa hidup seperti gadis normal lainnya.

Janji seperti apakah yang menguatkan mental Jessica ? akankah Yuri dan Jessica bertemu lagi?

bagaimana teasernya ? suka? tidak suka? pasaran?

janji yang Yuri katakan kepadanya. Walau bukan perubahan yang besar tetapi setidaknya Jessica yang sekarang sudah memiliki keberanian untuk memberikan respond kepada orang lain. Tentunya bagi orang tua Jessica ini ada kemajuan yang sangat bagus. Mereka berharap Jessica-nya bisa hidup seperti gadis normal lainnya.

Janji seperti apakah yang menguatkan mental Jessica ? akankah Yuri dan Jessica bertemu lagi?

[Sequel] Did you ever love me?

Annyeongshimikha

cap go meh~

dimalam cap go meh ini V thor post-in sequel did you ever love me sesuai dengan keinginan para readers~

selamat menikmati^^

 

[Seqeul]

Several years later~

Seorang Namja bertubuh mungil menginjakkan kakinya kembali dikorea setelah bertahun-tahun pergi karena alasan tertentu. Ia menghirup udara seoul.

“Hm..Nyaman”

Taeyeon terlalu menikmati keadaannya sekarang, sampai seseorang dari belakang menabraknya tanpa sengaja.

“Joseunghamnida” ia membungkukkan badannya berkali-kali

Taeyeon yang kaget langsung menghadap kebelakang, ia sempat kaget namun beberapa saat ia tersenyum.

“Sepertinya kita telah ditakdirkan.. Kita berpisah dan bertemu disini” senyumnya dan menatap gadis didepannya

Gadis didepannya kaget mendengar ucapan orang yang berada didepannya kemudian ia mengangkat kepalanya dan benar saja! Ia sangat kaget ketika mendapati siapa orang didepannya.

“Kau masih sama.. Cantik dan tidak ada satupun yang berubah kecuali kau semakin cantik tiffany hwang”

Tiffany berdiri kaku ditempatnya, menatap lurus orang didepannya.

“Apa kau sudah lupa denganku?”

“Ani.. Aku masih sangat mengingatmu!”

“Jinja? Kau darimana? Bagaimana kehidupanmu sekarang?”

“Apa urusannya denganmu? Kau sendiri ngapain?”

“Aku kembali untuk menebus  masa laluku”

“Apa maksudmu?”

“Iya..Itu maksudku..Apakah kau bersama siwon?”

“Apa aku harus menjawabnya? Apa urusannya denganmu?”

“Aigoo.. Jutek amet sih”

“Apa kau masih punya keperluan? Kalau tidak aku mau pergi” Tiffany beranjak untuk pergi tetapi ditahan oleh taeyeon

“Kau belum menjawab pertanyaanku”

“Yang mana?”

“Semua”

“Apa harus?”

“Sangat”

“Baiklah..Pertama aku dari Amrik, Kedua hidupku sangat baik, Ketiga aku tidak bersama siwon, dia sudah tunangan dan akan menikah.. sudah puas? Aku mau pergi… masih banyak urusan”

“Tunggu” Taeyeon menahan tangan tiffany lagi

“Satu pertanyaan terakhir”

“……”

Taeyeon menarik nafasnya dan setelah beberapa saat memberanikan diri untuk bertanya

“Apa kau sudah punya pacar? Tunangan? Suami?”

“Belum” jawab tiffany singkat

“Satu kali lagi” lagi-lagi tiffany ditahan taeyeon

“……”

“Did you ever love me?” tanyanya dan menatap kedua bola mata didepannya dengan satu tangan memegang pergelangan tangan yeoja dihadapannya

Jpret..Jpret

‘Bwoeyo’ pikir mereka dan melihat kebelakang arah suara tersebut

“YA!Conggak* apa yang kau lakukan?”(*conggak : anak muda laki-laki) Tanya taeyeon heran kearah anak muda dibelakangnya yang sedang menenteng sebuah kamera yang digantung dilehernya sambil menekan tombol disana untuk mendapat sebuah foto.

“Annyeongshimikha.. Choneun Kimbum imnida..Chokyo..Hyung..Noona..izinkan aku mengambil foto kalian, kalian sangat serasi dan romantis. Dikampusku sedang ada lomba..awalnya aku tidak berniat mengikutnya lagipula aku yakin akan gagal, tapi.. ketika melihat hyung dan noona aku langsung yakin akan menang^^ Hwaiting!” ucapnya sambil mengepalkan satu tangannya

“Geundae..Hyung..noona..kalian sambung saja pembicaraan kalian, anggap saja aku tidak ada.. tanpa aku harus mengatur romance scenenya, aku yakin hyung dan noona romantisnya natural..Kekeke” sambungnya

“So..Did you ever love me?” ucap taeyeon kembali menatap kedua mata tiffany

“I Did It” ucap tiffany yang juga menatap  dalam bola mata taeyeon

Taeyeon Tersenyum puas..

“So…do you still love me?”

“………….”

“Aku mencintaimu”

“…………”

“Fany..” taeyeon memegang kedua tangan tiffany dan menatapnya serius

“Aku mencintaimu dan aku sungguh-sungguh.. kau adalah orang terpenting dihidupku, kau membuatku bisa bertahan saat aku merasa putus asa dengan senyummu, kau membuatku tersenyum dan tertawa dengan keindahanmu, kau membuatku kuat dan terus berjuang hanya dengan hadirnya dirimu dalam hidupku. Kau pernah bertanya ‘Did you ever love me?’ dan aku menjawab ‘Menurutmu?’ lalu apa jawabanmu? Apa kau mengira aku tidak pernah mencintaimu? Kau salah besar tiffany hwang! Aku sangat mencintaimu tiffany hwang! Kau tau? Hari ini.. adalah hari ke 2920, bulan ke 96, tahun ke 8 , aku mencintaimu” Bangga taeyeon

Taeyeon tampak mencari-cari barang didalam tas ranselnya, setelah beberapa saat merogoh tasnya, akhirnya ia menemukannya. Sebuah kotak kecil, ia membukanya dan berlutut ala pangeran didepan tiffany.

“Will You marry me?”

Tiffany terdiam, terlalu shock dengan keadaan yang terlalu mendadak ini. Ia mencoba mencerna semua yang telah terjadi.

“Kau meragukan cintaku?” ucap taeyeon mengangkat alisnya dan tersenyum jahil

“Apa kau serius?”

“Apa aku tampak sedang main-main nona hwang?”

“Jeongmal?”

“Jawablah pertanyaanku.. tanganku pegal”

“Ah! Jinja!” tiffany mengetukkan tangannya dikepala taeyeon

Taeyeon bangkit dan memasangkan cincin di jari manis tiffany, ia kemudian memeluk pinggang tiffany.

“Walaupun aku tau jawabannya.. aku ingin mendengarnya darimu” manja taeyeon

“I do”

“Saranghaenya ketinggalan”

“Dasar Kim Pabo! Saranghae”

Taeyeon mengecup lembut bibir tiffany, mereka..menikmatinya~

“YA! Conggak.. Ireowa*” ucap taeyeon setelah melepas ciuman mereka (*kemari)

“Dae?”

“Apa kau mengambil fotonya dari awal sampai akhir?”

“Ne hyung”

“Kau Yakin? Dari pertama sampai terakhir barusan?”

“Ne hyung.. ada apa?”

Taeyeon tersenyum puas dan memberi anak muda laki-laki tadi sebuah kartu nama

“Datang ke perusahaanku besok jam 10.. Aku akan menjadikannya sebagai foto pre-wedding” ucapnya tersenyum dan menggenggam tangan tiffany berlalu pergi meninggalkan conggak tadi yang masih kebingungan dan mencoba mencerna apa yang barusan terjadi.

Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya conggak itu mengerti dan melihat ke kartu nama yang taeyeon berikan.

“Main Directur, Kim Taeyeon, Kim Coorperation”

“WOW!” ia tersenyum

 

The End~

 

Mian kalo pendek

annyeong! Hwaiting!

{2shoot} Call Me sicababy Once More 1/2

anyeong reader #ngendap2 takut di tabok mha readers

author mengucapkan ribuan bahkan jutaan, miliaran, trilliunan maaph, karena dah menghilang setelah sekain lama.

awal2ny thor hilang karena kmrn masih sibuk ujian, udah ujian liburan 2 minggu sibuk d vihara, nah tinggal 1 minggu liburan thor pake buat jalan-jalan. so ga da waktu luang buat lanjutin FF

sekali lagii bener2 maaph ya readers, bungkuk 360 derrajat #gimana thu?

tapi tenang aja thor bakal ganti kok dengan satu FF baru hehe

awal nya pengen oneshoot tp kepanjangan jadi yaudah 2 shoot aja deh hehehe

 

Happy reading!!

Cast : Yulsic, Taeny

Gender : Romance, Yuri

Kategori : [2Shoot]

 

“cinta itu tidak harus memiliki dan butuh pengorbanan”

 

Jessica PoV

 

“morning seobang ~ ” tidak seperti biasanya, hari ini aku bangun lebih awal. Kemudian aku membangunkan seobangku atau  kekasih ku yang amat sangat aku cintai, kwon Yuri. Padahal aku dan Yuri adalah Yeoja, tapi perasaan itu entah datang dari mana hingga kami bisa menjalani hubungan terlarang ini. Awalnya aku dan Yuri hanya bersahabat tapi lama kelamaaan, perasaan itu muncul dan melebihi cinta dalam arti sahabat.

 

Flashback

Aku baru saja tiba di Korea selama 3 hari. Sebelumnya aku tinggal di San Fransico, Amerika. Orang tua ku mulai membangun usahanya di sana semenjak aku kecil sehingga, aku tidak tahu banyak tentang negara kelahiranku sendiri. Sejak kecil aku sudah tinggal di Amerika, jadi tidak salah jika tingkah lakuku agak berbeda dengan penduduk disini dan aku kurang bisa bahasa Korea.

 

“Haaahhh” aku menghela lega. ‘akhirnya, sekian lama pergi aku bisa juga kembali ke negara asal ku’ batinku sambil menghirup udara segar di taman. Aku tinggal sendirian di apartemen dan nganggur disini. Padahal aku sarjana di bidang bisnis. Sesungguhnya aku tidak mau kuliah bidang itu, karena orangtua ku memaksa, jadi apa boleh buat. Karena bosan di apartement aku memutuskan untuk berjalan-jalan sambil menghirup udara segar di taman terdekat. Dan ternyata disini ramai juga, oh ya hari ini kan hari minggu pantas saja ramai. Aku berjalan menulusuri satu per satu tempat di taman itu. karena lelah aku duduk di kursi panjang dekat sebuah danau. “Nyaman” ku pejamkan mata dan  mendongak ke langit biru pagi yang cerah disertai burung-burung menghiasi langit beserta terpaan angin sepoi.

“unnie! Tendang bola itu kesini” aku mendengar suara anak kecil yang sedang  meminta tolong. Apakah ia meminta tolong kepadaku? Karena suaranya sangat dekat. Aku membuka mata dan melihat-lihat sekitar. Ternyata bukan aku, tapi ia memanggil perempuan yang duduk di kursi roda itu. aku kembali memejamkan mata.

“hah?! Duduk di kursi roda?” seketika aku tersadar dan langsung menghampiri mereka. Kulihat yeoja itu sepertinya sedih. Kasihan. Aku berhenti sejenak menyaksikan keduanya.

“unnie! Tolong tendang  bola kuning itu, itu!” teriak salah satu anak itu dari jauh sambil menunjuk bola kuning yang tepat disamping kursi rodanya. “. . . “ yeoja itu tidak menjawab, ku lihat matanya berkaca-kaca. Ia hanya diam dan menatap anak kecil itu seakan-akan berkata “maaf aku tidak bisa mengambilnya”

“unnie! Ayo tendang! ” anak kecil itu kembali berteriak lebih keras lagi, ‘sepertinya ia belum mengerti apa-apa’ gumamku melihat anak kecil  itu. “!” yeoja itu membungkuk dan berusaha meraih  bola itu . .

 

Brukkk!! #anggap aja suara nendang bola Jv

Mata ku juga ikut berkaca-kaca melihatnya, kasihan sekali yeoja itu, perasaannya pasti sakit sekali. Melihatnya membungkuk dan berusaha meraihnya, aku berlari sekuat tenaga dan menedangnya kearah anak-anak kecil itu. Yeoja itu terkejut dan langsung menatapku.

“gamsa hamnida, aku memang tidak berguna” ujarnya memandang kosong kedepan dan  …. menangis.

“tidak kau sudah berusaha, Jessica Jung imnida” aku menjulurkan tangan sambil tersenyum kearahnya.

“Kwon Yuri” ia menyalami tanganku dan menjawab dengan lemah.

“nghh.. ka..kalo boleh tahu kamu kenapa bisa seperti ini” tanya ku gugup bercampur perasaan tidak enak.

“Mmmm..” “maaf, kalo kau keberatan tidak usah di jawab saja dan anggap aku tidak pernah menanyakan  .  . . “

“Anio, gwechana” Yuri memotong kata-kataku. “a.. Aku “ ia menangis. Rasa bersalah kembali muncul, sebaiknya tadi kau tidak menanyakannya. Haishh.

“Mianhe Yul” kataku menunduk. “gwechana. Aku kecelakaan bersamanya” ia mulai bercerita dengan tatapan lurus kosong. “siapa?” “Minho oppa, kekasihku” airmatanya mulai mengalir lagi. “hari itu, saat kami ingin pergi ke suatu tempat merayakan hari jadian kami yang pertama, tepatnya hari … Minggu” lanjutnya. ‘minggu?berarti hari ini’ batinku. “gara-gara aku” kata-katanya tertahan, ia menangis sejadi-jadinya. Padahal aku masih belum tahu sepenuhnya. “di dalam mobil kami bercanda gurau, aku terus menggelitiknya dan menjahilinya yang sedang fokus menyetir hingga akhirnya ia melanggar lampu merah dan menabrak mobil yang melaju dari samping” ia bercerita dalam isak tangisnya. “hiks..hiks” sediih sekali, aku ikut menangis. “hingga akhirnya begini, ia luka berat dan dilarikan kerumah sakit Jepang.. hiks..hiks” ia memeluk lenganku dan menangis hingga bajuku basah. “dan aku tidak tahu kabarnya hingga sekarang, saat aku bangun dari tidurku yang panjang ia telah pergi ke Jepang” aku mengelus-elus punggungnya, berusaha menenangkannya. ‘benar-benar mengharukan’ . “sudahlah itu masa lalu Yul , yang penting kau harus sembuh, aku yakin dia akan kembali suatu saat nanti, hwaiting!!” aku berusaha menyemangatinya. “gomawo sica.”

Semanjak hari itu, hubungan aku dan yul semakin dekat. Karena ia tinggal sendiri aku memutuskan untuk tinggal bersamanya dan merawatnnya.

 

Flashback  end

 

Hingga sekarang, Yul sudah bisa berjalan lagi, senang sekali rasanya melihat ia bisa tertawwa lepas. Aku tidak peduli penilaian orang tentang kami, yang penting kami saling mencintai. Toh, hubungan kami sudah berlalu 2 tahun, itu cukup lama bukan.  Tapi, ada sesuatu yang ku takutkan walau yul selalu bilang ia mencintai ku, namun aku takut jika masa lalunya kembali dan yul lebih memilihnya daripada aku.

 

“seobang bangun!”aku mengguncang tubuhnya. “nghhhh hoamhh”ia hanya meranggangkan otot-ototnya dan tidak menyapa ku balik. Kesal sekali. Aku mengembungkan pipiku. “morning Sicababy chu~ “ mengetahuiku seperti itu ia langsung mengecup bibirku kilat. Mukaku spontan bersemu merah. “Yaa kenapa menciumku, kau bau tahu!” ketusku. “karena jika tidak begitu, bibirmu akan mengerucut lebih panjang lagi ahaha” haaiashh ia menggodaku lagi.kau sungguh menyebalkan yul.  “sudahlah, mandi sana! Aku akan menyiapkan makanan”aku beranjak dari tempat tidurku. Tapi Yul segera memelukku dari belakang dari menarikku kembali ke tempat tidur. “aaahh Yul lepaskan!” kesalku. “sejak kapan kau bisa masak baby?” ia berusaha mengalihkan perhatianku. “Yul lepaskan!” aku berusaha lepas darinya. Tapi nihil, Yul lebih kuat dariku dan lebih lagi dia menambah erat pelukannya. “sudahlah sicababy, aku tahu jika kau suka ini” bisiknya di telingaku. “ayo tidur lagi, masih jam 8 baby”

 

Yuri PoV

Aku membuka mataku. Ku lihat my sicababy masih tidur dengan pulasnya dalam pelukanku yang hangat. “aigoo.. neomu neomu yeoppo” sica ku memang cantik. Apalagi saat ia merawatku dulu sangat sabar dan perhatian. Dari makanan, gerak-gerikku, jam tidurku, jam makan ku, semuanya.  Ia memang bidadari yang diberikan Tuhan untukku. Sempurna.

“morning seobang ~” jam berapa ini? kulihat jarum jam masih menunjukkan angka delapan. Tidak biasanya ia bangun sepagi ini. kemudian aku pura-pura tidur dengan memejamkan mata. “seobang bangun!”ia mengguncang tubuhku. Aku ingin mengerjainya hari ini. “nghhhh hoamhh” aku pura-pura mengabaikannya dengan merenggangkan otot-otot ku. Ku intip dia sedang kesal dengan pipinya yang kembung, hahha lucu sekali. Kau sungguh menggemaskan baby, karena tidak tahan aku langsung mengecup bibrnnya “Morning  Sicababy Chu~ “ hahha mukanya langsung berubah seperti tomat yang matang. Dari wajahnya terlihat kalau dia kesal. Setelah menciumnya aku kembali tidur. “Yaa kenapa menciumku, kau bau tahu!” ketusnya beserta tatapan es nya.  “karena jika tidak begitu, bibirmu akan mengerucut lebih panjang lagi ahaha” ujarku berusaha menggodanya. Dasar ice princess, sudah ketahuan jika kau suka bibirku ini, tetapi tetap saja gengsi. “sudahlah, mandi sana! Aku akan menyiapkan makanan” katanya dan beranjak dari tempat tidur. “huppp” aku memeluknya dari belakang dan menariknya hingga kami terbaring ditempat tidur dengan posisi sica berada di atasku. Tapi muka kami tidak berhadapan. Aku masih ingin bersamanya. “aaahh Yul lepaskan!” teriaknya. Kulihatnya wajahnya kembali memerah lagi. “sejak kapan kau bisa masak baby?” aku tidak menggubris katanya. Sesekali aku memergokinya tersenyum. Ahaha, akhhirnya kena kau. “Yul lepaskan!” ia meronta-ronta ingin lepas dariku. Tidak akan ku lepaskan, aku menambah erat pelukannya.

“sudahlah sicababy, aku tahu jika kau suka ini” bisikku mesra di telinganya. “ayo tidur lagi, masih jam 8 baby” aku menarikknya kedalam selimut. Dan kelihatannya ia setuju. Kwon Yuri Kau memang hebat bisa mencairkan sang  ice princes.

 

Normal PoV

“tae-tae ayahmu pencuri ya?” Tiffany menyaksikan Taeyeon sedang asyik memotong sayur di dapur. Karena taeyeon tidak mengizinkannya memasak #tahu kenapa kan? Tahu apa yang dimaksud tiffany tanpa ragu taeyeon langsung menjawab “iya” dan senyum-senyum sendiri menunggu kata-kata tiffany selanjutnya. “memang kenapa fany-ah?” lanjutnya tae tidak sabaran.

“hehe.. karena kau telah berhasil mencuri hatiku” jawab fany malu-malu dan langsung memeluk tae dari belakang. “saranghae tae-tae” bisiknya lembut dan mesra. Taeyeon yang sedang sibuk dengan sayurnya itu langsung berpaling ke Fany “nado saranghae chaggi “ balas tae disertai pelukan erat.

“Tae bagaimana jika kita out nanti sore?” fany masih berada dalam dekapan tae. “everything for you chaggi” jawab tae penuh percaya diri. “Siip, bagaimana jika kita ajak jessie dan Yuri” tae terdiam. ‘haishh, padahal aku hanya ingin berdua’ tae bergumam dalam hati. “aayolah tae-tae, kita kan sudah lama gak double date dengan mereka. Ya? Ya?” bujuk Fany dengan eye smile-killer nya. Hal itu tentu saja membuat taeyeon nurut dengan kekasihnya. Siapa yang akan menolak jika fany sudah mengeluarkan jurus andalannya itu #wkaka.. auhtor juga ga tahan.

“baiklah kalo begitu” angguk Tae pasrah. “yess!!” seru fany sambil mengepalkan tangannya. Ia langsung merogoh sakunya dan mengeluarkan i-phone nya.

Jessica Pov

Kruikkkk.. kruiikkk

Aku terbangun ketika cacing-cacing diperutku mulai konser. Hoammmss. Laper banget. Saat ku lihat jam dinding, ternyata sudah jam dua belas. Haisshh, semua ini gara-gara kwon seobang yang mengajak ku tidur lagi #bukannya sica unnie suka tidur?

Ketika aku menoleh ke sebelahku ternyata Yul sudah bangun, ‘pasti dia sedang memasak untukku’ aku tersenyum. Aku duduk bersandar di tempat tidur dengan  mata yang setengah terbuka. Sebenarnya aku masih ngantuk, ‘huh! Dasar cacing sialan’ gerutuku kepada diri sendiri.

 

Mr.taxi..taxii..taxii.. taxii

Aku mendengar suara dari handphoneku, dengan segera aku meraihnya.

 

From : Mushroom Hwang

 

Jessie, nanti sore kita double date yuk!!!

 

Double date? Kebetulan sekali aku juga lagi bosan. Baiklah nanti aku akan ajak Yul. ‘Yes!! Aku akan kencan dengan my kwon seobang’ girang sica. Dengan cepat aku menekan tombol reply dan mengetik:

 

To: Mushroom Hwang

Ok Fany! Jam 4 ya 😀

See you

 

Send. Aku langsung mengirimnya ke Fany. Tetapi aku akan belum menanyakannya kepada Yul apakah dia bisa atau tidak. Hmm biarlah Yul pasti akan nurut jika aku yang ajak, lagian sudah lama kami tidak nge-date sejak Yul sibuk dengan restaurantnya. Aku melihat kalender dan “YES!!” teriakku. Hari ini minggu. Aku segera beranjak dari tempat tidur dan ke kamar mandi.

 

 

Normal PoV

“wahh, Sica hari ini kau cantik sekali, mau kemana?” tanya Yul penasaran. “kencan!” jawabnya mantap dan langsung menempel dilengan Yul. “seobang-ah, cepat ganti baju sebentar lagi kita akan double date dengan pasangan taeny ;)” lanjut sica penuh semangat. “hah? Kencan? Hari ini?” Yul terkejut karena kencannya mendadak seperti ini. “tapi..” “Yul, ayolah. Sudah lama kita tidak kencan” sica memelas dengan puppy eyes nya. Kemudian sica mendorong Yul kekamar dan memilihkannya baju. “ini! pakai ini ya” sica menyerahkan selembar T-shirt dan jeans pendek. “ayo cepat ganti bajunya yul, nanti kita telat” sica masih kelihatan bersemangat. Berbeda dengan Yul yang kelihatannya lemah dan sangat tidak ada niat kencan.

 

Yuri PoV

Sica mengajakku kencan? Haduh padahal rencananya aku ingin istirahat. Lagipula ini kan hari minggu. Hari yang ku tunggu-tunggu untuk istirahat setelah jadwalku yang padat dalam mengurusi restaurant appa dari senin sampai sabtu nonstop. Tapi aku tidak bisa menolak. Sica kelihatannya sangat senang dan bersemangat. Jika aku tolak dia pasti akan sedih dan . . menangis. Yah, itulah kebiasaanya, menangis. Kadang aku sangat kesal dengannya yang bertingkah seenaknya tanpa meminta keputusan dariku, seperti ini. haisshh tapi bangaimana pun aku tidak tega melihatnya menangis nantinya. Sudahlah, aku turuti saja. Lagian benar kata sica, kami sudah jarang sekali kencan.

“Yul, sudah siap? Cepat nanti kita telat” teriak sica dari luar kamar mandi. Aku pun mengganti baju dengan malas. “iah, sebentar” teriakku lemah.

Setelah ku keluar dari kamar mandi, sica langsung memeluk lenganku dan mengajakku turun.

 

Jessica PoV

Haha.. aku senang sekali, karena bisa kencan dengan Yul. hal yang sudah lama ku tunggu. Tapi, Yul daritadi diam saja. Dia kenapa ya? Apa dia sakit? Tidak biasanya dia begini jika kami akan kencan. Malahan biasanya dia yang paling bersemangat. Tapi itu sudah lama. Semenjak appanya memberikannya restaurant, Yul berubah jadi agak pendiam. Aku menaruh tanganku di kepalanya, aku takut jika dia sakit. “ Yul kau sakit ya? “ tanyaku khawatir. “tidak kok” jawabnya lemah dan . . berusaha tersenyum. Itu bukan senyum Yul yang biasanya. Aku tahu betul senyum  Yul seperti apa. Apa dia ada masalah? “kalau begitu kau kenapa Yul?” aku kembali bertanya. Kali ini dia hanya menggeleng dan tidak menjawab sama sekali. Setelah itu, suasana dalam elevator menjedi hening seketika.

 

Normal PoV

Yulsic, Yuri dan jessica kini sedang bergelut dalam pikirannya masing-masing. ‘apa Yul tidak mau kencan hari ini?’ sica berbicara dalam hati. Namun, tanpa disadari wajah Yul memang agak pucat, mungkin karena kecapean. Sica terus memperhatikan Yul tanpa berkedip sedikit pun. Dia mulai menyelidiki kekasihnya satu per satu, dari atas hingga bawah. Hingga akhirnya ia sadar bahwa wajah kekasihnya itu memang agak pucat. “Yul, kau sakitkan?” sica kembali memeriksa suhu tubuh Yul dengan meletakkan tangan di atas dahi Yul. ‘tapi badannya tidak panas’batin sica. “an.. anio. Aku tidak apa-apa” jawab Yul melepaskan tangan sica yang menempel didahinya.  Dia tidak enak jika harus membatalkan kencan yang mungkin sudah ditunggu-tunggu sica. Namun, sebenarnya ia sedikit malas untuk keluar hari ini. “sudahlah Yul, kita batalkan saja kencan kali ini” ucap sica sambil merogoh tasnya dan segera mengeluarkan i-phonenya. Saat sedang mengetik sms, tiba-tiba Yuri menahannya “jangan sica, aku tidak mau kencan kita batal” kata yuri lemah. “ani! Kau sedang sakit yul” tersirat raut khawatir di wajah sica. “tidak, aku tidak mau kencan jika harus mengorbankan Yul” lanjut sica. Dia adalah sosok yang sangat sensitif dengan yul. sedikit saja sesuatu yang tidak beres dengan Yul, sica akan sangat panik. Mungkin karena dia begitu mencintainya. “sudah ku katakan aku tidak apa-apa” kata yul sedikit membentak. Sica menatap yul dan terdiam, tidak biasanya yul membentaknya hanya gara-gara masalah seperti ini. Seketika pintu elevator pun terbuka, yul langsung menarik tangan sica dan keluar.

“Yul . . “ lirih sica. Yul mengabaikannya, dan berjalan kearah parkiran dengan tetap menarik tangan sica. “Yul . . sakit” lirih sica pelan tapi terdengar ditelinga Yul. mendengar itu, yul langsung berhenti dan melepaskannya. Ia lihat pergelangan tangan sica merah karena cengkramannya yang lumayan kuat. “mian sica, aku tidak bermaksud menyakitimu” yul langsung menarik sica kedalam pelukannya. “hiks.. hiks” sica mulai menangis. “maaf yul jika aku berlebihan” katanya disela isak tangisnya. “aku hanya tidak mau kau mengorbankan dirimu demi ku” lanjutnya lagi. Tersentuh dengan perkataan sica yul semakin mempererat pelukannya. Terlintas sedikit rasa bersalah dihatinya. “sstt.. sudahlah kau tidak salah sica” yul melepas pelukannya dan mengusap airmata sica. “sudah jangan nangis lagi, ayo kencan!” seru Yul menggengam tangan sica dan membimbingnya ke tempat parkiran.

***

Akhirnya pasangan Yulsic Taeny jadi kencan pada hari itu, walau pada awalnya ada sedikit masalah di pasangan Yulsic namun sekarang kelihatannya mereka sudah baik-baik saja.

 

TaeNy

“hahaha.. tae-tae lihat monyet itu, lucu sekali!” pasangan taeny berjalan mendahului pasangan Yulsic.

“iah, tapi chaggi-ku lebih lucu CHUP~” melihat kekasih sedang bergelut mesa dilengannya tae langsung mengecup kilat bibir kening kekasihnya. “saranghae Fany-ah” “nado saranghae tae-tae”

“by the way tae-tae, bagaimana dengan Yulsic ya?” tanyanya sambil melangkah. “mereka pasti tidak kalah mesranya dengan kita wkakaka. Tapi bagaimana pun kita pasti lebih mesra ketimbang mereka” jawab Tae sambil memegang bokong fany . “bukan itu tae” fany mencubit lengan tae. “auwwhh!” “makanya jangan byun trus. Dasar BYUNTAE!” fany tertawa. Kemudian wajahnya kembali serius “tadi waktu kita makan bersama, aku liat yulsic tidak seperti biasanya, entahlah mungkin perasaanku saja” kata Fany. “Aigoo Fany-ah, tidak ada yang beda kok, mungkin itu perasaan kamu saja. Mereka masih mesra seperti biasanya, buktinya tadi saja sica masih suap-suap Yuri” jawab tae tanpa ragu. “sudahlah, mereka baik-baik saja” Tae berusaha menenangkan pikiran kekasihnya yang mulai berpikir yang negatif.

Lalu mereka berjalan mesra menelusuri kebun binatang dengan jemari yang saling terkait.

YulSic

Yulsic sedang melihat kuda. “Yul ayo kesana!! “sica menarik tangan yul langsung tanpa bertanya. Itulah kebiasaan sica, berbuat seenaknya terhadap seobangnya. “tap..tapi sica” belum  sempat bicara, Yul sudah di tarik sica sampai ke tempat kelinci. Hal itu membuat yul cemberut. Ia sangat tidak suka dengan sikap sica yang seperti itu. hal ini juga sering menjadi penyebab pertengkaran mereka, walau akhirnya sica yang mengaku salah. “Yul liihat!! Lucu sekali ya” seru sica sambil memberi makan beberapa kelinci itu.

“Yul Sini!!”

“Yul Ayo kesana!!”

“Yul Lihat itu!”

“Yul cepat kemari!”

“Yul…” “yul….” “yul…”

Seru Sica sambil menarik tangan Yul kemana-mana, sesuai dengan keinginannya. Sedang Yul, dia kelihatannya sangat kesal, sica menariknya seenaknya. “Yul lihat monyet itu!!” teriak sica segirangnya seperti anak kecil yang pergi ke taman bermain#padahal hanya liat monyet wakak. Namun, sepertinya kali ini yul menahan langkahnya. “Stop!! Aku capek sica!!” bentak yul kesal. “hentikan!! Aku bukan bonekamu!” murka yul, tersirat amarah yang besar dari muka Yul. “Yu…Yul” akhirnya sica menoleh dan menatap yul.

 

Jessica PoV

“Stop!! Aku capek sica!!”

“hentikan!! Aku bukan bonekamu!”

Saat aku ingin mengajak yul melihat monyet, tiba-tiba ia membentakku keras.

“Yu…Yul” langkahku terhenti, kemudian berbalik menatapnya. Yul kenapa? Kenapa dia membentakku seperti itu? apa aku berbuat salah?

Aku masih menatapnya heran. “Yu-Yul kau kenapa?” tanya ku pelan dan menyentuh pipinya. “!!” dia menepis tanganku? Apa ini?

“hentikan sica! Aku sudah sangat lelah dengan sikapmu yang kekanak-kanakan itu” tegas yul. kulihat alisnya bersatu tajam, ‘sepertinya yuri sangat marah’ batinku. “Yul apa maksudmu?” aku masih tidak mengerti dengan kata-katanya barusan. “sudahlah, aku mau pulang. Aku lelah, mau istirahat, besok aku mau kerja” setelah menyampaikan itu yul langsung berbalik dan meninggalkanku sendiri begitu saja. Tanpa disadari airmataku perlahan mengalir membasahi pipiku.sakit sekali. “hiks..hiks”aku menangis.  Aku memang pacar yang payah! Aku tidak tahu kalau yul sangat lelah dan butuh istirahat. Sekarang di hari libur seperti ini aku malah mengajaknya kencan tanpa memperhatikan kondisi nya yang lemah, sica paboya!! Hiks..hikss Yul sepertinya marah besar. ‘aku harus meminta maaf dan merawatnya nantinya’

Kemudian aku mengeluarkan i-phoneku dan memberitahu Fany.

 

To : Mushroom Hwang

Fany-ah, mianhe aku harus pulang, Sepertinya yul kecapaen.

Jeongmal mianhe. Bye J.

 

Send! Setelah mengirim sms itu, aku menghapus airmataku dan berlari secepat mungkin, dengan harapan yul masih ada disekitar sini. Aku tidak ingin membuat yul kecewa mempunyai pacar sepertiku.

 

Yuri PoV

Aku kesal! Sangat kesal dengan yeoja itu. Dia selalu bertingkah seenaknya tanpa memikirkan keadaan dan perasaanku. Dia anggap aku apa? Tidak pernah sekali pun ia meminta keputusan kepadaku dan mengerti aku. Huh lama-lama aku juga bosan dengan sikapnya yang egois dan kekanak-kanakan seperti itu. dan juga dia Yeoja manja! Jujur aku tidak suka kepada orang yang manja.

“Yul !!” suara ini, sepertinya tidak asing sekali seperti suara, sica. “Yul tunggu!! Ayo pulang bersama” aku menghentikan langkahku dan benar. Suara itu memang milik ….sica. “hoshh.. hoshh syukurlah kau belum pulang yul” ia berlari kemari dengan nafas yang tersengal-sengal. “:D ayo kita pulang seobang!” serunya sambil memeluk lenganku mesra. Aku terheran dan mematung disitu. Sungguh, aku tidak mengerti dengan sikap anak ini. “seobang wae??” ia mengadah melihatku yang mematung sedari tadi. Aku tersentuh saat ia menatapku dan tersenyum dengan wajah polosnya. Kulihat matanya sembab, ‘apa dia menangis tadi?’ batinku. Dan yang membuatku terkejut adalah wajahnya yang mulus itu ada goresan dan … berdarah?!

Seketika rasa bersalah muncul dari batinku yang terdalam. Sesungguhnya aku tidak harus membentaknya seperti tadi. Toh, dia kan tidak tahu apa-apa. Huh, sekarang aku malah menyakitinya. Ini salahku karena terlalu memaksakan diri.

“seobang-ah wae?” ia mengguncang tubuhku hingga aku tersadar ldari lamunanku tadi. “ini kenapa sica?” tanyaku sambil menyentuh goresan luka diwajahnya. “oh.. tadi saat aku berlari, aku tersandung batu dan tersungkur hahaha, tapi tidak apa-apa kok, Cuma luka kecil. Kau capek akan yul? ayo pulang dan istirahat” jelasnya dengan menebarkan senyuman yang sangat manis.  Aku memeluknya erat. Aku tidak tahan melihat senyuman polosnya.

“mian sica, tadi aku telah membentak dan meninggalkanmu” sesalku pelan tepat disamping telinganya. “sudahlah, ayo!” ia melepaskan pelukanku dan menggengam jemariku erat. “tapi bagaimana dengan teang fany?” aku baru teringat kalau kami tidak sendirian kesini. “aku sudah menghubung fany kalau kita akan pulang duluan karena kau kecapaen, ayo!” “hmm. Baiklah kajja!” kali ini aku yang merangkulnya.

 

TaeNy

Mereka sedang duduk di kursi panjang yang berada di sekitar kebun binatang.

Drrrrtt.. drrrrrtt

“ada sms masuk”gumam fany.

 

From : Ice princess

Fany-ah, mianhe aku harus pulang, Sepertinya yul kecapaen.

Jeongmal mianhe. Bye J.

 

“tae-tae, Yulsic pulang” kata fany dengan mata tetap tertuju pada layar hp.

karena di ada respon dari pemilik nama ia menoleh ke sebelahnya “tae-tae . .” kata-katanya terhenti saat ia menemukan sampingya itu kosong. “tae-tae !” terika fany.  Lalu Fany mencar-cari nya disekitar tempat. ‘haishh kemana sih anak itu’ kesalnya.

Tiba-tiba seorang yeoja menyentuh bahu Fany dengan tangan membawa ice cream “Kau cari apa Fany-ah?” tanyanya bingung melihat Fany mondar-mandir. Mendengar suara yang tak asing lagi Fany spontan membalikkan badanya, dan Yap, yeoja itu tidak lain adalah kekasihnya sendiri. “Hahahahahahahah”  melihat muka tae, Fany yang tadinya kesal menjadi tertawa terbahak-bahak. “wa..waeyo chaggi-ah?” taeyeon masih tidak mengerti dengan kelakuan kekasihnya yang dinilai…aneh. kemudian Fany mengeluarkan kaca dari tasnya, “tae lihatlah mukamu hahha” ia tertawa hingga pupilnya tidak kelihatan. Tae yang bingung pun mengikuti perintah Fany. Ia meraih kaca itu dan “Yaaa!! Fany-ah, apa yang lucu? Kau menertawaiku ya?” kesal tae cemberut. “ahahah, mian mian. Habis mukamu lucu tae-tae. Lagian siapa suruh kau makan ice creamnya belepotan seperti anak kecil gitu hahaha” ejeknya sambil tertawa.

“yaaa!!” cemberut tae sambil mengelap sisa ice cream disekitar bibirnya dengan tissue. “itu akibat dari orang pelit yang hanya makan ice cream sendiri” sindir Fany dengan senyum kemenangannya. ‘huft.. itu bagian dari rencanaku Fany-ah’ batin tae. “i..itu” gugup tae. “apa?” ledek Fany. “ini,kalau kau mau ambillah” tae menyodorkan ice cream sisanya kepada Fany. “cihh, dasar pelit, bisanya hanya memberikan sisa makananmu. Aku bukan anjingmu!” sinis Fany. “ bu..bukan gitu Fany-ah” tae mulai menjelaskan. “lalu apa?” tanyanya dengan nada mengejek.

 

-Flashback-

Aku lihat Fany sedang asyik sendiri dengan Hp nya. Aku jadi bosan, hmmm. “aha!!” tiba-tiba aku terpikir sesuatu. Diam-diam aku meninggalkannya sendiri yang sedang asyik sendiri. “My Mushroom aku tinggal bentar ya” batinku dan pergi. sesuai rencana, aku pergi membeli ice cream di sebrang sana.

“Ahjussi, aku beli ice cream rasa coklat satu ya” pintaku kepada penjual ice cream. “maaf noona, yang coklat habis. Yang ada hanya Vanilla dan strawberry” jelas penjual itu. Haishh. “baiklah kalau begitu yang strawberry saja” pintaku kembali. Strawberry aja deh, lagian itu kan kesukaan Fany. Fany? Haishh aku sampai melupakannya. Lebih baik aku belikan satu untuknya.

“ini noona ice creamnya” ahjussi itu memberiku ice creamnya, dan aku mengambilnya dan tidak lupa untuk membayarnya. “kamsahamnida” ucap ahjussi itu. “oh ya, ah—-“ aku menahan kata-kataku, kemudian aku menemukan sesuatu hoho. ‘sebaiknya aku beli satu saja, agar aku bisa lebih mesra dengan My Mushroom dengan satu ice cream berdua, karena akan terjadi ciuman tidak langsung wkakaka’ batinku.#byuntae mood on*

“iya?” “errr.. tidak, aku permisi” aku membungkuk dan berjalan ketempat Fany sambil senyam-senyum.

-Flashback End-

 

“karena.. “ tae masiih ragu untuk mengatakan alasannya. Tiffany masih setia menunggu dengan tatapan mengejeknya. “karena hmm.. Yaa! Karena ice creamnya tinggal satu, Yaa!! Hanya tinggal satu hehe” akhirnya Tae berhasil menjawab dengan senyum innocentnya. Walaupun kebenarannya sangat menyimpang dengan rencananya. Sayangnya ia masih belum punya nyali untuk mengatakan yang sebenarnya karena ia takut Fany akan mengejeknya.

“oh!” jawab Fany cuek dan berlalu begitu saja. Tampaknya ada sedikit rasa kecewa dari wajahnya. ‘huhh.. dasar byunTae Danshin, kau memang menyebalkan’ kesalnya dalam hati. ‘aku kira ia akan menjawab dengan sesuatu yang romantis, ternyata . . konyol’ gerutunya lagi. “yaa!! Fany-ah! Kalau kau mau ice creamnya ambilah” teriak taeng dan berlari mengejar fany. “huuuaaa kenapa kau meninggalkanku Fany-ah!!” taeng kembali berteriak tapi tidak di gubris sama sekali oleh kekasihnya itu. “chaggi-ah jangan tinggalkan aku sendiri hiks hiks” taeng beraegyo sendiri dibelakang sambil berjalan mengejar Fany.”Fany-ah sebenarnya aku sengaja membeli satu ice cream agar kita memakannya bersama!” kini taeng berteriak dengan segenap jiwa dan raganya dengan memegang ice cream strawberry nya yang mulai mencair. Diam –diam fany tersenyum mendengar kata-kata Tae. “Wait me Fany!!” teriak taeng sekuat tenaga hingga suaranya hampir habis, tapi Tiffany malah mempercepat langkah kakinya. Tiba-tiba Fany berhenti. Senyum lebar terlihat diwajah taeng.  “siapa suruh jalannya lambat, Dasar Danshin!” ucap fany dengan memperlihatkan wajah dingin, tapi gak dingin-dingin amat#ga bisa nandingin MySica unnie* dan kembali berjalan. “yaa!! Kau bilang aku apa?” kesal taeng. ‘tapi tidak apa-apa, yang penting sekarang my mushroom, yeah!’ gumam taeng dan langsung menyusul Fany dengan kecepatan kudanya.

 

 

Normal PoV

Di pagi hari yang cerah, angin sepoi yang bertiup dan sinar matahari yang begitu bersahabat menelusuri tirai jendela menembus hingga kebalik selimut seorang yeoja yang masih terlelap.

 

Jessica PoV

Hoamssh. Ngantuk sekali. Aku membuka selimut tebal yang menyelubungi seluruh tubuhku sepanjang malam. Aku duduk bersandar diatas tempat tidur dan perlahan mencoba memantapkan penglihatanku. “huhhh.. Yul sudah pergi” gumamku saat menyadari bahwa disampingku sudah kosong, apalagi saat aku lihat jam dinding yang menunjukkan angka 11. Sudah pasti kalau yul sudah pergi kerja.

Aku beranjak dari kasur dan menyeret kakiku ke kamar mandi setelah itu ke dapur.

“Morning sicababy #mmuaaach!!, aku kerja dulu yang sayang. Mm.. kalau kau lapar aku sudah siapkan makanan didalam kulkas. Bye! Aku akan pulang secepatnya sayang  -Your Seobang-“ aku menemukan selembar kertas yang menempel di kulkas. Aku tersenyum membaca pesan darinya.Yul memang yang paling bisa meluluhkanku, ‘aaargghh!! I really really love you Yul seobang’ batinku berbunga-bunga.  Bisa dibilang setiap hari dia akan menulis pesan untukku. Setiap pagiku akan diawali kata-kata manis Yul, senangnya.

Hmm.. Yul pulang masih lama. Bosan sendirian dirumah.

Aku mencoba menghibur diri dengan menonton acara di TV. Tapi hasilnya sama saja, juga bosan. Tidak ada acara yang enak di tonton. Lebih baik aku keluar sebentar mencari udara segar sekalian menghibur diriku.

 

@taman

“hi Sica!!” aku mencari suara yang memanggil namaku. Tidak ada? Apa aku salah dengar. “sica disini!” seru suara itu. aku berusaha mencari sumber suara. “ahh!! Oppa” aku berlari menghampirinya. “anyeong haeseyo oppa” sapaku membungkuk. “hahha tidak usah seformal itu sooyeon ah” jawabnya sambil memanggil nama kecilku. Dia adalah donghae oppa, aku biasa memanggillnya hae oppa. Aku dan oppa adalah teman sejak kecil. Dari aku SD sampai SMA di Amerika sana. Dulu aku dan oppa sangat akrab, bahkan oppa pernah menyatakan perasaannya padaku, tapi itu dulu saat kami masih SMA.

 

“apa kabar sooyeon?” tanya oppa sambil duduk di kursi panjang taman. “hmm.. seperti biasa, baik” senyumku. “kapan kau pulang ke korea?” “umpp.. sudah lama oppa” sahutku. “oh” seketika suasana menjadi hening. “sooyeon..” lirihnya sambil menatap lurus. “iya?” aku merasakan sesuatu yang tidak biasa. “apa kau sudah mempunyai pacar?” tanyanya dengan nada sedikit serius. “su..sudah oppa” jawabku gugup. Entah lah, aku juga tidak mengerti dengan perasaanku saat ini, yang pastinya sekarang aku merasa takut. Aku takut jika oppa kembali menginginkanku, sedangkan aku udah punya Yul. “oh, selamat ya” senyumnya seperti dipaksakan.

“Nghh oppa, sepertinya hari sudah mulai gelap aku pulang dulu ya” ucapku kemudian berdiri. “baiklah, ayo aku antar” seru oppa sambil menggandeng tanganku. Karena aku tinggal disekitar sini jadi kami jalan kaki pulang. Oppa masih seperti dulu, tidak ada perubahan. Oppa memang orang yang baik, aku sudah menganggapnya seperti oppaku sendiri, jadi tidak heran kalau kami bergandengan tangan seperti ini. Karena waktu kecil dulu jangankan gandengan tangan, pelukan pun sering kami lakukan. Cuma semenjak oppa mengutarakan perasaannya kepadaku kami mulai jaga jarak. Tapi sekarang sudah kembali seperti biasa, oppa juga bisa menerima saat aku menolaknya, dan ia bilang hubungan kami akan kembali seperti dulu, antara dongsaeng dan oppa. Sesungguhnya tidak ada yang perlu di takutkan lagi terhadap oppa, karena dia sudah tau kalau aku sudah punya Yul yang sangat mencintaiku.

Sepanjang jalan menuju rumah kami berbincang banyak sekali, aku bercerita dari awal saat aku bertemu Yul, sampai kehidupan kami saat ini. sejauh ini ku lihat oppa juga mendengarkannya dengan biasa-biasa saja, tidak ada raut cemburu ataupun kecewa. Ku rasa aku tidak perlu takut terhadap perasaan oppa lagi. Kami juga sempat bercanda kecil.

 

“terima kasih oppa, annyeong” akhirnya sampai juga dirumahku. Aku membungkuk berterimakasih kepada oppa. “dasar! Sudah ku bilang jangan seformal itu hahha” katanya sambil mengacak poniku. “Yaa oppa!! Poni ku berantakan jadinya” cemberut ku. “hahahha.. “ oppa malah menertawaiku. “yaa!!” “auwwhh!!” karena kesal aku mencubit pelan pinggangnya. “sakit sooyeon-ah” rintihnya sambil mengusap-usap pinggangnya yang tadi ku cubit. “siapa suruh!” ketusku dengan wajah dinginku. “ahahha mian,mian kau tetap saja kekanak-kanakan seperti  dulu sooyeon” ujar oppa sambil merapikan poniku.

 

Yuri PoV

“SicaBaby aku pulang!” seruku saat membuka pintu rumah. “loh? Tumben gak ada orang”gumamku. ‘pasti lagi tidur’ aku bergegas ke kamar. Tapi tidak ada orang. Sica kemana ya? Ku lirik jam menunjukkan pukul tujuh malam. Sica kemana sih? Tidak biasanya dia tidak ada dirumah jam segini. Aku berjalan keruang tamu. ‘apa mungkin dia keluar?’

Saat ingin memeriksa sandalnya kulihat gorden jendela masih terbuka, aiggoo sica kau memang ceroboh. Tidak pernah menutup gorden jendela saat mau keluar.  Sepertinya aku melihat yeoja dan namja di teras rumah.  DEG!! seorang yeoja dan .. namja? Siapa itu? aku memicingkan mataku untuk memperjelas penglihatan. ITU! Sica?? Iya benar Sica!!

Aku muliu mengawasi gerak-gerik mereka. Sialan! Apa itu? kenapa mereka begitu mesra? Jangan-jangan itu selingkuhan Sica. “Sica, aku tidak sangka kau berani mengkhianatiku” geramku.  Cihh! Lebih baik aku pura-pura tidak tahu saja. Untuk kepastian aku akan mengawasinya mulai hari ini.

Awas saja jika kau terbukti selingkuh Sica!

TBc~

bagaimana kisah cinta yulsic selanjutnya?

apakah hubungan mereka akan baik2 saja?

nantikan di part selanjutnya 😀

 

How Great Is Your Love [Part 7]

anyeong readers ku yang setia, baik hati dan tidak sombong
jeongmal mianhe jika auhtor udah lama ga kelihatan, karean jadal author yang serba pada ini.
puji syukur kita panjatjan kepada TYME karena auhtor masih diberi kesempatan untuk mengupdate FF ini #kyk mw pidato aja ahahha

iya.. sebenarnya author pengen banget post next partnya yang TIL, but ga sempat hehe maff ya mog besok, kalo ga tunggu ada waktu thor pasti update..

baiklah, thhor tahu pst readers dah pada ga sabar buat baca kelanjutannya# GR+sok tahu

happy reading!! :*

 

“bhuaahahahaha” sontak dua yeoja dibelakangannya ngakak selebar-lebarnya melihat teman dan unnienya terduduk manis diatas tanah. #tahu kan siapa yang jatuh?. Yap, yeoja malang itu adalah sooyeon. Sedari tadi ia tidak fokus terhadap jalan sehingga ia tidak melihat ada air didepannya, dan terjatuh.

“Yaa! Kwon Yul ! soojung! “ kesalnya. “kalian tidak membantuku malah tertawa! Soojung-ah kau dongsaengku atau Yul huh?” lanjutnya dengan emosi yang membara-bara. Mengapa tidak ? sejauh ini dongsaengnya itu hanya menertawakannya jika ia tertimpa sial. Memang harus diakui jika nasibnya sedang sial hari ini. “aku ku kadukan sama umma !” sambilnya setengah berteriak dengan posisi yang masih terduduk manis.

“ Hahaah.. Ampun unnie, habis unnie jatuhnya lucu sekali” katanya bermaksud mengejek sooyeon. “iya kan unnie, so elegant~” lanjutnya, dan disambut dengan anggukan dan sedikit cekikikan oleh Yuri. Kemudian yul dan soojung mendekati sooyeon yang masih terduduk. Muka cemberut tergambar diraut wajah sooyeon, bagaikan api yang disirami minyak tanah karena diejek oleh kedua yeoja itu.

Menyadari unnienya yang terdiam dan memasang wajah cemberut soojung ddapat merasakan hawa dingin yang terpancar disekitar unnienya itu. “ehehe.. unnie ayo bangun” ucapnya was-was, karena dia tahu apa yang akan terjadi nanti jika unnienya marah. Soojung berusaha membantu unnienya berdiri kemudian disusul yul dari belakang.

“tidak …….auch!” belum selesai bicara sooyeon sudah menjerit kesakitan. Dan ternyata kakinya terkilir.

“sooyeon~ah kamu kenapa?!” tanya Yul khawatir#chieee.

“unnie kenapa?!” tanya soojung tak kalah khawatirnya.

“kaki.. auwh!”ucapnya sambil merintih kesakitan. Yap, kakinya terkilir karena jatuh tadi#really poor sooyeon.

“huh? Jadi bagaimana ini?” panik soojung. Dan matanya terpandang pada bekal yang ia genggam.

‘appa pasti sudah menunggu lama’batinnya.

“tenang soojung-ah aku akan mengobati unniemu :D” ujarnya percaya diri sambil menepuk dadanya.

“jinja unnie?” sahutnya tidak percaya. Karena menurutnya muka Yuri itu mencurigakan. Masa iya senyam-senyum saat mengatakan itu tadi.

“dae! Percayalah. Yul unnie ini kan dokter kecil :D” ucap yul penuh kebanggaan.

“baiklah kalau begitu. Unnie aku mengantar bekal ini untuk appa dulu ya?! Kasihan appa sudah menunggu lama daritadi” ia menatap unnienya dengan penuh kekhawatiran. Sebenarnya ia jug tidak tega meninggalkan unnienya dalam keadaan seperti ini. Tetapi karena ada yul jadi ia bisa tenang untuk sementara waktu.

“Nghh.. soojung~ah sakit” rintihnya lemah sambil menggenggam kuat tangan dongsaengnya. “unnie tenanglah, aku akan segera kembali” ujarnya sedikit panik.

“Dae~ tenanglah soojung! Aku akan menjaga unniemu” kata Yul tersenyum selebar mungkin.

“aku tidak mau Yul ! aku mau mau soojung!” ketusnya yang masih kesal dengan Yuri.

“sudahlah unnie, aku tinggal ya! Sebentar saja” soojung langsung berlari menuju ke sawah appanya.

 

Sooyeon PoV

“aku tidak mau Yul ! aku mau mau soojung!” ketusku yang masih kesal dengan Yuri. Si jelek hitam itu terus menertawaiku daritadi.

“sudahlah unnie, aku tinggal ya! Sebentar saja” soojung langsung berlari menuju ke sawah appa.

“soojung!” aku berteriak memanggilnya tapi ia sudah tidak menggubrisnya. ‘haish’

“sooyeon~ah sini kulihat kakimu” kata Yul lembut. ‘tumben lembut, kenapa tidak tertawa saja’batinku. Namun, aku tetap menjulurkan kakiku.

***

 

KREKK..KREKK #kek lagi patahin barang aja..wkwkw

Yuri meraih kaki sooyeon dan melihatnya dengan seksama. Diputar-putarnya kaki sooyeon tidak tentu arah.

Yuri PoV

Saat sooyeon menjulurkan kakinya, aku segera meraih dan melihat-lihat kakinya dengan sangat serius.

KREKK..KREKK

Aku berusaha mengutak-atik kakinya. Ku putar-putar pergelangan kakinya tidak tentu arah seraya mengingat-ingat apa yang pernah umma praktekkan untukku . Ahahah sebenarnya aku tidak bisa memijit kaki orang. ‘mampus aku’ batinku, karena ku lihat sooyeon menatapku dengan aneh dan..

“Awhhh!! “ pekiknya. Haish aku benci sekali dengan teriakkannya yang membuat gendang telingaku hampr pecah ini. “Yul~ kau ingin membunuh ku ya?! Awhh!” ia merintih kesakitan.

‘ckckck’ aku malah cekikikan dalam hati. oleh karena tadi aku sok-sok bisa mengobati kaki sooyeon di depan soojung, padahal aku sama sekali tidak bisa, tetapi umma pernah mengajariku . Kan kasihan appanya sooyeon lama menunggu jika aku tidak bilang begitu.

“Yul lepaskan!” bentak sooyeon dingin. Brbrbrrr.. aku hampir saja membeku dibuatnya. Aku berusaha memcari ide agar ia tidak marah.

“hei sooyeon tenanglah! Aku ini pernah ikut dokter kecil tahu” aku menarik kakinya dan memutar-mutarnya lagi, tapi kali ini lebih lembut dibandingkan yang sebelumnya. Entah kenapa aku ingin sekali memijit , mengobati, atau apa sajalah agar dapat membuatnya sedikit tenang, sekalian menjahilinya sedikit. Hehehe. Habis sooyeon itu asyik dijahilin 😀

“awhh!! Sakit pabo!” rintihnya lagi.

“buuuhh.. buhhh #suara meniup” ku tiup pelan pergelangan kaki sooyeon yang terkilir itu.

“umma bilang jika kaki terkilir itu harus dipijit seperti ini” aku berkata seperti apa yang pernah umma katakan kepadaku #bayangin yul bicaranya sperti anak kecil ya. “ umma bilang, juga harus ditarik-tarik seperti ini” aku berusaha mempraktekkan apa yang umma ajarkan padaku.

“dan umma bilang harus ditarik dengan kuat agar uratnya kembali normal” aku terus komat-kamit sambil mempraktekkan segala perlakuan umma kepadaku dulu. “umma jua bilang harus diputar-putar seperti ini”

“Yul! hentikan, kaki sudah mau patah! “ sooyeon kelihatan sedang kesakitan dan memukul-mukul ku # ya iya lah yul, org kmu pijitnya sembarangan#

“tapi  ini sudah bener kok sooyeon, umma bilang begitu. Nah selesai dipijit nanti direndam dengan air panas yang baru saja mendidih” lanjutku dengan mantra dari umma. #aigoo.. air baru mendidih?! Hangus deh# dan terus melanjutkan memutar-mutar kakinya.

“Awhh. Yul~ hiks sakit” sepertinya sooyeon tidak marah lagi. Aku mengangkat kepalaku dan “mwo? “

***

Di tengah jalan, tempat dimana sooyeon terpleset dengan anggunnya seperti kata soojung. Terdapat pemandangan sore hari yang indah dengan udara yang adem disertai dengan angin sepoi-sepoi yang menggoyangkan dedaunan disekitar, dan suara burung yang berkicau di angkasa. Tempat itu bisa disebut bukit karena memiliki bentuk yang agak curam. Langit biru yang dihiasi dengan awan kumulus,stratus  dan cirrus memberikan keindahan alam yang begitu sempurna. Dan disana jugalah tempat dua yeoja itu berada, yang satu duduk dan yang satu lagi berjongkok.

Yuri sedang memijat kaki sooyeon dengan seriu tetapi sembarangan sambil komat-kamit. Sedangkan sooyeon daritadi hanya merintih kesakitan karena ulah temannya ini, bukan megobati malah menyakiti.

“awhh! Yul sakit hiks..hiks” mendengar nada sooyeon yang tidak tegas dan penuh dengan emosi yuri mengira bahwa sooyeon sudah merasa lebih baik. “hiks..hiks “setelah mendenagr isakan tangisan dari sooyeon dan “mwo? Sooyeon kau kenapa? #pake tanya lagi. “ heran yuri. ‘sooyeon kenapa menangis ya? Padahal aku kan sudah memijit kakinya dengan benar” gumamnya innocent. Sepertinya yuri belum sadar akan kelakuannya. Memang anak kecil.

“huwaaaaa!! sakit Yul~” sooyeon terus merengek kesakitan. Yuri yang mulai panik semakin bingung dengan apa yang ia lakukan. ‘aduh apa sebaiknya aku bawa ke appanya saja?’ batinnya. ia kebingungan. Tidak ada pilihan lain, akhirnya Yuri memutuskan untuk membawa sooyeoon ke appanya, ia juga takut jika sooyeon kenapa-napa.

“sooyeon ayo berdirilah, kita menyusul soojung saja” ujar Yuri sambil membantu sooyeon berdiri.

Sooyeon pun berdiri dengan susah payah dengan kaki kirinya yang semakin parah keadaannya #hayo Yul tanggung jawab udah buat kaki unnie ku kyk gto#

Brukk ..brukk..brukk

Yuri memukul pelan bokong sooyeon yang kelihatan kotor sekali, dan kemudian mendapat tatapan mengerikan darinya “yaa! Yul kau masih sempatnya memegang bokongku!” bentak sooyeon.

“ahahha.. aku kan hanya member…..” “cukup!” belum selesai bicara sooyeon sudah memotongnya.

“ayo kita pergi” yul mengandeng tangan sooyeon dan langsung berjalan tanpa menyadari keadaan kaki sooyeon yang sepertinya tidak bisa .. berjalan. #aigoo yul.

“awhh.. !” sooyeon merintih kesakitan ketika tubuhnya diatrik yul. “tunggu pabo!” kesalnya.

“aigoo aku lupa” yul kemudian menghentikan langkahnya dan berbalik ke sooyeon.

Mereka terdiam sejenak. Sepertinya yul sedang memikirkan sesuatu.

 

“yaa! Ayo naik!” yul membalikkan punggungnya kehadapan sooyeon. “huh?” sooyeon terheran tidak mengerti. “ayo naik!” yul menundukkan badannya. Hal ini membuat sooyeon mengerti dengan apa yang akan yul lakukan. “ta..tapi “ “ah.. sudahlah cepat naik” ujar yul bersemangat sambil menepuk punggungnya. Dengan wajah innocentnya akhirnya sooyeon pun naik ke punggung yul, karena memang tidak ada pilihan lain. Kakinya sakit, dan semakin parah saat ini.

‘ternyata sooyeon berat sekali,padahal kelihatannya kurus’ batin yul setelah sooyeon naik ke punggungnya. Yuri mulai melangkah selangkah demi selangkah.

“yul~ gomawo” ucap sooyeon pelan.

Yuri hanya tersenyum dan terus melanjutkan langkahnya. Mereka berjalan menelusuri jalanan di sore hari dengan perpaduan langti dalam bumi yang begitu indah.

to be conti . . . #sisanya sambung sendiri ya
gimana?
apa yang akan terjadi kepada yulsic selanjutnya? dan apakah benar tebakan readers bahwa sooyoen akan pergi ke USA untuk tinggal bersama ummanya?
temukan jawabannya di next part HGIYL !! #ala sinetron

oke readers met menunggu ya, nd mumpung ini malming thot cuma pengen ngucapin met malmiing
yg punya pcr selamat pacaran, yang ga punya selamat baca FF aahahha #gaje

next part update soon readers!