A Little Stupid Small Game [Two/Two shot]

Good Morning^^

A Little Stupid Small Game

‘Anak kecil! Mau bermain denganku, huh?!”

+++

Beberapa bulan telah berlalu, taeyeon masih kerap mengunjungi bar itu dan menjalani rencananya. Sejauh ini, sama sekali tidak ada perkembangan. Begitu sulitkah membuat gadis itu jatuh cinta?

“Hey taeng, bagaimana perkembanganmu?” tanya sooyoung ketika mereka berdua berkumpul dihalaman belakang universitas mereka, tempat favorit kedua namja itu.

“Tidak ada perkembangan!” ucap taeyeon lesu

“Hahaha..Kau menyerah?”

“Enak saja! Aku tidak akan menyerah!”

“Baiklah..jadi, nanti malam kau pergi lagi?”

“Tentu saja!”

“kalau begitu aku ikut, sudah lama aku tidak kesana..hahaha”

“Okay! Sunny tidak akan marah kan?”

“Tidak.. aku akan menjelaskannya..anyway..bagaimana perasaanmu? Ada perkembangan?”

“Perkembangan apa?”

“Apa kau…? Sudah jatuh hati padanya? Hahaha”

“Apa?! tidak! Sudah kubilang aku tidak mungkin jatuh hati padanya!” taeyeon mengelak

“Benarkah?”

“Kita lihat saja nanti! Malam ini aku akan melakukan sesuatu!”

“Kau..sejauh ini tidak macam-macam kan?”

“Aish! Aku sama sekali tidak melakukan apa-apa dengannya! Terkadang hanya dapat mengobrol singkat dengannya! Sisanya aku hanya memantaunya!”

“Hohoho..kalau begitu lakukanlah malam ini”

“Yah!” taeyeon mengangguk yakin

+++

Taeyeon dan sooyoung memasuki bar itu, menduduki tempat yang biasa taeyeon duduki.

“Dimana dia?” tanya sooyoung

“Tuh” taeyeon menunjuk kearah tiffany , sudah terlalu hafal dengan keberadaan tiffany

Taeyeon dan sooyoung terus menatap gadis itu dan tiba-tiba ada seorang om-om menghampiri tiffany dan tangan nakalnya melingkar dipinggang tiffany membuat taeyeon yang menatapnya kesal setengah mati. Sooyoung mendapati ekspresi kesal taeyeon dan tersenyum.

“Itu yang kau sebut bermain?! Kulihat kau sudah jatuh hati padanya!” sooyoung berucap

Taeyeon tidak menjawab, masih terus fokus dengan pemandangan didepannya dan mulai panas akhirnya tidak tahan melihat kelakuan tidak wajar om-om itu dan segera berjalan mendekati tiffany, melepaskan tangan om-om itu dengan kasar dari pinggang tiffany, kemudian merangkul gadis itu.

“Kau bahkan sudah berani menyentuhnya” ucap sooyoung disana

“Baby..kau sudah selesai? Aku sangat merindukanmu” ucap taeyeon menatap tajam om-om didepannya

“Sudah sayang~” tiffany menjawab asal

Melihat pemandangan manis didepannya, membuat om-om tadi kesal dan pergi dari tempat itu juga.

“Terimakasih, kurasa ini sudah cukup. Jangan lagi kembali ketempat ini” ucap tiffany melepas rangkulan taeyeon setelah memastikan om-om tadi sudah pergi dari hadapan mereka dan berniat pergi. Taeyeon dengan cepat menahannya dan mencengkram kuat tangannya.

“Aku ingin bicara!” ucap taeyeon dan menarik tiffany kebalkon atas

+++

Taeyeon melepas genggamannya ketika sampai dibalkon atas. Ia hanya terdiam , tidak mengeluarkan sepatah katapun dalam beberapa saat dan mencoba menenangkaan dirinya.

“Apa yang kau lakukan?!” taeyeon berbalik menatap tiffany

“Memangnya apa yang kulakukan taeyeon-ssi” tiffany tersenyum, berbalik menanyai taeyeon

“Berhenti melakukannya!”

“Kau tahu ini bagian dari pekerjaanku?” tiffany masih tersenyum

“Aku tidak suka!”

“Maka dari itu, aku selalu menyuruhmu untuk tidak datang kesini kan?”

‘Kau akan jatuh cinta padanya’ ‘Bagaimana perasaanmu? Ada perkembangan?’ ‘Sudah jatuh hati padanya?’ ‘Itu yang kau sebut bermain?! Kulihat kau sudah jatuh hati padanya!’

Taeyeon menjambak rambutnya frustasi dan menggeleng-gelengkan kepalanya berkali-kali ketika mengingat kata-kata sooyoung yang mungkin benar-benar terjadi padanya.

“Hey..Kau tidak apa-apa?” tiffany berjalan mendekati taeyeon

Taeyeon menaikkan kepalanya dan menatap tiffany lama kemudian memalingkan wajahnya kesamping, memutuskan kontak mata yang terjadi diantara mereka. Ketika ia memalingkan wajahnya, matanya mendapati pergelangan tiffany yang sedikit merah akibat ulahnya. Taeyeon mengambil tangannya dan mengelus pergelangan tangannya dengan ibu jarinya.

“Maaf..” terdengar nada penyesalan dari ucapan taeyeon

“Tidak apa-apa” tiffany tersenyum

“Apa ini sakit?”

“Aniya..Tidak apa-apa.. Aku harus kembali bekerja” ucap tiffany menarik tangannya dan berbalik membelakangi taeyeon

Taeyeon menahan tangan tiffany ‘ia hobi sekali menahan tangan orang’ keduanya terdiam untuk sesaat, tidak ada yang bergerak dan mempertahankan posisi seperti itu, sebelum akhirnya taeyeon menarik tangan gadis itu sampai berhadapan dengannya dan mendorong kepala tiffany dengan tangannya mengakibatkan gadis itu jatuh kepelukannya.

“Jangan datang ke tempat seperti ini lagi” ucap tiffany lembut, sangat lembut

“Aku akan menjagamu” bisik taeyeon dan menangkupkan kepalanya dileher tiffany

+++

“Hey..Kau kenapa?” tanya sooyoung mendapati wajah kusut dan frustasi taeyeon

Taeyeon mengangkat kepalanya menatap sooyoung yang mengunjunginya dan sekarang sudah berada dikamarnya. Hari ini adalah hari minggu, baik taeyeon maupun sooyoung sering mengunjungi satu sama lain pada hari tersebut. Walau terkadang sooyoung memilih untuk berkencan dengan kekasihnya.

“Ada masalah?” tanya sooyoung , duduk diatas kasur taeyeon

“Kurasa..kau benar soo”

“Tentang apa?”

“Tentang..gadis itu”

Sooyoung tersenyum dan menepuk pelan bahu sahabatnya

“Sudah kukatakan, bukan? Jadi, apa rencana mu selanjutnya?”

“Aku tidak tahu”

“Kurasa aku sudah gila! Aku tidak menyukainya melakukan pekerjaan itu! Aku tidak suka melihat ia dekat dengan pria lain! Aku ingin memukul habis-habisan pria yang menyentuhnya! Aku ingin menariknya keluar dari tempat itu dan membawanya pergi sejauh mungkin dari tempat haram itu!” taeyeon memegang kepalanya frustasi

“Sudah kukatakan, bukan? Kalau kau tidak bermain-main pada awalnya kau tidak akan merasakan ini, tae. kau tidak akan mengenalnya lebih dalam, tidak akan melihatnya terus dan tidak akan jatuh lebih dalam lagi. kau yang memulainya, kau yang memilihnya maka kau juga yang harus menyelesaikannya” sooyoung menasehati

“Kau benar soo, aku akan membicarakan dengannya malam ini”

“Kau akan menemuinya lagi?”

“Yaa..kalau aku tidak menemuinya, apa hidupku bisa tenang?”

“Baiklah! All the best tae! hwaiting!

“Gomawo”

+++

Taeyeon berjalan mengitari ruangan itu mencari sosoknya, ia terus berputar-putar diruangan itu tetapi hasilnya nihil, ia tidak menemukan sosok yang dicarinya.

“Permisi”

“Yah?”

“Aku mencari nona hwang, ada?” tanya taeyeon kepada salah satu pelayan bar

“Ah..nona hwang berada diruangannya, diatas sana” ucap pelayan tersebut menunjuk kearah satu ruangan diatas sana

“Ah..Terimakasih” taeyeon membungkukkan badannya

Taeyeon kemudian naik kelantai atas untuk menemui tiffany. Dengan perlahan ia membuka pintu ruangan tersebut tanpa menimbulkan suara berisik disana. Ia mendapati tiffany sedang memejamkan matanya dan menyandarkan tubuhnya dikursi besarnya. Taeyeon menatap gadis itu lama, tidak mengeluarkan sepatah katapun juga tidak bergerak dari tempatnya. Ia menarik nafasnya dalam dan mengeluarkannya secara perlahan.

“Noona~”  panggilnya lembut

Tiffany membuka matanya dan menatap taeyeon

“Ah..Taeyeon, ada apa?” tanyanya memperbaiki posisinya menjadi duduk sepenuhnya

“Apa aku mengganggumu?”

“Tidak” tiffany tersenyum

“Aku ingin bicara”

“Bicaralah”

“Fany..aku..”

Tok..tok..tok..

Pintu ruangan itu diketuk

“Masuk” perintah tiffany

“Ah..Maaf nona, nona ada tamu” ucap salah satu pelayan tiffany

“Ah..siapa?” ucap tiffany bangkit dari duduknya

“Tuan choi..” ucap pelayan itu dan sosok seorang namja muncul dibalik pelayan itu

+++

Tiffany dan siwon duduk disofa dalam ruangan kerja tiffany, kursi yang disediakan khusus untuk menerima tamu dengan meja yang setinggi sofa tersebut.

“Bagaimana kabarmu?”

“Baik-baik saja oppa.. bagaimana dengan oppa?”

“Aku baik-baik juga”

“Ah..baguslah” tiffany tersenyum

“Fany-ah..” nada bicara siwon berubah serius, ia menatap tiffany dalam dan menggenggam kedua tangannya.

“Ikutlah denganku ke London. Keluarlah dari tempat seperti ini, tempat ini bukan tempat mu tiff. Dilondon, kau bisa mengelola bisnis ku dan aku akan membahagiakanmu. Kau tahu kalau aku sudah lama mencintaimu”

“Tapi oppa..”

“Tidakkah kau tersiksa? Apa kau bahagia dengan keadaan mu sekarang? Kumohon tiff, aku hanya ingin melihat mu bahagia”

“Aku bahagia oppa”

“Cukup tiff! Berhenti bersembunyi dibalik senyuman mu itu! Aku tahu kau tidak bahagia”

“Oppa..”

“Ikutlah denganku.. aku akan menunggumu besok dibandara” ucap siwon bangkit dan mengecup kening tiffany singkat

Disisi lain, taeyeon yang masih dapat mendengar dan melihat adegan dari dalam ruangan itu mengepalkan tangannya kuat dan segera pergi dari tempat itu juga.

+++

“Wah..tidak terasa sudah semester 3 sejak kita kuliah” ucap sooyoung dan merebahkan badannya dikasur taeyeon

“Yah” taeyeon menjawab singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang dibacanya

“Apa kau baik-baik saja?”

“Tentu saja”

“Sejak saat itu..Kau sudah tidak pernah kembali ke bar itu lagi?”

“Begitulah”

“Sudah berapa lama kira-kira?”

“Sekitar 6 bulan mungkin?”

“Ah..lama juga, kudengar beberapa bulan yang lalu, bar itu sudah dijual”

“Benarkah?”

“Yah..menurut informasi yang kudengar, mr.hwang menjualnya dan membuka usaha lain untuk dikelola putrinya”

“Ah..”

“Tae?”

“Hm?”

“Apa kau..merindukannya?”

Deg! Taeyeon merasakan detak jantungnya serasa berhenti, ia menatap bukunya kosong kemudian menatap sekilas sooyoung dan kembali melanjutkan membacanya, mencoba untuk tetap tenang.

“Tidak..”

“kalau begitu..apa kau masih mencintainya?”

“Tidak..”

“Ah..begitu, hari ini tepat hari dimana kau tidak pernah menemuinya lagi kan?!”

“Lalu kenapa?!” taeyeon sedikit emosi

“Kau tidak ingin menemuinya?”

“Kau masih tidak mengerti?! Dia sudah pergi dengan pria lain dan meninggalkanku! Dan jangan pernah mengingatkanku padanya lagi!” taeyeon keluar dari kamarnya dan membanting pintu kamarnya.

“Kenapa dia?” tanya appa taeyeon ketika sooyoung keluar setelah anak bungsunya itu keluar lebih dulu sebelum sooyoung

Sooyoung mengendikkan bahunya tanda tak mengerti “Masalah cinta..haha”

“Ah..Uri taeyeonie sudah besar” ucap omma taeyeon

+++

Taeyeon kembali ke bar yang sudah lama tak ia kunjungi, ia duduk dimeja bar tempat biasanya. Ia meneguk minuman keras itu dengan ganas. Satu gelas demi satu gelas ia habiskan. Satu botol penuh telah dihabiskannya.

“Satu botol lagi!” perintahnya kepada bartender

“Patah hati anak muda?”

Taeyeon meneguk alcohol didepannya dan menjawab “YA!” tanpa melihat sosok yang berbicara kepadanya

“Alkohol tidak dapat menyelesaikan masalah”

“Bukan urusanmu!” jawabnya lagi meneguk minumannya

“Sudah malam, kau tidak ingin pulang?”

Kini taeyeon menatap lawan bicaranya dan mendapati sosok tiffany sedang tersenyum padanya.

“Ini semua karenamu!” taeyeon berteriak dihadapan tiffany, walaupun ia melihat sosok tiffany didepannya tetapi ia yakin gadis yang sekarang didepannya bukanlah tiffany. Karena, tiffany sudah lama pergi jauh meninggalkannya. Ia percaya bahwa ini hanya efek alcohol dan tidak berharap banyak.

“Kenapa?”

“Seharusnya aku yang bertanya kenapa?!” taeyeon terus membentak gadis yang ia sendiri tak yakin tiffany atau bukan

“Memangnya apa salahku?!”

“Kenapa kau meninggalkanku?!”

“Aku tidak pernah meninggalkanmu”

“Bohong!”

“Aku tidak bohong!”

“Kau pergi dengan pria itu! Kau meninggalkanku!”

“Aku tidak pernah pergi! Justru kaulah yang menghilang!”

“Apa?!” taeyeon sudah tidak kuat, ia lelah dan kepalanya terasa semakin berat dan detik berikutnya ia tidak sadarkan diri lagi.

+++

“Ah!” taeyeon memegang kepalanya, rasa sakit dan berat dikepalanya membuat ia sulit bangun

“Aku dimana?” tanyanya pada diri sendiri

“Ah..dikamar” ucapnya dan bangkit dari tempat tidurnya

Ia berjalan keluar dari kamar dan mencari-cari sosok ayah dan ibunya.

“Omma..Appa..” panggil taeyeon menuju dapur

“Oh..Kau sudah bangun?”

“Eh? Soo? Kenapa kau disini? Apa yang terjadi padaku?”

“Kau mabuk dan tak sadarkan diri” jelas sooyoung

“Ah..Eh soo.. kau pasti tidak akan percaya! Semalam di bar aku seperti melihat tiffany! Aku mungkin sudah gila!” ucapnya dan memegang kedua pipinya sedangkan sooyoung hanya tersenyum

“Oh iya..semalam siapa yang mengantarku pulang soo?” tanya taeyeon heran

“Kekasihmu” ucap omma taeyeon yang baru saja bergabung dengan mereka

“Apa?!” tanya taeyeon tak percaya

“Dia gadis yang manis” omma taeyeon tersenyum membayangkan calon menantunya

“Soo..Apa ibuku baik-baik saja?” tanya taeyeon tidak percaya dengan perkataan ibunya

“Hush..Omma bicara yang sejujurnya” omma taeyeon memukul lengan taeyeon

“Siapa dia soo?” tanya taeyeon penasaran, sedangkan yang ditanya hanya tersenyum

“Hey! Aku bertanya padamu!” kesal taeyeon ketika tidak mendapat jawaban dari sooyoung

“Kalau kau mau tahu, temui saja dia. Dia ada diruang tamu bersama appamu”

Tanpa berpikir panjang, taeyeon berjalan cepat keruang tamu diikuti sooyoung dan ommanya. Langkahnya melambat ketika ia mendapati punggung seorang gadis yang tengah berbincang dengan ayahnya.

“Oh..Taeyeon-ah, kau sudah bangun?” tanya appa taeyeon dan sontak membuat gadis yang tadi membelakanginya berbalik menatapnya dan tersenyum kepadanya.

Taeyeon membuka mulutnya tak percaya, matanya tak berkedip menatap sosok didepannya.

“Hey! Apa kau baru mengenal kekasihmu? Kau terlihat seperti baru melihatnya” tanya appa taeyeon

“Aku memang baru melihatnya” ia bergumam

Taeyeon masih tidak percaya dengan pemandangan didepannya. Ia mengusap matanya berkali-kali bahkan mencubit dirinya sendiri.

“Aw”

“Kau tidak apa-apa?” gadis itu bertanya

“Aku pasti sedang bermimpi!” ucapnya dan terus menepuk kedua pipinya

“Kau sadar taeng! Dan dia benar-benar tiffany!” ucap sooyoung menepuk-nepuk bahu taeyeon

“Tidak mungkin!”

“Ini aku..Kim taeyeon” tiffany berjalan mendekatinya dan tersenyum kemudian menyodorkan tangannya kepada taeyeon

“Tiffany hwang”

+++

Taeyeon membawa tiffany ketaman untuk membicarakan semuanya dengan jelas. Keduanya terdiam sesaat sebelum taeyeon yang masih tidak percaya dengan kenyataan ini membuka pembicaraan.

“Jadi..kapan kau kembali?”

Tiffany menatap taeyeon bingung “Bukankah sudah kukatakan? Aku tidak pernah pergi”

“Ah..Benarkah? kapan kau mengatakannya?”

“Semalam”

“Eh? Semalam kan aku mabuk, jadi aku tidak mengingatnya”

“Salahmu sendiri”

“Itu semua juga karenamu”

“Memangnya apa salahku?”

“Kukira kau pergi dengannya dan meninggalkanku” ucap taeyeon tertunduk

“Aku tidak pernah bilang akan pergi padamu”

“Aku mendengarnya”

“Oo..ketahuan, kau menguping”

Taeyeon hanya terdiam dan menundukkan kepalanya

“Oh yaa.. kudengar bar itu sudah dijual oleh ayahmu kan?”

“Yeah” tiffany tersenyum senang

“Jadi, bagaimana kau menjelaskan kejadian tadi malam?” tanya taeyeon menatap tiffany

“Ah..itu..aku hanya pergi melihat-lihat saja, sedikit rindu dengan tempat itu dan kebetulan bertemu denganmu” jelas tiffany menatap kedepan

“Jadi, kau tidak merindukanku?” taeyeon terus menatap tiffany yang berada disampingnya

Tiffany menatap taeyeon yang sudah duluan menatapnya, ia membiarkan kontak mata itu terjadi sebelum akhirnya ia memalingkan wajahnya tanpa menjawab pertanyaan taeyeon.

“Noona~” taeyeon masih tetap menatap tiffany

“Hm?” tiffany menjawab tanpa menatap taeyeon

“Aku mencintaimu~”

Tiffany hanya tersenyum

“Apa itu artinya aku mendapat penolakan?”

“Kenapa berpikir seperti itu?”

“Kau selalu saja tersenyum, aku tidak dapat membedakannya”

Tiffany kembali tersenyum “Coba ulangi lagi” pintanya

Taeyeon mengerucutkan bibirnya, merasa kesal karena dikerjai. Ia berpikir sejenak dan mendapatkan ide untuk mengerjai tiffany juga. Dengan cepat dan singkat, ia mencium pipi tiffany dan berbisik tepat ditelinganya “Aku mencintaimu”

Tiffany tersenyum “Aku mencintaimu”

+++

“Oppa..” tiffany memanggil siwon membuat namja itu menghentikan langkahnya

“Bagaimana kalau aku tidak muncul?”

“Aku akan pergi tanpamu” ucap siwon tersenyum, bagaimanapun juga ia menghargai setiap keputusan tiffany, sejak awal dia sudah tahu bahwa harapannya untuk dapat bersama dengan gadis itu sangat kecil. Dan inilah puncaknya, jika gadis itu menerimanya, ia akan berusaha untuk selalu membahagiakannya, tetapi jika tidak, ia akan menjalani hidup tanpa gadis itu dan melupakannya

“Baguslah kalau begitu, jalani kehidupan yang lebih baik. Aku yakin oppa akan mendapatkan gadis yang lebih baik dariku”

“Jadi, kau sudah putuskan sekarang?”

Tiffany mengangguk

“Jadi, kau tidak akan ikut?”

Tiffany menggelengkan kepalanya pelan dan tersenyum “Aku mencintai orang lain”

+++

THE END

35 thoughts on “A Little Stupid Small Game [Two/Two shot]

  1. annyeong…

    uuulalala~ Happy Ending 😀
    pada akhirnya Taeng bner” jatuh cinta sama ppany 😉

    Jadi dari awal juga ppany ga ikut SiWon dan dia tidak meninggalkan Taeng,justru taeng lah yg menghilang dari ppany gara” salah paham ckckck…

  2. ahhhh sweet lah taeny. wlau awalny miscommunication ya. taeng kira panny pergi tnggalin dy, trnyta ga ya 😀
    sequel bsa kli thor 😀

Leave a comment