Annyeonghaseoooooooooooooo~
V thor kembali!!!!!!!!!
ada yang kangen?! hahaha
first hari ini ulang tahun V thor^^ seneng bangetz dapat kejutan dari temen-temen~
dan yang kedua! V thor bener-bener minta maaf gak bisa sambungin love in toilet neg-Blank bangetz! Joseunghamnida yorobun~
Nah! silahkan menikmati cerita romantis V thor~
PAYPHONE
One Shot
Main Cast : Kim Taeyeon, Tiffany Hwang
Other Cast : Others member (maybe)
Karena..
Pada saat itu hujan turun deras
Karena..
Pada saat itu aku dan dia berada didalamnya
Karena..
Pada saat itu koin milikku jatuh
Dan pada saat itu..
Aku jatuh cinta…
“Wah..Hujan..” gumam seorang gadis yang baru saja keluar dari sebuah café. Ia mengeluarkan ponselnya dari tas yang kelihatannya yah! Sangat mahal itu.
“Sempurna! Hujan dan handphone-ku tidak berfungsi sama sekali dikarenakan baterainya yang habis! Padahal aku harus menghubungi orang rumah! Aigoo!” omelnya terus menerus
Tiba-tiba ia teringat sesuatu dan kembali masuk kedalam café itu.
“Maaf..” ucapnya
“Ya? Ada yang bisa saya bantu nona?” Tanya pelayan café sopan
“Maaf..Bolehkah saya meminjam telepon café ini?” Tanya gadis itu sopan
“Maaf nona..tetapi jaringan telepon disini sedang rusak jadi sedang tidak bisa dipakai”
“Ah..okay..terimakasih” ucapnya dan sedikit membungkuk
Baru berjalan beberapa langkah ia kembali membalikkan badannya
“Tuan..”
“Ya?”
“Handphone? Apa anda memiliki handphone? Bisa pinjamkan saya?” Tanya gadis itu masih berharap memiliki harapan
“Maaf..tidak ada”
“Oh..Baiklah..terimakasih”
“Sama-sama..Nona?” panggil pelayan itu ketika mengingat sesuatu
“Dae?”
“Jika anda benar-benar membutuhkannya, didepan sana, tidak jauh dari sini ada telepon umum. Anda bisa memakainya”
Gadis itu tersenyum “Terimakasih” ucapnya dan berjalan keluar
“Nona?” panggil pelayan itu lagi
“Ya?”
“Diluar sana hujan sangat deras, apa anda memerlukan payung?” Tanya pelayan itu sopan
“Tidak..Terimakasih.. aku pergi dulu” ucapnya dan membungkukkan badannya singkat.
+++
Gadis itu keluar dari café tersebut sambil merutuki semua hal yang menimpa dirinya. Ia menatap langit dan menghela nafasnya. Ia berlari-lari kecil menembus hujan sambil meletakkan tasnya diatas kepala untuk melindungi dirinya dari hujan menuju telepon umum. Begitu sampai, ia langsung membuka pintu telepon umum tersebut dan langsung masuk kedalamnya. Tanpa menunggu, ia merogoh tasnya dan dompetnya, akan tetapi hasilnya nihil! Satu koin pun tidak ditemukannya! Dan ia mulai merutuki semua hal-hal yang terjadi padanya hari ini.
“Aku ini sedang sangat sial sekali!” omelan pertamanya terdengar
“Kalau bukan karena bos bodoh itu! Aku tidak akan berakhir seperti ini! Kenapa harus aku? Kenapa tidak yang lain saja?! Kenapa harus menugaskanku ke tempat seperti ini?! Teknologinya payah! Jaringannya susah! Handphone saja tidak ada! Payah! Hanya ada telepon umum?! What the hell-“ tiba-tiba omelannya terhenti ketika seorang namja yang sedikit lebih tinggi darinya dan imut juga agak sedikit tampan menurutnya..masuk kedalam box telepon umum itu ang awalnya sudah sempit! Sekarang menjadi lebih sempit! Ia baru saja akan memulai omelannya lagi kepada namja itu ketika namja itu bersuara terlebih dahulu.
“Maaf..Diluar hujan deras dan didekat sini tidak ada tempat berlindung selain telepon umum ini”
“Ah..Iya” jawab gadis itu ramah.. didalam hati ia merutuki dirinya sendiri kenapa jawabannya bertolak belakang dengan pikirannya
“Apa kau keberatan? Kalau kau keberatan aku akan keluar”
“Tidak..Tidak apa-apa..Diluar memang hujan sangat deras” gadis itu merutuki dirinya sendiri lagi
Namja itu tersenyum, gadis itu memperhatikannya dari atas sampai bawah. ‘Namja ini..manis juga’ pikirnya. Tetapi sesaat kemudian ia menggeleng-gelengkan kepalanya ‘Apa yang aku pikirkan’ Sesaat ia dapat melupakan kekesalannya tadi.
“Apa kau mau telepon?” Tanya namja itu tiba-tiba
“Ah..Nggak eh iya”
“Haha..kau lucu sekali..Kau mau telepon atau nggak?” Tanya namja itu ramah
“Awalnya iya! Tetapi ketika menyadari kalau aku tidak memiliki koin satu biji pun..maka aku nggak jadi menelepon”
“Ah..Nih..pakai Handphoneku saja” Tawar namja itu sembari menyodorkan handphonenya kepada gadis disebelahnya.
“Jinja?” ucap gadis itu dan menerima handphone yang diberi namja itu
“Ne” namja itu tersenyum
Dengan cepet gadis itu menekan beberapa nomor dan men-dialnya.
“Loh? Kok gak bisa?” ia melihat layar handphone milik namja itu, setelah menyadari sesuatu, raut wajah gadis itu yang awalnya senang berubah masam dan mendung seperti cuaca hari ini.
“Kenapa?” Tanya namja disebelahnya
“Tidak ada sinyal” jawabnya lesu sambil mengembalikan handphone kepada si pemilik
“Jinja? Ah! Jaringan sini memang payah!”
“Iya..” jawab gadis itu lesu
“Tunggu! Sepertinya aku memiliki koin!” ucap namja itu kemudian karena tidak tega melihat raut lesu dari gadis sebelahnya
“Jinja?” gadis itu kembali bersemangat
Namja disebelahnya hanya mengangguk dan mulai merogoh dompetnya dan saku jas juga saku celananya.
“Tidak ada?” Tanya gadis disebelahnya, kembali raut sedih terpancar
Namja itu tidak menjawab, masih terus merogoh sakunya
“Dapat!” jawabnya setelah penuh perjuangan mencari sebuah koin
Gadis itu tersenyum dengan eyesmile. Namja itu mencoba mengoper koin itu dari tangannya ke tangan gadis itu. Sayangnya, karena basah, koin itu meleset dari tangan namja itu dan jatuh dilantai box telepon umum. Namja dan gadis itu mengambil koin itu secara bersamaan, tangan mereka bersentuhan! Mata mereka bertemu! Karena mereka mengambilnya dengan keadaan membungkuk dan dikarenakan box yang memang awalnya sudah sempit itu mengakibatkan hampir tidak ada jarak diantara wajah mereka. Beberapa detik setelahnya, mereka berdua tersadar dan buru-buru mengubah posisi mereka.
“Maaf..Ini koinnya” ucap namja itu penuh kecanggungan
“Terimakasih” ucap gadis itu tidak kalah canggungnya dan segera memasukkan koin itu kedalam lubang telepon umum itu dan menekan beberapa nomor.
Tut..tut..tut..
“Yoboseyo?”
“Jessi? Katakan pada Appa..aku telat pulang.. kalau bisa pulang hari ini, aku pulang. Kalau tidak, mungkin besok. Disini hujan deras sekali. I’m in a payphone box now”
“Okay”
“Baiklah”
“Gomawo”
“Bye~”
Gadis itu memutuskan sambungan teleponnya. Ia kembali berdiri bersebelahan dengan namja tadi dengan posisi menghadap keluar menatapi hujan yang turun dengan deras.
“Adikmu?” Tanya namja disampingnya
“Hm? Bukan..Sepupuku”
“Oh..” “Ngomong-ngomong kita belum kenalan..Aku kim taeyeon” ucap namja itu mengeluarkan tangan kanannya untuk menjabat.
“Tiffany” gadis itu menjabat tangan namja itu
“Nama yang indah sama seperti pemiliknya” gumam kim taeyeon
“Dae?”
“Ani..Aku tidak bilang apa-apa” taeyeon mencoba menyangkal
“Oh..” tiffany hanya menjawab singkat
“Apa kau kedinginan?” Tanya taeyeon seraya melepas jasnya
“Tidak..”
“Pakailah..Hujannya sangat deras” ucap taeyeon seraya memakaikan jasnya untuk gadis disampingnya
“Terimakasih”
“Sama-sama”
Kedua insan itu berdiri tegak menatap lurus kedepan. Keheningan menyelimuti mereka berdua, yang terdengar hanya suara deru hujan dan hembusan nafas berat dari pihak wanita.
“Haahh..sampai kapan hujan ini akan berhenti?! Aku lelah” ucapnya sambil mendongak dari dalam menatap langit.
“Kau bisa istirahat dulu..kalau tempat ini terlalu kecil, aku akan keluar” ucap taeyeon menyarankan dan mengambil langkah untuk keluar tetapi tiffany menahan tangannya
“Tidak apa-apa..diluar hujan deras, kau bisa sakit” ucap tiffany perhatian
“Aku tidak keberatan”
“Gwenchana..aku tidak apa-apa”
“Araso..Apa kau kedinginan?” Tanya taeyeon, entah sejak kapan namja itu mulai menaruh perhatian lebih pada gadis itu
“Aniya..”
Taeyeon mengambil kedua tangan gadis itu dan menggosok-gosokkannya dengan tangannya sendiri dan meniup kedua tangan gadis itu agar hangat. Gadis itu tertegun. Taeyeon sendiri tidak tahu apa yang ia lakukan, mungkin ia sudah kehilangan akal sehatnya. Tetapi, ia benar-benar tidak bisa melihat gadis disampingnya ini kedinginan. Ada secuil perasaan aneh yang tumbuh dihatinya.
“Sudah hangat?” tanyanya sambil menatap gadis itu dengan tangan yang masih memegang tangan milik tiffany
“N..ne” ucap tiffany canggung dan menarik kedua tangannya dari namja dihadapannya
“Ah..Maaf” ucap taeyeon ketika menyadari perbuatannya
Tiffany hanya tertunduk dengan posisi awalnya, berdiri menghadap kedepan. Ia merasa aneh dengan namja disampingnya juga perasaannya mungkin (?) keheningan kembali melanda mereka. Namun setelah beberapa saat keduanya terdiam, hujan diluar terlihat sudah reda. Para penghuni box telepon itupun terlihat senang, tidak! Tidak keduanya! Hanya si gadis yang merasa senang.
“Ah?! Akhirnya reda juga~ aku harus buru-buru pulang ke seoul. Gamsahamnida taeyeon-ssi” ucap gadis itu seraya melepas jas milik namja yang sedari tadi bersamanya
“Kau tinggal diseoul?”
“Ne~” ucapnya seraya keluar dari kotak telepon umum
“Kalau begitu.. Jika lain kali kita berkesempatan bertemu, kembalikan jas ini” ucap namja itu memakaikannya jasnya diatas kepala tiffany dan berlari meninggalkan tiffany
“Taeyeon-ssi…” panggil tiffany sedikit berteriak, berharap taeyeon dapat menjelaskan maksudnya namun hasilnya nihil, bahkan bayangan taeyeon saja sudah tidak dapat ia lihat.
“Apa maksudnya?!” Tanya tiffany bingung pada diri sendiri
Sesaat ia terdiam, akhirnya ia pergi meninggalkan tempat itu. Tak mau ambil pusing dengan ucapan namja itu dan yang ia pikirkan sekarang hanya keluarganya.
+++
One Month Later
#SEOUL
Suasana pagi disebuah keluarga ini sangat indah, hari ini adalah hari minggu dan keluarga hwang sudah berkumpul diruang tamu mereka dan menjalani rutinitas mereka sehari-hari. Memang, hubungan keluarga ini sangat harmonis, semua orang mengidamkan hubungan keluarga yang seperti ini. Walaupun didalam keluarga mereka sudah kehilangan sosok ibu, namun gadis didalam keluarga ini adalah gadis yang sangat kuat yangtelah mengambil peran ibu itu. Ayahnya sangat menyayangi putri satu-satunya itu. Tetapi, putrinya itu sangat sibuk mengurus keluarga sampai lupa dengan dirinya sendiri. Ayahnya bahkan sangat mengkhawatirkan putrinya.
“Fany baby..kapan kau bawa calon mantu daddy kerumah?” ucap ayahnya sambil menyeruput kopi
“Appa! Aku tidak mau memikirkan itu sekarang”
“Honey..kamu sudah besar, kau sudah boleh mencarinya”
“Tak tau tuh eonnie, lagipula mana ada yang mau sama eonnie tuh.. sudah tua, cerewet lagi” ledek Jessica, sepupunya sambil terus menekan remote TV mencari-cari acara TV yang cocok
“Shut up!” ucap tiffany memukul Jessica dengan bantal
“Daddy..semua itu ada saatnya.. kita hanya perlu menunggu” ucap tiffany dengan gaya ibu-ibu ceramah menatap sekilas appanya dan kembali sibuk dengan buku bacaannya
“Fany-ah..Daddy sudah tua..sudah mau menimang cucu”
“Daddy timang saja cucu dari jessi” jawab tiffany cuek
“Direktur Kim..Direktur Kim”
“Enak saja..tunggu tuh cowok nembak gue baru gue nikah” ucap Jessica menunjuk layar TV yang menampilkan gambar seorang pria tampan dan berwibawa sedang dikejar beberapa wartawan untuk dimintai penjelasan
Tiffany dan ayahnya sontak melihat kelayar televisi
“Jangan bermimpi” ucap ayah tiffany
Sedangkan tiffany hanya terdiam dan dengan serius menatap layar televisi
“Direktur Kim.. apa benar anda membuat proyek telepon umum?”
“Kenapa telepon umum?”
“Bisa anda beri kami penjelasan?”
“Direktur kim..Direktur Kim”
“Eonnie..jangan bilang..kau menyukainya?” goda Jessica tetapi jangankan menjawab, melihatnya saja tidak. Tiffany hanya terus terpaku dengan pandangan didepannya.
“Direktur kim” para wartawan itu akhirnya berhenti ketika sang direktur mengambil langkah dan menghadap kedepan mereka
“Aku akan menjawab pertanyaan kalian..silahkan”
“Apa benar anda membuat sebuah telepon umum?”
“Untuk apa?”
“Kenapa diantara banyak proyek besar yang bisa anda ambil , anda memilih telepon umum?”
“Apa gunanya?”
“Dan zaman sekarang ini apalagi dikota besar seperti seoul, kenapa anda memilih telepon umum?”
“Yaa! Benar! Telepon umum itu memang saya yang mendirikan! Dan kenapa? Karena kejadiannya didalam kotak itu. Gunanya? Untuk mempersatukan kedua insan manusia. Tidak percaya? Anda semua bisa mencobanya”
“lalu kenapa letaknya didaerah pantai yang kemungkinan besar akan sering terjadi hujan besar disana?”
“Karena..pada saat itu hujan turun deras”
Para wartawan terlihat bingung dengan jawaban direktur itu yang tersenyum-senyum sambil menerawang, tetapi para wartawan terus bertanya
“Kenapa telepon umum itu harus ada kotaknya? Se-spesial apakah kotak itu?”
“Karena..pada saat itu aku dan dia berada didalamnya”
Para wartawan yang awalnya bingung mulai mengerti sekarang
“Ah?! Dan ku dengar..telepon umum itu didesain sangat khusus. Berwarna pink dan dilantainya sudah disediakan koin? Benarkah itu? Apa maksudnya?”
“Karena..pada saat itu koinku jatuh”
“Lalu? Apa yang terjadi?”
“Dan pada saat itu..aku jatuh cinta” kalimat terakhirnya menutup wawancara singkat tersebut dan kemudian menghilang dengan mobil mewah miliknya
“Nah..sekian liputan langsung kami dari lokasi..jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa telepon umum yang didirikan direktur kim bukanlah telepon umum biasa, telepon umum itu dapat disebut sebagai telepon umum cinta. Karena dibuat ketika ia sedang jatuh cinta. Jadi, bagi pasangan yang sedang ada masalah atau anda yang masih jomblo? Selesaikan masalah anda dikotak telepon itu. Harus dicoba! Jadi promosi yaa?! Hahaha! Dan! Satu lagi! sebelum menghilang dari massa, direktur kim menyampaikan pesan special untuk orang yang special tentunya. Ia berkata “kembalikan jasku..ku tunggu~” Siapakah gadis pujaan direktur kim yang terkenal diseluruh kota SEOUL? Saya choi anna melaporkan..selamat pagi”
“Eh?!” kaget tiffany ketika mendapati ayah dan sepupunya itu melihatnya dengan tatapan aneh
“Waeyo?”
“Mukamu merah eonnie”
“Jinja? Aniya..” jawab tiffany sambil memegang kedua pipinya
“Kau menyukainya?” Tanya appa tiffany
“Aniya..”
“Bohong!”
“Aku tidak bohong!”
“Kalau kau tidak bohong! Kau sudah menjawabku eonnie! Aku sudah memanggilmu lima kali selama siaran itu! Dan kau tidak menjawabnya sama sekali!”
“Ah..Maaf..aku hanya terlalu serius”
“Eonnie..Eonnie..kau tidak pandai berakting..gadis itu kau kan?”
“Bukan..”
“Jangan bohong!”
“Aku tidak bohong!”
“Benarkah? Kalau begitu aku tes”
“Silahkan saja..aku tidak takut”
“Okay..kita lihat saja! Siapa pemilik jas yang kau bawa pulang sebulan yang lalu?” Tanya Jessica menyelidik
Tiffany sedikit kaget dengan pertanyaan Jessica “Milik orang” kemudian ia menjawab cepat
“Namanya?”
“Engg..namanya..namanya..”
“HA?! Ketahuan! Kau berpacaran dengan direktur kim?! Ow-eM-Gi!
“Aniya..”
“Ayoo ngaku! Ketahuan lu!”
“Aku tidak berpacaran dengannya! Aku hanya pernah bertemu dengannya”
“Nah?! Kan ngaku sekarang! Hahahaha!! Finally~ eonnie ku akan menikah! Dengan pria kaya! Dan aku akan menimang cucu! Hahahaha!”
“Jessi! Appa~” rengek tiffany pada ayahnya
“Sudah..sudah jessi! Jangan menggoda eonnie mu terus, inikan urusan pribadinya. Dan kau fany, sebaiknya kau segera mengembalikan jas miliknya. Dia pasti sudah menunggumu” ucap appa tiffany bijaksana
“Ah..Baiklah” jawab tiffany dan segera bangkit menuju lantai dua dimana kamarnya berada
“Daddy! Kita akan menimang cucu! Yes!” girang Jessica mengepalkan kedua tangannya keatas setelah kepergian tiffany
“Benar!”
“Tos!” ucap Jessica dan menyatukan kesepeluh jarinya dengan tangan ayahnya.. sebenarnya pamannya, tetapi karena jessica sudah sangat dekat dengan keluarga tiffany maka ia mengaggap ayah tiffany sudah seperti ayahnya sendiri
“Tos!” balas ayahnya
Disisi lain, tiffany hanya menaiki setengah tangga dan menonton semua adegan dibawah
“Dasar! Anak sama bapak sama saja! Ck!” ucapnya dan kembali menaiki tangga
+++
Seorang gadis berjalan pelan mendekati sebuah kotak telepon umum berwarna pink dengan pakaian T-shirt putih dan celana panjang hitam dilapisi jaket berwarna pink dan membawa tas berwarna senada dengan jaket miliknya juga dilengkapi sepatu berwarna pink, ia mencoba memakai se-simple mungkin. Ia berjalan semakin dekat dan akhirnya memutuskan untuk masuk kedalamnya. Ketika ia berada didalam, ia mengamati isi didalamnya, memegang teleponnya dan sedikit bernostalgia. Saat ia menghadap kedepan, hujan turun sangat deras. Kenangan akan kejadian itu kembali terulang.
“Maaf..Diluar hujan deras dan didekat sini tidak ada tempat berlindung selain telepon umum ini”
“Maaf..Diluar hujan deras dan didekat sini tidak ada tempat berlindung selain telepon umum ini”
Gadis itu sedikit kaget dengan kehadiran seorang namja yang tiba-tiba masuk didalamnya. Gadis itu tersenyum ketika menyadari kejadian itu kembali terulang.
“Ne..tidak apa-apa” ucapnya sambil tersenyum hangat
“Apa kau keberatan? Kalau kau keberatan aku akan keluar”
“Apa kau keberatan? Kalau kau keberatan aku akan keluar”
“Aniya..Aku tidak keberatan” ucapnya lagi
“Apa kau mau telepon?”
“Apa kau mau telepon?”
“Tidak”
“Kau mau telepon atau tidak?”
“Tidak”
“Oh..ku kira kau mau telepon. Jika kau mau telepon, aku akan mengambilkan koinnya untukmu” ucap namja itu sembari menunjuk koin yang berada diatas lantai kotak tersebut
“Tidak perlu”
“Lalu kau mau apa disini?”
“Kau sendiri?”
“Aku..mau mengambil barang milikku~” ucap namja itu mendekati wajahnya dengan wajah gadis itu
“Benarkah? Kebetulan sekali..Aku juga ingin mengembalikan barang seseorang”
“Kebetulan sekali yaa? Kalau begitu..apa kau kedinginan? Kalau kau kedinginan-“
“Tidak..Terimakasih..aku sudah punya dan kau ingin membuatku mengembalikan jasmu lagi?! Tidak untuk kali ini..” ucap gadis itu dan mereka berdua masih berada diposisi yang sama
“Tidak..” ucap namja itu menegakkan badannya dan memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya “Kalau kau kedinginan, kali ini aku akan memelukmu”
“Benarkah? Kalau begitu terimakasih tetapi aku rasa aku sudah cukup hangat. Jadi-“
Dengan cepat namja itu memotong perkataan gadis itu dengan menarik tubuh gadis itu sampai kepelukannya.
“Taeyeon-ssi…” Gadis itu terdiam dan kedua tangannya diletakkan diatas dada bidang namja yang lebih tinggi darinya itu dan Benar! namja itu adalah kim taeyeon. Direktur muda pemilik Kim company yang sangat terkenal diseluruh korea selatan.
“Ne?” ucap namja itu mengeratkan pelukannya
“Aku tidak kedinginan” komentar gadis itu tetapi tetap menikmati tubuh hangat namja yang memeluknya
“Tapi aku kedinginan..sangat kedinginan” ucapnya dan tangan kanannya terurur untuk mengelus kepala gadis yang sekarang berada dipelukannya
Keduanya terdiam, gadis itu perlahan merubah posisi tangannya, memeluk pinggang besar milik namja-NYA mungkin (?)
“Tiffany-ssi..”
“Hm?”
“Maukah kau menjadi koin ku? Dan aku akan senantiasa menjadi telepon umum mu”
“Hm?” gadis itu melepas pelukannya dan menatap bingung namja didepannya.
“Pada saat itu, hujan turun deras disebuah desa, aku bertemu dengan seorang gadis didalam kotak telepon umum. Ia sangat cantik, senyumnya sangat manis. Ketika ia pertama kali tersenyum padaku, ada sedikit getaran aneh dihatiku. Saat jarak kami begitu dekat, jantungku berdetak sangat cepat. Pada saat itu, ku kira aku sudah gila. Tetapi setelah beberapa saat kemudian, hujan berhenti dan kami harus berpisah, aku merasa sangat sedih tetapi kukatakan padanya untuk mengembalikan jas ku jika kami bertemu lagi. Saat itu aku berharap dapat bertemunya di seoul. Tetapi setelah kepulangan ku ke seoul, entah mengapa aku selalu memikirkannya. Aku selalu teringat akan senyum manisnya. Aku melakukan berbagai cara untuk mencari keberadaannya tetapi gadis itu mungkin hanya malaikat yang turun dari surga yang tidak mungkin dengan mudah kutemukan. Hingga pada suatu hari, aku mengingat kejadian itu kembali dan aku memutuskan untuk mendirikan kotak telepon umum itu. Walaupun harapan ku sangat kecil untuk dapat bertemu gadis itu lagi, tetapi aku berharap dengan adanya kotak itu, setidaknya aku bisa selalu mengingat gadis itu. Dan hari ini, takdir ku telah diputuskan oleh Tuhan. Dan aku sangat berterimakasih untuk semua yang telah aku alami sampai hari ini”
Bulir-bulir airmata keluar dari kelopak mata si gadis, ia sangat terharu mendengar pengakuan dari namja didepannya.
“Dan setelah kupikir-pikir lagi” namja itu meneruskan ceritanya “Aku berpikir dengan sangat jernih dan sangat lama..lama sekali bagiku untuk menyadarinya bahwa aku tidak gila tetapi..”
“Aku mencintaimu” ucap namja itu tulus
“Will you marry me?” namja itu berjongkok sambil membuka sebuah kotak berisi cincin berlian yang sangat indah dan elegan
Gadis itu terdiam mematung, ini adalah keputusan yang harus ia pikirkan baik-baik, yang harus ia pikirkan matang-matang karena menyangkut kehidupannya. Akhirnya ia mengambil keputusan. Dengan berat hati dan dengan wajah yang merasa sangat bersalah, ia menjawab pertanyaan namja didepannya.
“Yes..I will” ucapnya sambil tersenyum
Dengan berat hati dan dengan wajah yang merasa sangat bersalah ( karena telah membohongi taeyeon dengan pura-pura nolak)
Senyum terukir diwajah taeyeon, ia senang bukan main. Jika ia memiliki sayap, mungkin sekarang ia sudah terbang jauh sampai langit ke tujuh. Dengan perlahan tapi pasti, ia memasangkan cincin itu dijari manis tiffany. Kemudian ia bangkit dan kembali memeluk tiffany lalu mencium mesra kening tiffany. Pada saat itu.. hujan pun ikut tersenyum.
+++
Ting..Tong
“Jessi..buka pintunya!”
“Iya..Daddy”
Dengan malas Jessica menyeret kakinya untuk membuka pintu
“Siapa?” tanyanya dibalik layar monitor
“OMMOOOO!!” pekiknya ketika mendapati pangeran pujaannya didalam layar monitor
“Nugu?” Tanya daddynya menyusul
“OH MY GOD! Ottokhe?! Ottokhe?! Pangeranku datang?! Aku harus bagaimana?!” tanyanya panik
“Aish..anak ini..buka dulu pintunya”
“Ah..iya” Jessica menekan tombol hijau dilayar monitor
“Annyeonghase…EONNIE?!” pekik Jessica ketika mendapati kakaknya juga berada disana
“Annyeonghaseyo” bungkuk taeyeon sopan
“Ne..Ne..Masuklah” ucap appa tiffany memperilahkan
“EONNIE?!” pekik Jessica lagi ketika melihat tangan kakaknya yang tercinta menyatu dengan namja pujaannya dan apa itu?! Cincin?!
“Wae?” Tanya tiffany datar
“Kau!”
“Waeyo?”
“Kau merebut pangeranku!” bisiknya
“Ah?! Baiklah kalau begitu..kau saja yang menikah..mumpung daddy sudah mau menimang cucu tuh”
“Enak saja!”
“Katanya aku merebut-“
“Tidak! Aku sudah tidak butuh! Dia sudah punya kamu eonnie!” ucap Jessica cemberut
“Hey..Ayolah” hibur tiffany melepaskan tangannya yang digenggan taeyeon
“Jangan mendekatiku!” bentak Jessica “Dan jangan berani melepaskan tanganmu itu!” sambungnya lagi
“Kalau lepas gimana?”
“Aku tidak akan memaafkanmu!”
“Oh..Baiklah” ucap tiffany dan kembali menyatukan tangannya dengan tangan taeyeon
“Ah..Bagus sekali” ucap Jessica sambil tersenyum
“Iya..cincinnya memang bagus” ucap tiffany
“Bukan cincinnya yang kulihat!”
“Lalu apa?”
“Tentu saja tangan kalian eonnie! Eonnie makin lama makin bodoh yaa?!”
“YA!”
“Ahahahaha”
“Sudah..sudah..jangan ribut.. ayo duduk dulu” ucap ayah mereka, seperti biasa menjadi penengah ketika mereka mulai ribut
“Ada keperluan apa datang kesini?” ucap ayah tiffany langsung pada inti pembicaraan ketika mereka semua sudah duduk
“Begini paman..saya ingin melamar anak paman” ucap taeyeon langsung
“Apa kau yakin? Apa kau dapat berjanji akan selalu menjaganya, melindunginya dan mencintainya juga memberikannya kebahagiaan seumur hidupnya?”
“Saya janji” ucap taeyeon yakin
“Baiklah..saya merestui hubungan kalian”
Pok..Pok..Pok..
“Ah?! Eonnieku yang tercinta akan menikah” ucap Jessica beraegyo dan memeluk tiffany
“Eonnie akan sering menghubungimu”
“Kau janji yaa?!” ucap Jessica meneteskan air matanya
“Hey..don’t cry baby”
“I’m gonna miss you so badly” ucap Jessica mengeratkan pelukannya
“I will miss you too”
“Ah?!” ucap tiffany tiba-tiba seperti menyadari sesuatu dan melepas pelukan mereka
“Waeyo?” Tanya Jessica bingung
“Kau tau? Telepon umum cinta itu benar-benar ada. Kau pergi coba sana!” ucap tiffany mengacak-acak rambut sepupu kesayangannya
“Tidak! Aku tidak percaya begituan! Toh! Pangeranku sudah kau ambil! Wekk” ejek Jessica
“Dasar nakal! Kau mau jadi perawan tua?! Daddy sudah mau timang cucu..ingat itu” ucap tiffany mencubit hidung Jessica
“Aw! Daddy~” rengek Jessica
“Sudah..kau coba saja Jessie.. mana tahu dapat yang cocok”
“Tuh kan appa setuju..hahaha..calon suamiku ini orang hebat loh” canda tiffany
“Appa! Dasar! Anak sama bapak sama saja!”
“Hahahaha” mereka semua tertawa
Dan hari itu..diakhiri dengan kebahagiaan..
+++
Seorang gadis berambut panjang kecoklatan mendekati kotak telepon berwarna pink, dengan perasaan ragu, ia masuk kedalamnya. Ia melihat keluar, pemandangannya sangat indah, cuacanya sangat cerah. Tiba-tiba seorang namja tampan dan tinggi masuk kedalam kotak itu.
“Joseunghamnida..Mau telepon?”
“Aniya..Kau sendiri?”
“Aku tidak ingin telepon..hanya coba-coba saja karena terus didesak oleh temanku”
“Ah?! Coba-coba apa? dan siapa temanmu itu?”
“Katanya ini kotak telepon cinta..Kim Taeyeon”
“Ah?! Kim taeyeon”
“Awalnya aku tidak percaya..mana ada kotak bisa mempersatukan kedua insan?! Mitos seperti apa itu?!”
“Yaa benar..aku juga tidak percaya”
“Tapi..sekarang aku percaya”
“Benarkah? Kenapa?”
“Karena sekarang aku bertemu dengan gadis didalamnya. Sekarang aku tahu kenapa ini disebut dengan telepon cinta”
“Benarkah? Haha”
“Ne..telepon umum cinta”
“Payphone Love box?”
“Ne..Payphone Love box..haha”
“Aku kwon Yuri”
“Jessica jung”
The End
Nah?! Sampai Jumpa dilain waktu~
Maaf V thor agak sibuk karena kerja sampingan~
Bye Readers tercinta~
Hwaiting!!